A. Faktor Penyebab Munculnya Pemberontakan Masa Abbasiyah
Hancurnya Bani Abbasiyah diawali dari beberapa titik perkembangan, perebutan kekuasaan dalam istana terutama pada khalifah ke-10 dan seterusnya. Perang salib tahun 1095 -1289 M. yang berlangsung selama 2 abad, penyerangan tentara Mongol yang dipimpin oleh Jengis khan dilanjutkan oleh cucunya Hulagu khan yang penyerangannya terjad tahun 1258 M, dan berdirinya krajaan Tuki Usmani Di hampir semua bekas wilayah Abbasiyah yang telah lepas dari Bagdad sebagai pusat Bani Abbasiyah
Pemberontakan terjadi hampir di setiap pemerintahan termasuk pada masa pemerintahan Abbasiyah. Gambaran terjadinya pemberontakan masa Abbasiyah dapat disimpulkan dalam beberapa point berikut;
a. Perebutan kekuasaan
b. Balas dendam
c. Praktek perilaku amoral dari khalifah dan pembesar istana
d. Sistem peralihan kekusaan monarchi
e. Ketidakpuasan masyarakat terhadap pelayanan pemerintah
Perebutan kekuasaan dalam masa pemerintahan Abbasiyah terjadi sejak dua putra Harun al-Rasyid ditetapkan sebagai khalifah penggnti bapaknya. Apakah putra mahkota al-Amin atau adiknya al-Makmum pada satu tahun berjalan. Dalam masyarakat Islam Abbasiyah terjadi saling menjagokan masingmasing calon. Di satu pihak ada yang menjagokan al-Amin, di pihak yang lain ada juga yang menjagokan al- Makmum sebagai khalifah.
Kondisi ini terjadi sampai satu tahun berjalan baru pemerintah dapat memutuskan al-Amin menjadi khalifah ke-6, selanjutnya al-Makmum menjadi khalifah ke-7 setelah al-Amin. Dalam sejarah perkembangan Bani Abbasiyah disebutkan sebagai awal perebutan kekuasaan di Bani Abbasiyah
B. Faktor Penyebab Runtuhnya Bani Abbasiyah
Faktor Kehancurnya Abasyah disebabkan oleh dua faktor besar, yaitu faktor internal dan eksternal;
a. Faktor Internal
Perebutan kekuasaan berkepanjangan dalam istana Abbasiyah menimbulkan respon buruk dari masyarakat. Ditambah dengan perilaku amoral yang ditunjukkan oleh para khalifah dan pembesar istana mulai dari khalifah 10 dan seterusnya. Perebutan kekuasaan bagi sebuah kerajaan yang memakai pola pengangkatan kepemimpinan,“monarchi oriented” Adalah sebuah kenistaan, karena putra mahkota yang lebih dari satu tidak akan pernah memberi ruang bagi sesama kandidat. Dan hal itu terjadi hampir di semuah kerajaan Islam mulai dari Umayyah I, Abbasiyah, Umayyah II Andalusia, Turki Usmani, Persia danMughal India.
Praktek-praktek amoral yang dilakukan oleh khalifah adalah setiap akhir tahun berjalan, dengan mengadakan acara-acara seremonial di istana untuk menghibur khalifah dan para pembesar istana dengan alasan refresing. Yang terjadi adalah mendatangkan para wanita-wanita penghibur dan membeli berbagai macam minuman keras dengan berbagai merek dari negara-negara barat. Tujunnya adalah unuk menghibur para khalifah dan pembesar yang bekerja setahun penuh. Pertanyaannya adalah apakah tidak ada cara lain untuk menghibur khalifah dan para pembesar selain yang amoral tersebut?.
Kenyataan dalam sejarah bahwa, acara-acara tesebut yang diprakktekan secara rutin oleh para pembesar istana. Akibatnya adalah bisa dibayangankan bahwa masyarakat benci kepada para khalifah dan pembesar. Kebencian terhadap pemerintahan Abbasiyah itu merata hampir di semuah wilayah Abbasiyah, puncak ketidaksenangan mansyarakat itu adalah banyak wilayah yang lepas dan minta merdeka dari pusat pemerintahan Abbasiyah.
