A. Lafal Bacaan Al-Qur'an Surat Al-Baqarah Ayat 164 dan Artinya.
Inna fii khalqi ssamaawaati wal-ardhi wakhtilaafi layli wannahaari walfulki latii tajrii fii lbahri bimaa yanfa'u nnaasa wamaa anzala laahu mina ssamaa-i min maa-in fa-ahyaa bihi l-ardha ba'da mawtihaa wabatstsa fiihaa min kulli daabbatin watashriifi rriyaahi wassahaabi lmusakhkhari bayna ssamaa-i wal-ardhi laaayaatin liqawmin ya'qiluun.
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan." (QS. Al-Baqarah : 164)
B. Isi Kandungan Al-Qur'an Surat Al-Baqarah Ayat 164.
a. Kata خَلْقِ dari segi pengertian kebahasaan memiliki beberapa arti, diantaranya : menciptakan (dari tiada), menciptakan (tanpa satu contoh terlebih dahulu), mengukur, memperhalus, mengatur, membuat dan sebagainya. Kata ini biasanya memberikan tekanan tentang Kehebatan dan Kebesaran Allah Swt. dalam ciptaan-Nya. Berbeda dengan kata جَعَلَ (menjadikan) yang mengandung penekanan terhadap manfaat yang harus atau dapat diperoleh dari sesuatu yang dijadikan itu.
b. Ayat di atas didahului oleh kata إِنَّ (sesungguhya), menunjukkan bahwa yang menciptakan alam raya ini hanya Allah saja, tanpa bantuan siapapun.
c. Kata ٱلسَّمَٰوَٰتِ dalam Al-Qur`an biasa diartikan sebagai “aneka benda angkasa atau langit”. Adapun bilangan tujuh yang dihubungkan dengan ٱلسَّمَآءِ hanya merupakan angka simbolik yang berarti «banyak». Penggunaan bilangan tujuh dalam arti banyak bukan hanya dilakukan oleh orang Arab, melainkan juga oleh orang-orang Yahudi dan Romawi.
d. Kata ٱلْأَرْضِ yang ada dalam Al-Qur`an biasa diartikan sebagai “bumi”. Atau bisa jadi lebih tepat dipahami sebagai “materi’, yakni cikal bakal bumi. Ia telah ada sesaat setelah Allah Swt. menciptakan jagad raya, alam semesta ini. Sebab, menurut penelitian ilmuwan, bumi baru terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu dan tanah di planet bumi kita ini baru terjadi sekitar 3 miliar tahun yang lalu sebagai kerak di atas magma. Dalam penyebutanya Al-Qur`an menggunakan bentuk tunggal yang mengisyaratkankan bahwa bumi hanya satu yakni yang didiami oleh komunitas manusia.
e. Kata ٱلَّيْلِ biasa diartikan sebagai “malam hari”. Secara etimologis kata لَّيْلِ berasal dari al-ala, yang pada mulanya berarti “gelap atau hitam pekat”. Pemakain kata tersebut berkembang sehingga artinya pun menjadi beranekaragam.
f. Dengan memperhatikan ayat-ayat yang memuat kata lail dan kata yang seasal dengan itu dapat diketahui bahwa menurut terminologi Al-Qur`an, kata tersebut dipakai untuk arti “malam hari”, istilah bagi waktu mulai terbenam matahari sampai terbit fajar, atau menurut pendapat lain, mulai hilangnya mega merah (setelah matahari terbenam) sampai terbitnya fajar.
g. Kata ٱلنَّهَارِ menurut asalnya berarti “mengalir”, dalam beberapa terjemahan kata tersebut diartikan “siang hari” sebagai kebalikan dari keadaan “malam hari “
Ayat ini masih berbicara masalah bukti Kebesaran dan Kekuasaan AllahSwt. Pada ayat ini terdapat isyarat ilmu pengetahuan yang perlu digali oleh manusia. Isyarat ilmu pengetahuan itu masih bersifat global sehingga memerlukan kesungguhan manusia untuk meneliti atau melakukan eksperimen untuk dapat menyingkap isi kandungannya.
Alam semesta adalah segala yang ada di langit dan di bumi serta diantara keduanya. Alam semesta ini tidak tumbuh dan berkembang dengan sendirinya. Hal itu menambahkan kesan mendalam bahwa alam semesta ini dirancang oleh zat yang super kreatif, super cerdas dan super canggih. Siapapun tidak akan bisa mengelak bahwa wujud alam semesta ini dapat memenuhi kebutuhan seluruh makhluk. Dengan demikian pandangan dasar bahwa alam semesta tidak berdiri sendiri atau ada perancangnya adalah sebuah keniscayaan.
Selanjutnya ayat ini menyebutkan tanda-tanda Kebesaran dan Kekuasaan Allah Swt. dengan menyebut proses penciptaan langit dan bumi, pergantian waktu antara siang dan malam, keajaiban laut, fungsi angin diantaranya dengan hembusannya, perputaran awan dan siklus terjadinya hujan. Semuanya disebutkan al-Qur`an dengan tujuan agar kita memperhatikan dan mempelajari aneka jenis keilmuan yang tujuan akhirnya adalah mengakui kebesaran dan kekuasaan Allah.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang isi kandungan Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 164 tentang kebesaran dan kekuasaan Allah. Sumber buku Tafsir Ilmu Tafsir Kelas XI MA Kementerian Agama Republik Indonesia, 2015. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.
