Tanggapan orang-orang Madinah tentang kedatangan Nabi sangat di idam idamkan. Orang-orang Madinah memeluk agama Islam dengan hati yang ikhlas, serta dengan tulus membantu Nabi dalam mensyiarkan agama Islam.
Matahari Islam pun bersinar di atas langit bersih kota Madinah dan cahayanya mulai memancar luas. Salah satu hasil pertamanya adalah keadaan perang yang telah lama mencekam dua kabila „Aus dan Khazaraj berubah menjadi keadaan damai dan persahabatan. Orang-orang muknim Madinah berkumpul di sekeliling Nabi dan perlahan-lahan kabilah-kabilah di wilayah Madinah pun memeluk agama Islam. Undang-undang Allah Swt pun di wahyukan dan kemudian di wujudkan serta dipraktekkan satu demi satu. Setiap hari, satu bentuk perilaku jahat tentu di basmi dan diganti dengan kesalehan dan keadilan. Perlahan-lahan orang-orang mukmin di Makkah yang dapat banyak gangguan dari orang-orang kafir setelah hijrahnya Rasulullah, meninggalkan rumah dan kehidupan mereka lalu pindah ke Madinah mereka disambut hangat oleh saudara-saudara se-agama di sana.
Orang-orang muslim yang tinggal di Makkah dan berangsur-angsur ke Madinah di kenal sebagai kaum Muhajirin (mereka yang hijrah) dan orang- orang muslim Madinah di kenal sebagai kaum Anshar (penolong). Kemajuan Islam yang pesat di Madinah itu menghawatirkan orang-orang kafir Makkah. Kebencian mereka terhadap Rasul dan kaum muslimin kian hari semakin bertambah dan orang-orang kafir itu berusaha mencerai-beraikan mereka. Kaum muslimin, khususnya kaum Muhajirin sangat marah terhadap orangorang kafir Makkah. Mereka menunggu ijin dari Allah guna membahas orangorang sang penindas itu, dan membebaskan wanita-wanita dan anak-anak yang tak berdosa serta orang-orang muslim yang malang yang masih disiksa di Makkah.
Adapun titik tekan pendidikan Islam pada periode Madinah adalah
1. Pembentukan dan pembinaan masyarakat baru, menuju satu kesatuan sosial dan politik. Dalam hal ini Nabi melaksanakan pendidikan sebagai berikut:
a. Nabi mengikis habis sisa-sisa permusuhan dan pertengkaran antar suku, dengan jalan mengikat tali persaudaraan di antara mereka.
b. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, Nabi menganjurkan kepada kaum Muhajirin untuk usaha dan bekerja sesuai dengan kemampuan dan pekerjaan masing-masing seperti waktu di Makkah.
c. Menjalin kerjasama dan tolong-menolong dalam membentuk tata kehidupan masyarakat yang adil dan makmur.
d. Shalat Jum'at sebagai media komunikasi seluruh umat Islam.
2. Pendidikan sosial dan kewarganegaraan. Pendidikan ini dilaksanakan melalui:
a. Pendidikan ukhuwah (persaudaraan) antar kaum muslimin.
b. Pendidikan kesejahteraan sosial dan tolong menolong.
c. Pendidikan kesejahteraan keluarga kaum kerabat.
3. Pendidikan anak dalam Islam. Rasulullah selalu mengingatkan kepada umatnya, antara lain:
a. Agar kita selalu menjaga diri dan anggota keluarga dari api neraka.
b. Agar jangan meninggalkan anak dan keturunan dalam keadaan lemah dan tidak berdaya menghadapi tantangan hidup.
c. Orang yang dimuliakan Allah adalah orang yang berdoa agar dikaruniai keluarga dan anak keturunan yang menyenangkan hati.
Adapun bentuk-bentuk pendidikan anak dalam Islam sebagaimana digambarkan dalam surat Luqman ayat 13-19 sebagai berikut;
1) Pendidikan tauhid,
2) Pendidikan shalat,
3) Pendidikan sopan santun dalam keluarga,
4) Pendidikan sopan santun dalam masyarakat,
5) Pendidikan kepribadian.
4. Pendidikan Hankam dakwah Islam Dalam rangka memperkokoh masyarakat dan negara baru itu, ia segera meletakkan dasar-dasar kehidupan bermasyarakat.
Dasar pertama, pembangunan masjid, selain untuk tempat shalat juga sebagai sarana penting untuk mempersatukan kaum muslimin dan mempertalikan jiwa mereka, di samping sebagai tempat bermusyawarah merundingkan masalah-masalah yang dihadapi. Mesjid pada masa Nabi bahkan juga berfungsi sebagai pusat pemerintahan.
Dasar kedua, adalah ukhuwah Islamiyyah, persaudaraan sesama muslim. Nabi mempersaudarakan antara golongan Muhajirin, orang-orang yang hijrah dari Makkah ke Madinah, dan Anshar, penduduk Madinah yang sudah masuk Islam dan ikut membantu kaum Muhajirin tersebut. Dengan demikian, diharapkan, setiap muslim merasa terikat dalam suatu persaudaraan dan kekeluargaan. Apa yang dilakukan Rasulullah ini berarti menciptakan suatu bentuk persaudaraan yang baru, yaitu persaudaraan berdasarkan agama, menggantikan persaudaraan berdasarkan darah.
Dasar ketiga, hubungan persahabatan dengan pihak-pihak lain yang tidak beragama Islam. Di Madinah, di samping orang-orang Arab Islam, juga terdapat golongan masyarakat Yahudi dan orang-orang Arab yang masih menganut agama nenek moyang mereka. Dalam hijrah Nabi ke Madinah inilah puncak kejayaan Islam pada zamannya Rasulullah.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang titik tekan pendidikan Islam pada periode Madinah. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.
