A. Pengertian Kitab al-Musnad.
Kata Musnad secara etimologi diartikan sandaran atau yang disandari. Dalam periwayatan hadis harus disertai sandaran (sanad), dari siapa seorang rawi menerima sebuah hadis. Dalam sejarah penghimpunan dan pengkodifiksian, hadis didasarkan pada hafalan dan ingatan para ulama. Sandaran ini sebagai pedoman dan pegangan dalam periwayatan, sehingga penetapan sah atau tidaknya suatu hadis sangat bergantung pada sanad ini. Dalam pembukuan hadis, musnad ini dijadikan nama teknik pembukuan yang secara terminologi studi hadis diartikan sebagai berikut:
“Kitab Musnad adalah kitab yang mentakhrij (mengeluarkan ) hadis -hadisnya didasarkan pada nama-nama sahabat dan penghimpunan beberapa hadis pada masingmasing sahabat sebagian kepada sebagian.”
Pembukuan hadis yang didasarkan pada nama para sahabat yang meriwayatakannya adalah musnad. Sistematika penghimpunan Hadis didasarkan pada nama para sahabat yang meriwayatkannya tanpa memperhatikan permasalahan atau topik hadis serta kualitasnya. Misalnya semua hadis Nabi yang diperoleh seorang periwayat melalui `Aisyah dikelompokkan pada bab hadis-hadis Aisyah, hadis-hadis yang didapatkan seorang periwayat dari seorang sahabat `Abdullah bin `Abbas dikelompokkan pada bab hadis-hadis `Abdulah bin `Abbas, dan seterusnya tanpa melihat topiknya.
B. Contoh Kitab Musnad.
Penulis kitab musnad memiliki pendekatan dan warna yang berbeda dalam menulis kitabnya, yaitu:
• Ada yang menulisnya dengan pendekatan urut-urutan huruf alfabet (merupakan cara yang paling mudah dan memudahkan);
• Ada yang menulisnya berdasarkan urutan waktu masuk Islam, mulai dari Abū Bakr as-Siddiq dan seterusnya;
• Ada yang berdasarkan kabilah (kelompok);
• Ada yang menulisnya berdasarkan pengelompokkan wilayah negara/tempat asal; dan lain sebagainya.
Kitab hadis yang disusun secara musnad ini misalnya ;
• Musnad Imam Ahmad bin Hanbal (w. 241 H).
• Musnad Abu Bakar Abdullah bin Az-Zubair Al-Humaidi (w. 219 H).
• Musnad Abu Dawud Sulaiman bin Dawūd At -Tayalisi (w. 204 H).
• Musnad Asad bin Musa Al-Umawi (w. 212H).
• Musnad Musaddad bin Musarhad al-As'adi al-Basrī (w.228 H), dan lain-lain.
Kata Musnad secara etimologi diartikan sandaran atau yang disandari. Dalam periwayatan hadis harus disertai sandaran (sanad), dari siapa seorang rawi menerima sebuah hadis. Dalam sejarah penghimpunan dan pengkodifiksian, hadis didasarkan pada hafalan dan ingatan para ulama. Sandaran ini sebagai pedoman dan pegangan dalam periwayatan, sehingga penetapan sah atau tidaknya suatu hadis sangat bergantung pada sanad ini. Dalam pembukuan hadis, musnad ini dijadikan nama teknik pembukuan yang secara terminologi studi hadis diartikan sebagai berikut:
“Kitab Musnad adalah kitab yang mentakhrij (mengeluarkan ) hadis -hadisnya didasarkan pada nama-nama sahabat dan penghimpunan beberapa hadis pada masingmasing sahabat sebagian kepada sebagian.”
Pembukuan hadis yang didasarkan pada nama para sahabat yang meriwayatakannya adalah musnad. Sistematika penghimpunan Hadis didasarkan pada nama para sahabat yang meriwayatkannya tanpa memperhatikan permasalahan atau topik hadis serta kualitasnya. Misalnya semua hadis Nabi yang diperoleh seorang periwayat melalui `Aisyah dikelompokkan pada bab hadis-hadis Aisyah, hadis-hadis yang didapatkan seorang periwayat dari seorang sahabat `Abdullah bin `Abbas dikelompokkan pada bab hadis-hadis `Abdulah bin `Abbas, dan seterusnya tanpa melihat topiknya.
B. Contoh Kitab Musnad.
Penulis kitab musnad memiliki pendekatan dan warna yang berbeda dalam menulis kitabnya, yaitu:
• Ada yang menulisnya dengan pendekatan urut-urutan huruf alfabet (merupakan cara yang paling mudah dan memudahkan);
• Ada yang menulisnya berdasarkan urutan waktu masuk Islam, mulai dari Abū Bakr as-Siddiq dan seterusnya;
• Ada yang berdasarkan kabilah (kelompok);
• Ada yang menulisnya berdasarkan pengelompokkan wilayah negara/tempat asal; dan lain sebagainya.
Kitab hadis yang disusun secara musnad ini misalnya ;
• Musnad Imam Ahmad bin Hanbal (w. 241 H).
• Musnad Abu Bakar Abdullah bin Az-Zubair Al-Humaidi (w. 219 H).
• Musnad Abu Dawud Sulaiman bin Dawūd At -Tayalisi (w. 204 H).
• Musnad Asad bin Musa Al-Umawi (w. 212H).
• Musnad Musaddad bin Musarhad al-As'adi al-Basrī (w.228 H), dan lain-lain.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang pengertian kitab al-Musnad dan contoh kitab al-Musnad. Sumber buku Siswa Hadits Ilmu Hadits Kelas X MA Kementerian Agama Republik Indonesia, 2014. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.
luar biasa ulama kita zaman dahulu, ya
BalasHapus