Dalam sejarah Islam kondisi ini disebut masa disintegrasi. Kondisi ini puncaknya terjadi pada abad ke X M, sehingga ketika terjadi Perang Salib pertama abad ke X umat Islam tidak dapat menahan serangan pasukan Salib dan kalah dalam perang.
b. Faktor Eksternal
505 tahun perjalaan Bani Abbasiyah memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan peradaban dunia, terutama pada periode klasik atau abad pertengahan. Tumbuh pesatnya ilmu pengetahuan pada abad pertengahan tersebut menyebabkan umat Islam lengah dan selanjutnya menjadi hancur. Ada beberapa proses yang menyebabkan umat Islam menjadi lemah dan kemudian hancur dari luar;
1. Wilayah Abbasiyah yang terlalu luas
Luasnya wilayah Abbasiyah menyebabkan banyak wilayah yang secara geografis jauh dari pusat pemerintahan Bagdad tidak dipantau dan dibina secara intensif oleh pemerintah Abbasiyah. Luasnya wilayah juga menyebabkan pemerintah tidak adil dalam memberikan hak wilayah bagian dari baitul maal untuk pembangunan infrastruktur berupa bangunan fisik, seperti irigasi, jalan raya, jembatan penghubung kota dan sarana pendidikan. Sementara kewajiban wilayah-wilayah bagian harus disampaikan secara rutin ke baitul maal (kas negara). Akibatnya banyak wilayah bagian yang lepas dan minta merdeka dari Abbasiyah, seperi Touland dan Fatimiyah di Mesir, Sabaktakim di wilayah Persia, Idrisi dan Thohiriyah di Maroko. Masa ini disebut masa disintegrasi Abbasiyah.
2. Perang Salib
Perang salib berlangsung selama kurang lebih 200 tahun (1096- 1287M). Perang salib berlangsung di wilayah yang merupakan pusat-pusat perkembangan Islam, di mana banyak fasilitas pendidikan dan fasilitas umum yang rusak, seperti sekolah, masjid, istana dan lembaga-lembaga pemerintah atau umum yang rusak. Selain itu banyak masyarakat yang ikut korban akibat dari perang yang berlangsung selama kurang lebih 200 tahun, baik itu dari pihak nasrani maupun dari pihak Islam.
3. Serangan Tentara Mongol
Penyerangan Mongol dilakukan mulai tahun 1220M oleh penguasa Timur Leng, Jengis Khan. Penyerangan di mulai dari dua pusat peradaban Abbasiyah di wilayah Tranxiaonia, Bukhara dan Samarkan. Selanjutnya penyerangannya dilanjutkan ke daerah Abbasiyah lainnya, Tajekistan, Turkistan, Armenia daerah sampai ke Anatonia. Terakhir tahun 1258 M penyerangan diarahkan ke pusat kekuasaan Abbasiyah; mulai dari Syiria, Kufah, Jaffa, Hira, Anhar, Damaskus dan kota Baghdad sebagai pusat kekuasaan Abbasiyah tahun 1258M dengan cara kota Baghdad dibakar dan dibumihanguskan.
4. Berdiri Turki Usmani
Berdiri kerajaan Turki Usmani tahun 1292M dengan membawa misi untuk menyelamatkan wilayah-wilayah Abbasiyah yang telah dihancurkan pasukan Mongol ternyata dalam kenyataannya justru ikut memperparah kehancuran Abbasiyah di wilayah-wilayah Abbasiyah yang berdekatan dengan berdirinya Turki Usmani yaitu justru terjadi perang terbuka yang menyebabkan tambah parah kekuasaan Abbasiyah.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang faktor penyebab munculnya pemberontakan dan faktor penyebab runtuhnya dinasti bani Abbasiyah. Sumber buku Siswa SKI Kelas XI MA Kementerian Agama Republik Indonesia, 2015. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.
