Penyebutan kisah-kisah dalam Alquran bukan tanpa makna sama sekali, melainkan memiliki fungsi, diantaranya;
Pertama, memberikan pengertian tentang sesuatu yang terjadi dengan sebenarnya, dan,
Kedua, agar dijadikan sebagai ibrah untuk memperkokoh keimanan dan membimbing manusia ke jalan yang benar.
Adapun tujuan kisah dalam Alquran sebagaimana dijelaskan oleh Sayyid Qutub dalam at-Taswir al-Fanny fi al Quran adalah sebagai berikut:
1. Untuk menetapkan bahwa Alquran adalah benar-benar wahyu dari Allah dan Muhammad Saw. adalah benar-benar utusan Allah
2. Untuk menerangkan bahwa semua agama samawi sejak Nabi Nuh sampai kepada Nabi Muhamad Saw. semuanya bersumber sama yaitu Allah Swt., Hal ini sebagaimana termaktub dalam Q.S. al-Anbiya ayat 48:
walaqad aataynaa muusaa wahaaruuna lfurqaana wadhiyaa-an wadzikran lilmuttaqiin
Artinya: “Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa dan Harun Kitab Taurat dan penerangan serta pengajaran bagi orang-orang yang bertakwa”. (Q.S. al-Anbiya: 48)
3. Untuk menjelaskan bahwa agama samawi mentauhidkan Allah Swt, bahwa Allah itu Esa dan Tuhan bagi semuanya, sebagaimana termaktub dalam Q.S. Hud: 50
wa-ilaa 'aadin akhaahum huudan qaala yaa qawmi u'buduu laaha maa lakum min ilaahin ghayruhu in antum illaa muftaruun
Artinya: “Dan kepada kaum ‘Ad (Kami utus) saudara mereka, Hud. Ia berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu tuhan selain Dia. Kamu hanyalah mengada-adakan saja”. (Q.S. Hud: 50)
4. Untuk menerangkan bahwa misi para nabi dalam berdakwah adalah sama, yaitu mengesakan Allah, sebagaimana disebutkan dalam Q.S. Hud: 50
5. Untuk menjelaskan bahwa antara agama Nabi Muhammad Saw. dan Nabi Ibrahim As. khususnya, dan dengan agama Bani Israil pada umumnya terdapat kesamaan dasar serta hubungan yang erat. Hal ini sebagaimana tersirat dalam kisah Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, dan lain-lain yang diulang dalam alAlquran
6. Untuk mengungkapkan janji pertolongan Allah kepada para Nabi-nya dan menghukum orang-orang yang mendustakannya, seperti tercantum dalam Q.S. al Ankabut: 14
walaqad arsalnaa nuuhan ilaa qawmihi falabitsa fiihim lfa sanatin illaa khamsiina 'aaman fa-akhadzahumu ththhuufaanu wahum zhaalimuun
Artinya : “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka ditimpa banjir besar, dan mereka adalah orang-orang yang zalim”. (Q.S. al-Ankabut: 14)
7. Untuk menjelaskan nikmat dan karunia Allah Swt. kepada para Nabi dan utusan Allah seperti Nabi Dawud, Nabi Ayyub, Nabi Ibrahim, Nabi Sulaiman, Nabi Musa, dan lain-lain
8. Untuk mengingatkan anak cucu Adam atas tipu daya syetan yang merupakan musuh yang abadi bagi manusia.
Sedangkan menurut Shalah al-Khalidy (Kisah-kisah Al-Alquran; Pelajaran dari Orang-orang Dahulu (Jakarta: Gema Insani Press, 199), hlm. 28-31), tujuan kisah kisah dalam al-Alquran ialah:
1) agar manusia berpikir dan mengambil pelajaran dari setiap kisah yang diceritakan,
2) untuk meneguhkan hati Rasulullah dan orang-orang mukmin agar konsisten dalam jalan kebenaran,
3) pelajaran bagi orang-orang yang berakal.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang fungsi dan tujuan qashash (kisah) dalam Alquran. Sumber Modul 1 Konsep Dasar Ulumul Quran PPG dalam Jabatan Tahun 2019 Kementerian Agama Republik Indonesia JAKARTA 2019. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.
Pertama, memberikan pengertian tentang sesuatu yang terjadi dengan sebenarnya, dan,
Kedua, agar dijadikan sebagai ibrah untuk memperkokoh keimanan dan membimbing manusia ke jalan yang benar.
