Akhlak adalah mutiara hidup yang membedakan makhluk manusia dengan makluk hewani. Manusia tanpa akhlak akan hilang derajat kemanusiaannya sebagai makhluk Allah Swt yang paling mulai, menjadi turun kemartabat hewani. Manusia yang telah lari dari sifat insaniyahnya adalah sangat berbahaya dari binatang buas. Di dalam surat Al-Tiin ayat 4-6, Allah mengajarkan bahwa:
“sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya; kemudian kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka); kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, amak bagi mereka pahala yang tidak putus-putusnya”.
Menurut Iman Al-Ghazali dalam bukunya Mukasyafatul Qulub, Allah Swt telah menciptakan makhluknya terdiri atas tiga kategori.
Pertama, Allah Swt menciptakan malaikat dan diberikan kepadanya akal dan tidak diberikan kepadanya elemen nafsu (syahwat).
Kedua, Allah Swt menjadikan binatang dan tidak dilengkapi dengan akal, tetapi dilengkapi dengan syahwat saja.
Ketiga, Allah Swt menciptakan manusia (anak Adam) lengkap dengan elemen akal dan syahwat (nafsu).
Oleh karena itu, barang siapa yang nafsunya dapat mengalahkan akalnya, maka hewan melata misalnya lebih baik dari manusia. Sebaliknya bila manusia dengan akalnya dapat mengalahkan nafsunya, derajatnya diatas malaikat. Sedangkan menurut Prof. John Oman, Morality without religion lacks awide heaven to bearth in (moral tanpa agama kehilangan tempat yang luas untuk bernafas).
Akhlak sangat urgen bagi manusia. Urgensi akhlak ini tidak saja dirasakan oleh manusia dalam kehidupan perseorangan, tetapi juga dalam kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat, bahkan juga dirasakan dalam kehidupan berbangsa atau bernegara. Akhlak adalah mustika hidup yang membedakan makhluk manusia dan makhluk hewani. Manusia tanpa akhlak adalah manusia yang telah membinatang‖, sangat berbahaya. Ia akan lebih jahat dan lebih buas dari pada binatang buas sendiri
Jika akhlak telah lenyap dari diri masing-masing manusia, kehidupan ini akan kacau balau, masyarakat menjadi berantakan. Orang tidak lagi peduli soal baik atau buruk, halal atau haram. Dalam Al-Qur‘an ada peringatan menjadi hukum besi sejarah (sunnatullah), yaitu firman Allah Swt dalam surat Al-Araf Ayat: 182.
walladziina kadzdzabuu bi-aayaatinaa sanastadrijuhum min haytsu laa ya'lamuun
Artinya: “dan orang-orang yang mendustakan ayat kami, akan kami lalaikan mereka dengan kesenangan-kesenangan dari jurusan yang mereka tidak sadari dan mengetahui”.
Rasulullah Saw. pun diutus diantara misinya membawa ummat manusia kepada akhlakul karimah. Dalam sabdanya disebutkan:
Artinya: “Saya diutus (kedunai) ialah untuk menyempurnakan akhlak yang mulai”.
Syauqi Beik, penyair Arab yang ternkenal pernah memperingatkan bangsa Mesir
“Bangsa itu hanya bisa bertahan selama mereka memiliki akhlak. Bila akhlak telah lenyap dari mereka, merekapun akan lenyap pula”.
Berdasarkan definisi ilmu akhlak, faedah mempelajari ilmu akhlak sebagai berikut:
a. Dapat menyinari orang dalam memecahkan kesulitan-kesulitan rutin yang dihadapi manusia dalam hidup sehari-hari yang berkaitan dengan perilaku.
b. Dapat menjelaskan kepada orang sebab atau illat memilih perbuatan yang baik dan lebih bermanfaat.
c. Dapat membendung dan mencegah kita secara kontinyu untuk tidak terperangkap kepada keinginan-keinginan nafsu, bahkan mengarahkannya kepada hal yang positif dengan menguatkan unsur iradah.
d. Manusia atau orang banyak mengerti benar-benar akan sebab-sebab melakukan atau tidak akan melakukan sesuatu perbuatan, dimana dia akan memilih pekerjaan atau perbuatan yang nilai kebaikannya lebih besar.
e. Mengerti perbuatan baik akan menolong untuk menuju dan menghadapi perbuatan itu dengan penuh minat dan kemauan.
f. Orang yang mengkaji ilmu akhlak akan tepat dalam memvonis perilaku orang banyak dan tidak akan mengekor dan mengikuti sesuatu tanpa pertimbangan yang matang lebih dulu.