Hancurnya Bani Abbasiyah diawali dari beberapa titik perkembangan, perebutan kekuasaan dalam istana terutama pada khalifah ke-10 dan seterusnya. Perang salib tahun 1095 -1289 M. yang berlangsung selama 2 abad, penyerangan tentara Mongol yang dipimpin oleh Jengis khan dilanjutkan oleh cucunya Hulagu khan yang penyerangannya terjad tahun 1258 M, dan berdirinya krajaan Tuki Usmani Di hampir semua bekas wilayah Abbasiyah yang telah lepas dari Bagdad sebagai pusat Bani Abbasiyah
Pemberontakan terjadi hampir di setiap pemerintahan termasuk pada masa pemerintahan Abbasiyah. Gambaran terjadinya pemberontakan masa Abbasiyah dapat disimpulkan dalam beberapa point berikut;
a. Perebutan kekuasaan
b. Balas dendam
c. Praktek perilaku amoral dari khalifah dan pembesar istana
d. Sistem peralihan kekusaan monarchi
e. Ketidakpuasan masyarakat terhadap pelayanan pemerintah
Perebutan kekuasaan dalam masa pemerintahan Abbasiyah terjadi sejak dua putra Harun al-Rasyid ditetapkan sebagai khalifah penggnti bapaknya. Apakah putra mahkota al-Amin atau adiknya al-Makmum pada satu tahun berjalan. Dalam masyarakat Islam Abbasiyah terjadi saling menjagokan masingmasing calon. Di satu pihak ada yang menjagokan al-Amin, di pihak yang lain ada juga yang menjagokan al- Makmum sebagai khalifah.
Kondisi ini terjadi sampai satu tahun berjalan baru pemerintah dapat memutuskan al-Amin menjadi khalifah ke-6, selanjutnya al-Makmum menjadi khalifah ke-7 setelah al-Amin. Dalam sejarah perkembangan Bani Abbasiyah disebutkan sebagai awal perebutan kekuasaan di Bani Abbasiyah
B. Faktor Penyebab Runtuhnya Bani Abbasiyah
Faktor Kehancurnya Abasyah disebabkan oleh dua faktor besar, yaitu faktor internal dan eksternal;
a. Faktor Internal
Perebutan kekuasaan berkepanjangan dalam istana Abbasiyah menimbulkan respon buruk dari masyarakat. Ditambah dengan perilaku amoral yang ditunjukkan oleh para khalifah dan pembesar istana mulai dari khalifah 10 dan seterusnya. Perebutan kekuasaan bagi sebuah kerajaan yang memakai pola pengangkatan kepemimpinan,“monarchi oriented” Adalah sebuah kenistaan, karena putra mahkota yang lebih dari satu tidak akan pernah memberi ruang bagi sesama kandidat. Dan hal itu terjadi hampir di semuah kerajaan Islam mulai dari Umayyah I, Abbasiyah, Umayyah II Andalusia, Turki Usmani, Persia danMughal India.
Praktek-praktek amoral yang dilakukan oleh khalifah adalah setiap akhir tahun berjalan, dengan mengadakan acara-acara seremonial di istana untuk menghibur khalifah dan para pembesar istana dengan alasan refresing. Yang terjadi adalah mendatangkan para wanita-wanita penghibur dan membeli berbagai macam minuman keras dengan berbagai merek dari negara-negara barat. Tujunnya adalah unuk menghibur para khalifah dan pembesar yang bekerja setahun penuh. Pertanyaannya adalah apakah tidak ada cara lain untuk menghibur khalifah dan para pembesar selain yang amoral tersebut?.
