Hadis dilihat dari sandarannya ada dua; pertama disandarkan pada Nabi sendiri disebut Hadis Nabawi, kedua disandarkan kepada Allah Swt yang disebut Hadis Qudsi. Hadis Qudsi perlu dimunculkan karena ternyata banyak mahasiswa yang belum mengerti statusnya. Pada umumnya mereka terjebak nama Qudsi itu sendiri yang diartikan suci kemudian mereka menduga bahwa semua Hadis Qudsî Shahih. Mari kita kaji pengertiannya terlebih dahulu.
Hadis Qudsî disebut juga Hadis Ilâhî dan Hadis Rabbânî. Dinamakan Qudsi (suci), Ilâhî (Tuhan), dan Rabbânî (ketuhanan) karena ia bersumber dari Allah yang maha Suci dan dinamakan Hadis karena Nabi yang memberitakannya yang didasarkan dari wahyu Allah swt. Kata Qudsi, sekalipun diartikan suci hanya merupakan sifat bagi Hadis, sandaran Hadis kepada Tuhan tidak menunjukkan kualitas Hadis. Oleh karena itu tidak semua Hadis Qudsî shahih tetapi ada yang shahih, hasan, dan dha`if tergantung persyaratan periwayatan yang dipenuhinya, baik dari segi sanad atau matan. Definisi Hadis Qudsî ialah :
Artinya : “Segala Hadis yang disandarkan Rasul saw kepada Allah swt”.
Definisi ini menjelaskan, bahwa Nabi hanya menceritakan berita yang disandarkan kepada Allah, bentuk berita yang disampaikan hanya berupa perkataan tidak ada perbuatan dan persetujuan sebagaimana Hadis Nabi biasa. Bentuk- bentuk periwayatan Hadis qudsî pada umumnya menggunakan kata-kata yang disandarkan kepada Allah, misalnya sebagaimana berikut :
Artinya : ‚Nabi saw bersabda : Allah `azza wajalla berfirman…‛
Artinya : ‚Rasulullah saw bersabda pada apa yang beliau riwayatkan dari Allah swt…
Artinya : ‚Rasulullah saw menceritakan dari Tuhannya, Dia berfirman : …‛
Contoh Hadis qudsi, misalnya Hadis diriwayatkan dari Abi Dzarr :
Artinya : Hadis Mu`adz bin Jabal ia berkata : Aku mendengar Rasulillah saw bersabda, bahwa Allah aw berfirman : ‚ Kecintaan-Ku (MahabbahKu) berhak bagi mereka yang saling mencintai karena Aku, Kecintaan-Ku (Mahabbah-Ku) berhak mereka yang merendahkan hati (tawâdhu’ ) karena Aku, Kecintaan-Ku (Mahabbah-Ku) berhak bagi mereka yang saling berziarah…‛. (HR. Ahmad )
Jumlah Hadis Qudsi tidak terlalu besar hanya sekitar 400 buah Hadis tanpa terulang-ulang dalam sanad yang berbeda (ghayr mukarrar), ia tersebar dalam 7 Kitab Induk Hadis. Mayoritas kandungan Hadis Qudsî tentang akhlak, aqidah, dan syari`ah. Di antara Kitab Hadis Qudsî, al-Ahadits al-Qudsiyah, yang diterbitkan oleh Jumhur Mesir al-`Arabîyah, Wuzârah al-Awqâf al-Majlis alA`la li Syu’ûn al- Islâmîyah Lajnah al-Sunnah, Cairo 1988 dan lain-lain.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang perbedaan hadis Nabawi, hadis Qudsi dan Alquran. Sumber Modul 1 Konsep Dasar Ulumul Hadis PPG dalam Jabatan Tahun 2019 Kementerian Agama Republik Indonesia JAKARTA 2019. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.
Hadis Qudsî disebut juga Hadis Ilâhî dan Hadis Rabbânî. Dinamakan Qudsi (suci), Ilâhî (Tuhan), dan Rabbânî (ketuhanan) karena ia bersumber dari Allah yang maha Suci dan dinamakan Hadis karena Nabi yang memberitakannya yang didasarkan dari wahyu Allah swt. Kata Qudsi, sekalipun diartikan suci hanya merupakan sifat bagi Hadis, sandaran Hadis kepada Tuhan tidak menunjukkan kualitas Hadis. Oleh karena itu tidak semua Hadis Qudsî shahih tetapi ada yang shahih, hasan, dan dha`if tergantung persyaratan periwayatan yang dipenuhinya, baik dari segi sanad atau matan. Definisi Hadis Qudsî ialah :
Artinya : “Segala Hadis yang disandarkan Rasul saw kepada Allah swt”.
Definisi ini menjelaskan, bahwa Nabi hanya menceritakan berita yang disandarkan kepada Allah, bentuk berita yang disampaikan hanya berupa perkataan tidak ada perbuatan dan persetujuan sebagaimana Hadis Nabi biasa. Bentuk- bentuk periwayatan Hadis qudsî pada umumnya menggunakan kata-kata yang disandarkan kepada Allah, misalnya sebagaimana berikut :
Artinya : ‚Nabi saw bersabda : Allah `azza wajalla berfirman…‛
Artinya : ‚Rasulullah saw bersabda pada apa yang beliau riwayatkan dari Allah swt…
Artinya : ‚Rasulullah saw menceritakan dari Tuhannya, Dia berfirman : …‛
Contoh Hadis qudsi, misalnya Hadis diriwayatkan dari Abi Dzarr :
Artinya : Hadis Mu`adz bin Jabal ia berkata : Aku mendengar Rasulillah saw bersabda, bahwa Allah aw berfirman : ‚ Kecintaan-Ku (MahabbahKu) berhak bagi mereka yang saling mencintai karena Aku, Kecintaan-Ku (Mahabbah-Ku) berhak mereka yang merendahkan hati (tawâdhu’ ) karena Aku, Kecintaan-Ku (Mahabbah-Ku) berhak bagi mereka yang saling berziarah…‛. (HR. Ahmad )
Jumlah Hadis Qudsi tidak terlalu besar hanya sekitar 400 buah Hadis tanpa terulang-ulang dalam sanad yang berbeda (ghayr mukarrar), ia tersebar dalam 7 Kitab Induk Hadis. Mayoritas kandungan Hadis Qudsî tentang akhlak, aqidah, dan syari`ah. Di antara Kitab Hadis Qudsî, al-Ahadits al-Qudsiyah, yang diterbitkan oleh Jumhur Mesir al-`Arabîyah, Wuzârah al-Awqâf al-Majlis alA`la li Syu’ûn al- Islâmîyah Lajnah al-Sunnah, Cairo 1988 dan lain-lain.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang perbedaan hadis Nabawi, hadis Qudsi dan Alquran. Sumber Modul 1 Konsep Dasar Ulumul Hadis PPG dalam Jabatan Tahun 2019 Kementerian Agama Republik Indonesia JAKARTA 2019. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.