A. Hikmah dan Manfaat Bertauhid
Orang yang bertauhid akan memiliki hikmah yang besar, antara lain:
1. Tauhid yang kuat akan menumbuhkan sikap kesungguhan, pengharapan dan optimisme di dalam hidup ini. Sebab orang yang bertauhid meyakini bahwa kehidupan dunia adalah ladang akhirat.
2. Orang yang bertauhid jika suatu saat dikaruniai harta, maka ia akan bersyukur dan menggunakan hartanya itu di jalan Allah Swt. Sebab ia yakin bahwa harta dan segala yang ada adalah milik Allah Swt.
3. Dengan bertauhid akan mendidik akal manusia supaya berpandangan luas dan mau mengadakan penelitian tentang alam. Al-Qur’an telah memerintahkan kepada kita supaya memperhatikan penciptaan langit, bumi, dan segala isinya.
4. Orang yang bertauhid akan merendahkan diri dan tidak tertipu oleh hawa nafsu yang ada pada dirinya. Misalnya, jika ia akan tertipu hawa nafsu, maka dia segera mengingat bahwa Allah Swt Maha Kaya.
5. Dengan mentauhidkan Allah Swt, kita akan menjauhkan diri dari anganangan yang kosong. Semua amal perbuatan manusia akan dihisab dan dibalas oleh Allah Swt.
6. Dengan bertauhid yang benar, kita akan diliputi ketenangan dan pengharapan. Ia akan merasa tenang setelah mengetahui bahwa Allah Swt dekat, mengabulkan permohonan, menerima taubat dan menolong orang-orang teraniaya.
7. Orang yang menjaga tauhidnya akan menjamin seseorang akan masuk surga, tempat yang penuh dengan kenikmatam
B. Bahaya Tidak Bertauhid
Keimanan yang kuat akan memberikan hikmah dan manfaat yang besar. Sebaliknya, sikap tidak bertauhid akan mendatang hal-hal negatif, diantaranya:
1. Orang yang tidak bertauhid tidak akan mempunyai rasa optimisme dan pengharapan dalam hidup, karena tidak ada dalam benaknya keyakinan akan adanya kehidupan setelah mati.
2. Orang yang tidak bertauhid akan berpandangan sempit. Tidak ada dorongan di dalam hatinya untuk melakukan penelitian dan renungan tentang rahasia di balik kekuasaan Allah Swt. Karena ia tidak percaya terhadap Allah Swt. Penghidupannya akan menjadi sempit, seperti firman Allah Swt. dalam QS. Taha [20] : 124
waman a'radha 'an dzikrii fa-inna lahu ma'iisyatan dhankaa wanahsyuruhu yawma lqiyaamati a'maa
"Dan Barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam Keadaan buta”. (QS. Taahaa [20] : 124)
3. Orang yang tidak bertauhid akan mudah tertipu oleh hal-hal yang bersifat keduniawian. Prinsip hidup orang seperti ini yang penting senang, tidak peduli apakah hal itu benar atau salah.
4. Orang yang tidak bertauhid akan tertutup hatinya. Jiwanya mengalami disfungsi. Pesan-pesan Allah Swt tidak akan mampu tertangkap meskipun Allah Swt begitu dekat.
khatama laahu 'alaa quluubihim wa'alaa sam'ihim wa'alaa abshaarihim ghisyaawatun walahum 'adzaabun 'azhiim
Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka dan penglihatan mereka ditutup dan bagi mereka siksa yang Amat berat. (QS. al-Baqarah [2] : 7)
5. Orang yang tidak bertauhid akan selalu diliputi dengan kegelisahan dan kegersangan jiwa. Meskipun tampaknya senang, itu hanyalah tipuan setan dan sifatnya hanyalah sementara.
qaala waman kafara faumatti'uhu qaliilan tsumma adtharruhu ilaa 'adzaabi nnaari wabi'sa lmashiir
''Dan kepada orang yang kafirpun aku beri kesenangan sementara, kemudian aku paksa ia menjalani siksa neraka dan Itulah seburuk buruk tempat kembali''.(QS. al-Baqarah [2] : 126)
6. Orang yang tidak bertauhid akan masuk neraka, karena ia akan terjebak pada praktik kemusyrikan dan kemusyrikan adalah dosa yang tidak akan diampuni.
inna laaha laa yaghfiru an yusyraka bihi wayaghfiru maa duuna dzaalika liman yasyaau waman yusyrik bilaahi faqad dhalla dhalaalan ba'iidaa
"Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, Maka Sesungguhnya ia telah tersesat sejauhjauhnya." (Q.S. An Nisa’ [4] : 116)
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang hikmah dan manfaat bertauhid serta bahaya tidak bertauhid. Sumber buku Akidah Akhlak X MA Kementerian Agama Republik Indonesia, 2014. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.
Orang yang bertauhid akan memiliki hikmah yang besar, antara lain:
1. Tauhid yang kuat akan menumbuhkan sikap kesungguhan, pengharapan dan optimisme di dalam hidup ini. Sebab orang yang bertauhid meyakini bahwa kehidupan dunia adalah ladang akhirat.