إِنَّ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ وَٱلْفُلْكِ ٱلَّتِى تَجْرِى فِى ٱلْبَحْرِ بِمَا يَنفَعُ ٱلنَّاسَ وَمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مِن مَّآءٍ فَأَحْيَا بِهِ ٱلْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِن كُلِّ دَآبَّةٍ وَتَصْرِيفِ ٱلرِّيَٰحِ وَٱلسَّحَابِ ٱلْمُسَخَّرِ بَيْنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ لَءَايَٰتٍ لِّقَوْمٍ يَعْقِلُونَ
Inna fii khalqi ssamaawaati wal-ardhi wakhtilaafi layli wannahaari walfulki latii tajrii fii lbahri bimaa yanfa'u nnaasa wamaa anzala laahu mina ssamaa-i min maa-in fa-ahyaa bihi l-ardha ba'da mawtihaa wabatstsa fiihaa min kulli daabbatin watashriifi rriyaahi wassahaabi lmusakhkhari bayna ssamaa-i wal-ardhi laaayaatin liqawmin ya'qiluun.
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan." (QS. Al-Baqarah : 164)
B. Isi Kandungan Al-Qur'an Surat Al-Baqarah Ayat 164.
a. Kata خَلْقِ dari segi pengertian kebahasaan memiliki beberapa arti, diantaranya : menciptakan (dari tiada), menciptakan (tanpa satu contoh terlebih dahulu), mengukur, memperhalus, mengatur, membuat dan sebagainya. Kata ini biasanya memberikan tekanan tentang Kehebatan dan Kebesaran Allah Swt. dalam ciptaan-Nya. Berbeda dengan kata جَعَلَ (menjadikan) yang mengandung penekanan terhadap manfaat yang harus atau dapat diperoleh dari sesuatu yang dijadikan itu.
b. Ayat di atas didahului oleh kata إِنَّ (sesungguhya), menunjukkan bahwa yang menciptakan alam raya ini hanya Allah saja, tanpa bantuan siapapun.
c. Kata ٱلسَّمَٰوَٰتِ dalam Al-Qur`an biasa diartikan sebagai “aneka benda angkasa atau langit”. Adapun bilangan tujuh yang dihubungkan dengan ٱلسَّمَآءِ hanya merupakan angka simbolik yang berarti «banyak». Penggunaan bilangan tujuh dalam arti banyak bukan hanya dilakukan oleh orang Arab, melainkan juga oleh orang-orang Yahudi dan Romawi.
d. Kata ٱلْأَرْضِ yang ada dalam Al-Qur`an biasa diartikan sebagai “bumi”. Atau bisa jadi lebih tepat dipahami sebagai “materi’, yakni cikal bakal bumi. Ia telah ada sesaat setelah Allah Swt. menciptakan jagad raya, alam semesta ini. Sebab, menurut penelitian ilmuwan, bumi baru terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu dan tanah di planet bumi kita ini baru terjadi sekitar 3 miliar tahun yang lalu sebagai kerak di atas magma. Dalam penyebutanya Al-Qur`an menggunakan bentuk tunggal yang mengisyaratkankan bahwa bumi hanya satu yakni yang didiami oleh komunitas manusia.
e. Kata ٱلَّيْلِ biasa diartikan sebagai “malam hari”. Secara etimologis kata لَّيْلِ berasal dari al-ala, yang pada mulanya berarti “gelap atau hitam pekat”. Pemakain kata tersebut berkembang sehingga artinya pun menjadi beranekaragam.
f. Dengan memperhatikan ayat-ayat yang memuat kata lail dan kata yang seasal dengan itu dapat diketahui bahwa menurut terminologi Al-Qur`an, kata tersebut dipakai untuk arti “malam hari”, istilah bagi waktu mulai terbenam matahari sampai terbit fajar, atau menurut pendapat lain, mulai hilangnya mega merah (setelah matahari terbenam) sampai terbitnya fajar.
g. Kata ٱلنَّهَارِ menurut asalnya berarti “mengalir”, dalam beberapa terjemahan kata tersebut diartikan “siang hari” sebagai kebalikan dari keadaan “malam hari “
Ayat ini masih berbicara masalah bukti Kebesaran dan Kekuasaan AllahSwt. Pada ayat ini terdapat isyarat ilmu pengetahuan yang perlu digali oleh manusia. Isyarat ilmu pengetahuan itu masih bersifat global sehingga memerlukan kesungguhan manusia untuk meneliti atau melakukan eksperimen untuk dapat menyingkap isi kandungannya.
Alam semesta adalah segala yang ada di langit dan di bumi serta diantara keduanya. Alam semesta ini tidak tumbuh dan berkembang dengan sendirinya. Hal itu menambahkan kesan mendalam bahwa alam semesta ini dirancang oleh zat yang super kreatif, super cerdas dan super canggih. Siapapun tidak akan bisa mengelak bahwa wujud alam semesta ini dapat memenuhi kebutuhan seluruh makhluk. Dengan demikian pandangan dasar bahwa alam semesta tidak berdiri sendiri atau ada perancangnya adalah sebuah keniscayaan.
Selanjutnya ayat ini menyebutkan tanda-tanda Kebesaran dan Kekuasaan Allah Swt. dengan menyebut proses penciptaan langit dan bumi, pergantian waktu antara siang dan malam, keajaiban laut, fungsi angin diantaranya dengan hembusannya, perputaran awan dan siklus terjadinya hujan. Semuanya disebutkan al-Qur`an dengan tujuan agar kita memperhatikan dan mempelajari aneka jenis keilmuan yang tujuan akhirnya adalah mengakui kebesaran dan kekuasaan Allah.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang isi kandungan Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 164 tentang kebesaran dan kekuasaan Allah. Sumber buku Tafsir Ilmu Tafsir Kelas XI MA Kementerian Agama Republik Indonesia, 2015. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.