Adapun tujuan kisah dalam Alquran sebagaimana dijelaskan oleh Sayyid Qutub dalam at-Taswir al-Fanny fi al Quran adalah sebagai berikut:
1. Untuk menetapkan bahwa Alquran adalah benar-benar wahyu dari Allah dan Muhammad Saw. adalah benar-benar utusan Allah
2. Untuk menerangkan bahwa semua agama samawi sejak Nabi Nuh sampai kepada Nabi Muhamad Saw. semuanya bersumber sama yaitu Allah Swt., Hal ini sebagaimana termaktub dalam Q.S. al-Anbiya ayat 48:
وَلَقَدْ ءَاتَيْنَا مُوسَىٰ وَهَٰرُونَ ٱلْفُرْقَانَ وَضِيَآءً وَذِكْرًا لِّلْمُتَّقِينَ
walaqad aataynaa muusaa wahaaruuna lfurqaana wadhiyaa-an wadzikran lilmuttaqiin
Artinya: “Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa dan Harun Kitab Taurat dan penerangan serta pengajaran bagi orang-orang yang bertakwa”. (Q.S. al-Anbiya: 48)
3. Untuk menjelaskan bahwa agama samawi mentauhidkan Allah Swt, bahwa Allah itu Esa dan Tuhan bagi semuanya, sebagaimana termaktub dalam Q.S. Hud: 50
وَإِلَىٰ عَادٍ أَخَاهُمْ هُودًا ۚ قَالَ يَٰقَوْمِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُۥٓ ۖ إِنْ أَنتُمْ إِلَّا مُفْتَرُونَ
wa-ilaa 'aadin akhaahum huudan qaala yaa qawmi u'buduu laaha maa lakum min ilaahin ghayruhu in antum illaa muftaruun
Artinya: “Dan kepada kaum ‘Ad (Kami utus) saudara mereka, Hud. Ia berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu tuhan selain Dia. Kamu hanyalah mengada-adakan saja”. (Q.S. Hud: 50)
4. Untuk menerangkan bahwa misi para nabi dalam berdakwah adalah sama, yaitu mengesakan Allah, sebagaimana disebutkan dalam Q.S. Hud: 50
5. Untuk menjelaskan bahwa antara agama Nabi Muhammad Saw. dan Nabi Ibrahim As. khususnya, dan dengan agama Bani Israil pada umumnya terdapat kesamaan dasar serta hubungan yang erat. Hal ini sebagaimana tersirat dalam kisah Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, dan lain-lain yang diulang dalam alAlquran
6. Untuk mengungkapkan janji pertolongan Allah kepada para Nabi-nya dan menghukum orang-orang yang mendustakannya, seperti tercantum dalam Q.S. al Ankabut: 14
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِۦ فَلَبِثَ فِيهِمْ أَلْفَ سَنَةٍ إِلَّا خَمْسِينَ عَامًا فَأَخَذَهُمُ ٱلطُّوفَانُ وَهُمْ ظَٰلِمُونَ
walaqad arsalnaa nuuhan ilaa qawmihi falabitsa fiihim lfa sanatin illaa khamsiina 'aaman fa-akhadzahumu ththhuufaanu wahum zhaalimuun
Artinya : “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka ditimpa banjir besar, dan mereka adalah orang-orang yang zalim”. (Q.S. al-Ankabut: 14)
7. Untuk menjelaskan nikmat dan karunia Allah Swt. kepada para Nabi dan utusan Allah seperti Nabi Dawud, Nabi Ayyub, Nabi Ibrahim, Nabi Sulaiman, Nabi Musa, dan lain-lain
8. Untuk mengingatkan anak cucu Adam atas tipu daya syetan yang merupakan musuh yang abadi bagi manusia.
Sedangkan menurut Shalah al-Khalidy (Kisah-kisah Al-Alquran; Pelajaran dari Orang-orang Dahulu (Jakarta: Gema Insani Press, 199), hlm. 28-31), tujuan kisah kisah dalam al-Alquran ialah:
1) agar manusia berpikir dan mengambil pelajaran dari setiap kisah yang diceritakan,
2) untuk meneguhkan hati Rasulullah dan orang-orang mukmin agar konsisten dalam jalan kebenaran,
3) pelajaran bagi orang-orang yang berakal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.