Kenyataan dalam sejarah bahwa, acara-acara tesebut yang diprakktekan secara rutin oleh para pembesar istana. Akibatnya adalah bisa dibayangankan bahwa masyarakat benci kepada para khalifah dan pembesar. Kebencian terhadap pemerintahan Abbasiyah itu merata hampir di semuah wilayah Abbasiyah, puncak ketidaksenangan mansyarakat itu adalah banyak wilayah yang lepas dan minta merdeka dari pusat pemerintahan Abbasiyah.
Dalam sejarah Islam kondisi ini disebut masa disintegrasi. Kondisi ini puncaknya terjadi pada abad ke X M, sehingga ketika terjadi Perang Salib pertama abad ke X umat Islam tidak dapat menahan serangan pasukan Salib dan kalah dalam perang.
b. Faktor Eksternal
505 tahun perjalaan Bani Abbasiyah memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan peradaban dunia, terutama pada periode klasik atau abad pertengahan. Tumbuh pesatnya ilmu pengetahuan pada abad pertengahan tersebut menyebabkan umat Islam lengah dan selanjutnya menjadi hancur. Ada beberapa proses yang menyebabkan umat Islam menjadi lemah dan kemudian hancur dari luar;
1. Wilayah Abbasiyah yang terlalu luas
Luasnya wilayah Abbasiyah menyebabkan banyak wilayah yang secara geografis jauh dari pusat pemerintahan Bagdad tidak dipantau dan dibina secara intensif oleh pemerintah Abbasiyah. Luasnya wilayah juga menyebabkan pemerintah tidak adil dalam memberikan hak wilayah bagian dari baitul maal untuk pembangunan infrastruktur berupa bangunan fisik, seperti irigasi, jalan raya, jembatan penghubung kota dan sarana pendidikan. Sementara kewajiban wilayah-wilayah bagian harus disampaikan secara rutin ke baitul maal (kas negara). Akibatnya banyak wilayah bagian yang lepas dan minta merdeka dari Abbasiyah, seperi Touland dan Fatimiyah di Mesir, Sabaktakim di wilayah Persia, Idrisi dan Thohiriyah di Maroko. Masa ini disebut masa disintegrasi Abbasiyah.
2. Perang Salib
Perang salib berlangsung selama kurang lebih 200 tahun (1096- 1287M). Perang salib berlangsung di wilayah yang merupakan pusat-pusat perkembangan Islam, di mana banyak fasilitas pendidikan dan fasilitas umum yang rusak, seperti sekolah, masjid, istana dan lembaga-lembaga pemerintah atau umum yang rusak. Selain itu banyak masyarakat yang ikut korban akibat dari perang yang berlangsung selama kurang lebih 200 tahun, baik itu dari pihak nasrani maupun dari pihak Islam.
3. Serangan Tentara Mongol
Penyerangan Mongol dilakukan mulai tahun 1220M oleh penguasa Timur Leng, Jengis Khan. Penyerangan di mulai dari dua pusat peradaban Abbasiyah di wilayah Tranxiaonia, Bukhara dan Samarkan. Selanjutnya penyerangannya dilanjutkan ke daerah Abbasiyah lainnya, Tajekistan, Turkistan, Armenia daerah sampai ke Anatonia. Terakhir tahun 1258 M penyerangan diarahkan ke pusat kekuasaan Abbasiyah; mulai dari Syiria, Kufah, Jaffa, Hira, Anhar, Damaskus dan kota Baghdad sebagai pusat kekuasaan Abbasiyah tahun 1258M dengan cara kota Baghdad dibakar dan dibumihanguskan.
4. Berdiri Turki Usmani
Berdiri kerajaan Turki Usmani tahun 1292M dengan membawa misi untuk menyelamatkan wilayah-wilayah Abbasiyah yang telah dihancurkan pasukan Mongol ternyata dalam kenyataannya justru ikut memperparah kehancuran Abbasiyah di wilayah-wilayah Abbasiyah yang berdekatan dengan berdirinya Turki Usmani yaitu justru terjadi perang terbuka yang menyebabkan tambah parah kekuasaan Abbasiyah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.