a. Keyakinan bahwa Segala Sesuatu itu Milik Allah Swt
Ketika seeorang telah merasa bahwa segala sesuatu milik Allah Swt maka ia tidak merasa memiliki terhadap benda andai kata ia diberi keleluasaan rizki oleh Allah Swt maka hatinya akan terdorong untuk bersedakah. Sebagaimana firman Allah Swt Q.S Ali Imran : 109
وَلِلَّهِ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۚ وَإِلَى ٱللَّهِ تُرْجَعُ ٱلْأُمُورُ
walillaahi maa fii ssamaawaati wamaa fii l-ardhi wa-ilaa laahi turja'u l-umuur
“Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan di bumi; dan kepada Allahlah dikembalikan segala urusan.” (Q.S Ali Imran : 109)
b. Banyak Bersyukur atas Nikmat yang Allah Swt Berikan
Konsekwensinya jika seorang menyukuri nikmat Allah Swt. Maka Dia memberi tambahan yang lebih baik. Namun apabila mengingkarinya maka ingtlah sesungunya azab-Nya sangat pedih. Karena sesungguhnya kebersyukuran manusia hakikatnya untuk dirinya sendiri. Sebagaimana firman Allah Swt Q.S An Naml :
وَمَن شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِۦ ۖ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّى غَنِىٌّ كَرِيمٌ
“Barangsiapa yang bersyukur Maka Sesungguhnya Dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan Barangsiapa yang ingkar, Maka Sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia.” (Q.S An Naml : 40)
Rasulullah Saw Bersabda
Dari Abu Hurairah dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, “Harta itu tidak menjadi berkurang karena disedeqahkan, dan Allah tidak menambah bagi orang yang suka memaaϔkan melainkan kemulyaan, dan tiada seorang merendahkan diri karena Allahmelainkan Allah akan meninggikan derajatnya”. (HR. Muslim)
c. Gemar Melakukan Kegiatan Sosial dengan Infak dan Sedekah
Kegemaran mengikuti kegiatan yang dinilai agama sebagai kebaikan akan memberi motifasi tersendiri untuk melaksakan anjuran agama seperti infak dan sedekah sehingga tumbuh keyakinan bahwa infak dan sedekah bernilai positif baik pada sisi jasmani dan rohani sekaligus menampik anggapan bahwa infak dan sedekah akan menjadikan manusia miskin. Sebagaimana firman Allah Swt Q.S Al Baqarah: 261
مَّثَلُ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَٰلَهُمْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِى كُلِّ سُنۢبُلَةٍ مِّا۟ئَةُ حَبَّةٍ ۗ وَٱللَّهُ يُضَٰعِفُ لِمَن يَشَآءُ ۗ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ
matsalu ladziina yunfiquuna amwaalahum fii sabiili laahi kamatsali habbatin anbatat sab'a sanaabila fii kulli sunbulatin mi-atu habbatin walaahu yudaa'ifu liman yasyaau walaahu waasi'un 'aliim
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menaϔkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui.” (Q.S Al Baqarah: 261)
Rasulullah Saw Bersabda,
Dari ‘Adiy bin Hatim ra, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Jagalah dirimu dari api neraka walau dengan sedeqah separuh biji kurma”. (HR.Bukhari)
d. Memohon Perlindungan dari Allah dari Sifat Bakhil/Kikir
Ada sebuah do’a sederhana yang jaami’ (singkat dan syarat makna) yang sudah sepatutnya kita menghafalkannya karena amat bermanfaat. Do’a ini berisi permintaan agar kita terhindar dari penyakit hati yaitu pelit lagi tamak yang merupakan penyakit yang amat berbahaya.
“Ya Allah, hilangkanlah dariku sifat pelit (lagi tamak), dan jadikanlah aku orang yang beruntung”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.