2. Orang yang bertauhid jika suatu saat dikaruniai harta, maka ia akan bersyukur dan menggunakan hartanya itu di jalan Allah Swt. Sebab ia yakin bahwa harta dan segala yang ada adalah milik Allah Swt.
3. Dengan bertauhid akan mendidik akal manusia supaya berpandangan luas dan mau mengadakan penelitian tentang alam. Al-Qur’an telah memerintahkan kepada kita supaya memperhatikan penciptaan langit, bumi, dan segala isinya.
4. Orang yang bertauhid akan merendahkan diri dan tidak tertipu oleh hawa nafsu yang ada pada dirinya. Misalnya, jika ia akan tertipu hawa nafsu, maka dia segera mengingat bahwa Allah Swt Maha Kaya.
5. Dengan mentauhidkan Allah Swt, kita akan menjauhkan diri dari anganangan yang kosong. Semua amal perbuatan manusia akan dihisab dan dibalas oleh Allah Swt.
6. Dengan bertauhid yang benar, kita akan diliputi ketenangan dan pengharapan. Ia akan merasa tenang setelah mengetahui bahwa Allah Swt dekat, mengabulkan permohonan, menerima taubat dan menolong orang-orang teraniaya.
7. Orang yang menjaga tauhidnya akan menjamin seseorang akan masuk surga, tempat yang penuh dengan kenikmatam
B. Bahaya Tidak Bertauhid
Keimanan yang kuat akan memberikan hikmah dan manfaat yang besar. Sebaliknya, sikap tidak bertauhid akan mendatang hal-hal negatif, diantaranya:
1. Orang yang tidak bertauhid tidak akan mempunyai rasa optimisme dan pengharapan dalam hidup, karena tidak ada dalam benaknya keyakinan akan adanya kehidupan setelah mati.
2. Orang yang tidak bertauhid akan berpandangan sempit. Tidak ada dorongan di dalam hatinya untuk melakukan penelitian dan renungan tentang rahasia di balik kekuasaan Allah Swt. Karena ia tidak percaya terhadap Allah Swt. Penghidupannya akan menjadi sempit, seperti firman Allah Swt. dalam QS. Taha [20] : 124
وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِى فَإِنَّ لَهُۥ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُۥ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ أَعْمَىٰ
waman a'radha 'an dzikrii fa-inna lahu ma'iisyatan dhankaa wanahsyuruhu yawma lqiyaamati a'maa
"Dan Barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam Keadaan buta”. (QS. Taahaa [20] : 124)
3. Orang yang tidak bertauhid akan mudah tertipu oleh hal-hal yang bersifat keduniawian. Prinsip hidup orang seperti ini yang penting senang, tidak peduli apakah hal itu benar atau salah.
4. Orang yang tidak bertauhid akan tertutup hatinya. Jiwanya mengalami disfungsi. Pesan-pesan Allah Swt tidak akan mampu tertangkap meskipun Allah Swt begitu dekat.
خَتَمَ ٱللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ وَعَلَىٰ سَمْعِهِمْ ۖ وَعَلَىٰٓ أَبْصَٰرِهِمْ غِشَٰوَةٌ ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ
khatama laahu 'alaa quluubihim wa'alaa sam'ihim wa'alaa abshaarihim ghisyaawatun walahum 'adzaabun 'azhiim
Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka dan penglihatan mereka ditutup dan bagi mereka siksa yang Amat berat. (QS. al-Baqarah [2] : 7)
5. Orang yang tidak bertauhid akan selalu diliputi dengan kegelisahan dan kegersangan jiwa. Meskipun tampaknya senang, itu hanyalah tipuan setan dan sifatnya hanyalah sementara.
قَالَ وَمَنْ كَفَرَ فَأُمَتِّعُهُ قَلِيلًا ثُمَّ أَضْطَرُّهُ إِلَىٰ عَذَابِ النَّارِ ۖ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ
qaala waman kafara faumatti'uhu qaliilan tsumma adtharruhu ilaa 'adzaabi nnaari wabi'sa lmashiir
''Dan kepada orang yang kafirpun aku beri kesenangan sementara, kemudian aku paksa ia menjalani siksa neraka dan Itulah seburuk buruk tempat kembali''.(QS. al-Baqarah [2] : 126)
6. Orang yang tidak bertauhid akan masuk neraka, karena ia akan terjebak pada praktik kemusyrikan dan kemusyrikan adalah dosa yang tidak akan diampuni.
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِۦ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَآءُ ۚ وَمَن يُشْرِكْ بِٱللَّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَٰلًۢا بَعِيدًا
inna laaha laa yaghfiru an yusyraka bihi wayaghfiru maa duuna dzaalika liman yasyaau waman yusyrik bilaahi faqad dhalla dhalaalan ba'iidaa
"Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, Maka Sesungguhnya ia telah tersesat sejauhjauhnya." (Q.S. An Nisa’ [4] : 116)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.