Sebenarnya dengan memahami ilmu akhlak itu bukanlah menjadi jaminan bahwa setiap yang mempelajarinya secara otomatis menjadi orang yang berakhlak mulia, bersih dari berbagai sifat tercelah. Ilmu akhlak ibarat dokter yang hanya memberikan penjelasan penyakit yang diderita pasien dan memberikan obat-obat yang diperlukan untuk mengobatinya. Dokter menjelaskan apa dan bagaimana memelihara kesehatan agar ia sembuh dari penyakitnya; memberikan saran-saran dan peringatan bahaya-bahaya penyakit yang diderita pasiennya agar ia lebih berhati-hati menjaga dirinya.
Jadi, tugas dokter bukan untuk menyembuhkan pasien, tetapi dia menjelaskan dengan sesempurna mungkin mengenai penyakit dan gejala-gejala penyakit bila si pasien tidak menghentikan merokok atau tidak meninggalkan minuman-minuman keras, misalnya, jadi, kesembuhan suatu penyakit sangat tergantung kepada si pasien apakah setelah ia mendapat keterangan dari dokter mau menurutinya atau tidak. Jika dituruti, insya Allah dia ada harapan terhindar dari penyakit atau penyakit yang sedang diderita itu akan berangsur-angsur hilang dan dia menjadi sehat. Dengan demikian, faedah ilmu akhlak dapat dipahami bahwa sesungguhnya ilmu akhlak tidak memberi jaminan seseorang menjadi baik dan sopan. Ilmu akhlak membuka mata hati seseorang untuk mengetahui suatu perbuatan dapat dikatakan baik atau buruk. Selain itu juga memberikan pengertian apa faedahnya jika berbuat baik dan apa pula bahayanya jika berlaku jahat.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang manfaat mempelajari ilmu akhlak. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.
لَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ فِىٓ أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ . ثُمَّ رَدَدْنَٰهُ أَسْفَلَ سَٰفِلِينَ . إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ
“sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya; kemudian kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka); kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, amak bagi mereka pahala yang tidak putus-putusnya”.
Menurut Iman Al-Ghazali dalam bukunya Mukasyafatul Qulub, Allah Swt telah menciptakan makhluknya terdiri atas tiga kategori.
Pertama, Allah Swt menciptakan malaikat dan diberikan kepadanya akal dan tidak diberikan kepadanya elemen nafsu (syahwat).
Kedua, Allah Swt menjadikan binatang dan tidak dilengkapi dengan akal, tetapi dilengkapi dengan syahwat saja.
Ketiga, Allah Swt menciptakan manusia (anak Adam) lengkap dengan elemen akal dan syahwat (nafsu).
Oleh karena itu, barang siapa yang nafsunya dapat mengalahkan akalnya, maka hewan melata misalnya lebih baik dari manusia. Sebaliknya bila manusia dengan akalnya dapat mengalahkan nafsunya, derajatnya diatas malaikat. Sedangkan menurut Prof. John Oman, Morality without religion lacks awide heaven to bearth in (moral tanpa agama kehilangan tempat yang luas untuk bernafas).
Akhlak sangat urgen bagi manusia. Urgensi akhlak ini tidak saja dirasakan oleh manusia dalam kehidupan perseorangan, tetapi juga dalam kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat, bahkan juga dirasakan dalam kehidupan berbangsa atau bernegara. Akhlak adalah mustika hidup yang membedakan makhluk manusia dan makhluk hewani. Manusia tanpa akhlak adalah manusia yang telah membinatang‖, sangat berbahaya. Ia akan lebih jahat dan lebih buas dari pada binatang buas sendiri
Jika akhlak telah lenyap dari diri masing-masing manusia, kehidupan ini akan kacau balau, masyarakat menjadi berantakan. Orang tidak lagi peduli soal baik atau buruk, halal atau haram. Dalam Al-Qur‘an ada peringatan menjadi hukum besi sejarah (sunnatullah), yaitu firman Allah Swt dalam surat Al-Araf Ayat: 182.