Matahari Islam pun bersinar di atas langit bersih kota Madinah dan cahayanya mulai memancar luas. Salah satu hasil pertamanya adalah keadaan perang yang telah lama mencekam dua kabila „Aus dan Khazaraj berubah menjadi keadaan damai dan persahabatan. Orang-orang muknim Madinah berkumpul di sekeliling Nabi dan perlahan-lahan kabilah-kabilah di wilayah Madinah pun memeluk agama Islam. Undang-undang Allah Swt pun di wahyukan dan kemudian di wujudkan serta dipraktekkan satu demi satu. Setiap hari, satu bentuk perilaku jahat tentu di basmi dan diganti dengan kesalehan dan keadilan. Perlahan-lahan orang-orang mukmin di Makkah yang dapat banyak gangguan dari orang-orang kafir setelah hijrahnya Rasulullah, meninggalkan rumah dan kehidupan mereka lalu pindah ke Madinah mereka disambut hangat oleh saudara-saudara se-agama di sana.
Orang-orang muslim yang tinggal di Makkah dan berangsur-angsur ke Madinah di kenal sebagai kaum Muhajirin (mereka yang hijrah) dan orang- orang muslim Madinah di kenal sebagai kaum Anshar (penolong). Kemajuan Islam yang pesat di Madinah itu menghawatirkan orang-orang kafir Makkah. Kebencian mereka terhadap Rasul dan kaum muslimin kian hari semakin bertambah dan orang-orang kafir itu berusaha mencerai-beraikan mereka. Kaum muslimin, khususnya kaum Muhajirin sangat marah terhadap orangorang kafir Makkah. Mereka menunggu ijin dari Allah guna membahas orangorang sang penindas itu, dan membebaskan wanita-wanita dan anak-anak yang tak berdosa serta orang-orang muslim yang malang yang masih disiksa di Makkah.
Adapun titik tekan pendidikan Islam pada periode Madinah adalah
1. Pembentukan dan pembinaan masyarakat baru, menuju satu kesatuan sosial dan politik. Dalam hal ini Nabi melaksanakan pendidikan sebagai berikut:
a. Nabi mengikis habis sisa-sisa permusuhan dan pertengkaran antar suku, dengan jalan mengikat tali persaudaraan di antara mereka.
b. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, Nabi menganjurkan kepada kaum Muhajirin untuk usaha dan bekerja sesuai dengan kemampuan dan pekerjaan masing-masing seperti waktu di Makkah.
c. Menjalin kerjasama dan tolong-menolong dalam membentuk tata kehidupan masyarakat yang adil dan makmur.
d. Shalat Jum'at sebagai media komunikasi seluruh umat Islam.
2. Pendidikan sosial dan kewarganegaraan. Pendidikan ini dilaksanakan melalui:
a. Pendidikan ukhuwah (persaudaraan) antar kaum muslimin.
b. Pendidikan kesejahteraan sosial dan tolong menolong.
c. Pendidikan kesejahteraan keluarga kaum kerabat.
3. Pendidikan anak dalam Islam. Rasulullah selalu mengingatkan kepada umatnya, antara lain:
a. Agar kita selalu menjaga diri dan anggota keluarga dari api neraka.
b. Agar jangan meninggalkan anak dan keturunan dalam keadaan lemah dan tidak berdaya menghadapi tantangan hidup.
c. Orang yang dimuliakan Allah adalah orang yang berdoa agar dikaruniai keluarga dan anak keturunan yang menyenangkan hati.
Adapun bentuk-bentuk pendidikan anak dalam Islam sebagaimana digambarkan dalam surat Luqman ayat 13-19 sebagai berikut;
1) Pendidikan tauhid,
2) Pendidikan shalat,
3) Pendidikan sopan santun dalam keluarga,
4) Pendidikan sopan santun dalam masyarakat,
5) Pendidikan kepribadian.
4. Pendidikan Hankam dakwah Islam Dalam rangka memperkokoh masyarakat dan negara baru itu, ia segera meletakkan dasar-dasar kehidupan bermasyarakat.
Dasar pertama, pembangunan masjid, selain untuk tempat shalat juga sebagai sarana penting untuk mempersatukan kaum muslimin dan mempertalikan jiwa mereka, di samping sebagai tempat bermusyawarah merundingkan masalah-masalah yang dihadapi. Mesjid pada masa Nabi bahkan juga berfungsi sebagai pusat pemerintahan.
Dasar kedua, adalah ukhuwah Islamiyyah, persaudaraan sesama muslim. Nabi mempersaudarakan antara golongan Muhajirin, orang-orang yang hijrah dari Makkah ke Madinah, dan Anshar, penduduk Madinah yang sudah masuk Islam dan ikut membantu kaum Muhajirin tersebut. Dengan demikian, diharapkan, setiap muslim merasa terikat dalam suatu persaudaraan dan kekeluargaan. Apa yang dilakukan Rasulullah ini berarti menciptakan suatu bentuk persaudaraan yang baru, yaitu persaudaraan berdasarkan agama, menggantikan persaudaraan berdasarkan darah.
Dasar ketiga, hubungan persahabatan dengan pihak-pihak lain yang tidak beragama Islam. Di Madinah, di samping orang-orang Arab Islam, juga terdapat golongan masyarakat Yahudi dan orang-orang Arab yang masih menganut agama nenek moyang mereka. Dalam hijrah Nabi ke Madinah inilah puncak kejayaan Islam pada zamannya Rasulullah.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang titik tekan pendidikan Islam pada periode Madinah. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.