وَٱلَّذِينَ كَذَّبُوا۟ بِـَٔايَٰتِنَا سَنَسْتَدْرِجُهُم مِّنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُونَ
walladziina kadzdzabuu bi-aayaatinaa sanastadrijuhum min haytsu laa ya'lamuun
Artinya: “dan orang-orang yang mendustakan ayat kami, akan kami lalaikan mereka dengan kesenangan-kesenangan dari jurusan yang mereka tidak sadari dan mengetahui”.
Rasulullah Saw. pun diutus diantara misinya membawa ummat manusia kepada akhlakul karimah. Dalam sabdanya disebutkan:
Artinya: “Saya diutus (kedunai) ialah untuk menyempurnakan akhlak yang mulai”.
Syauqi Beik, penyair Arab yang ternkenal pernah memperingatkan bangsa Mesir
“Bangsa itu hanya bisa bertahan selama mereka memiliki akhlak. Bila akhlak telah lenyap dari mereka, merekapun akan lenyap pula”.
Berdasarkan definisi ilmu akhlak, faedah mempelajari ilmu akhlak sebagai berikut:
a. Dapat menyinari orang dalam memecahkan kesulitan-kesulitan rutin yang dihadapi manusia dalam hidup sehari-hari yang berkaitan dengan perilaku.
b. Dapat menjelaskan kepada orang sebab atau illat memilih perbuatan yang baik dan lebih bermanfaat.
c. Dapat membendung dan mencegah kita secara kontinyu untuk tidak terperangkap kepada keinginan-keinginan nafsu, bahkan mengarahkannya kepada hal yang positif dengan menguatkan unsur iradah.
d. Manusia atau orang banyak mengerti benar-benar akan sebab-sebab melakukan atau tidak akan melakukan sesuatu perbuatan, dimana dia akan memilih pekerjaan atau perbuatan yang nilai kebaikannya lebih besar.
e. Mengerti perbuatan baik akan menolong untuk menuju dan menghadapi perbuatan itu dengan penuh minat dan kemauan.
f. Orang yang mengkaji ilmu akhlak akan tepat dalam memvonis perilaku orang banyak dan tidak akan mengekor dan mengikuti sesuatu tanpa pertimbangan yang matang lebih dulu.
Sebenarnya dengan memahami ilmu akhlak itu bukanlah menjadi jaminan bahwa setiap yang mempelajarinya secara otomatis menjadi orang yang berakhlak mulia, bersih dari berbagai sifat tercelah. Ilmu akhlak ibarat dokter yang hanya memberikan penjelasan penyakit yang diderita pasien dan memberikan obat-obat yang diperlukan untuk mengobatinya. Dokter menjelaskan apa dan bagaimana memelihara kesehatan agar ia sembuh dari penyakitnya; memberikan saran-saran dan peringatan bahaya-bahaya penyakit yang diderita pasiennya agar ia lebih berhati-hati menjaga dirinya.
Jadi, tugas dokter bukan untuk menyembuhkan pasien, tetapi dia menjelaskan dengan sesempurna mungkin mengenai penyakit dan gejala-gejala penyakit bila si pasien tidak menghentikan merokok atau tidak meninggalkan minuman-minuman keras, misalnya, jadi, kesembuhan suatu penyakit sangat tergantung kepada si pasien apakah setelah ia mendapat keterangan dari dokter mau menurutinya atau tidak. Jika dituruti, insya Allah dia ada harapan terhindar dari penyakit atau penyakit yang sedang diderita itu akan berangsur-angsur hilang dan dia menjadi sehat. Dengan demikian, faedah ilmu akhlak dapat dipahami bahwa sesungguhnya ilmu akhlak tidak memberi jaminan seseorang menjadi baik dan sopan. Ilmu akhlak membuka mata hati seseorang untuk mengetahui suatu perbuatan dapat dikatakan baik atau buruk. Selain itu juga memberikan pengertian apa faedahnya jika berbuat baik dan apa pula bahayanya jika berlaku jahat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.