A. Biografi Imam an-Nasa’i.
Nama lengkapnya adalah Ahmad bin Syu’aib bin ‘Ali bin Sinan al- Khurrasani an Nasa’i. Ia mendapat gelar (kunyah) Abu Abdurrah ̣man an-Nasa’i. Menurut as-Suyuti, ulama ahli hadis ini dilahirkan pada tahun 215 H di Nasa, sebuah kota di Asia Tengah. Kota ini banyak melahirkan tokoh- tokoh ulama besar. Sejak kecil an-Nasa’i sudah tertarik pada disiplin ilmu hadis. Pada usia 15 tahun, an-Nasa’i sudah menjelajahi berbagai kota pusat ilmu dan peradaban dunia Islam untuk mempelajari hadis dari ulama ulama besar pada zamannya. Ia mengunjungi kota-kota di Hijaz, al-Haramain (Mekah dan Madinah), Irak, Mesir dan Syiria, bahkan pernah lama menetap di Mesir.
Di Mesir inilah Imam an-Nasa’i terkenal dalam ilmu hadis; ia terkenal keahliannya dalam bidang al-Jarhwa at-Ta’dil. Karena keluasan ilmunya dan ketakwaannya yang dalam, banyak orang yang menghormatinya. Setiap kali orang menyebut namanya selalu diawali oleh gelar kehormatan, “Al-Imam al-Hafiz Syaikh al-Islam Abu Abdirrahman al Nasa’i". Beliau juga seorang faqih bermazhab Syafi`i, ahli ibadah, berpegang teguh pada sunnah, dan memiliki wibawa kehormatan yang besar.
Imam ad-Daruqutni memberi komentar tentang an-Nasa’i :
“An-Nasa’i adalah orang yang paling alim fikih di antara syaikh-syaikh Mesir pada masanya dan orang yang paling mengetahui hadis dan para perawinya.”
B. Karya Imam an-Nasa’i.
Cukup banyak karya beliau. Ada kurang lebih 15 buku, yang paling populer adalah as-Sunan yang disusun seperti bab Fiqh. Di dalamnya tidak ada seorang periwayat yang disepakati kritikus untuk ditinggalkannya. Dari segi kualitas hadisnya terdapat hadis sahih, hasan dan da`if. Beliau memberi nama kitab itu (as-Sunan al-Kubra), kemudian diajukan kepada seorang amir di ar-Ramalah, beliau ditanya :“Apakah semua hadis di dalamnya sahih?
Beliau menjawab : “Di dalamnya ada yang sahih, hasan, dan yang mendekatinya.” Tuliskan yang shahih saja dari padanya! sahut Amir.
Maka beliau menyaring dari kitab itu hadis-hadis shahih saja yang kemudian disebut as-Sunan as-Sugra dan diberi nama al-Mujtaba min al-Sunan, yang kemudian sampai di tangan kita. Para ahli hadis banyak yang merujuk periwayatan dari al-Nasai, ia bagian dari kitab induk enam yang sedikit memuat hadis daif dan seimbang atau dekat dengan Sunan Abu Dawud, kitab kedua dari empat Sunan.
Para guru beliau yang nama harumnya tercatat oleh pena sejarah antara lain; Qut ̣aibah bin Sa’id, Ishaq bin Ibrahim, Ishaq bin Rahawaih, al-Haris bin Miskin, Ali bin Kasyram, Imam Abu Dawud (penyusun Sunan Abi Dawud), serta Imam Abu ‘Isa at-Tirmizi (penyusun al-Jami`/Sunan at-Tirmizi). Sedangkan di antara murid-murid beliau adalah Abu Ja’far at-Tahawi, Imam Abu al-Qasim Sulaiman bin Ahmad at-Tabrani, Ahmad bin Umair bi Jausha, Hasan bin Rasyid dan lain-lain.
Beliau termasuk ulama yang produktif dalam menulis kitab. Beberapa kitab buah pena beliau selain as-Sunan antara lain; Musnad Malik, Manasik al-Hajj, Kitab al-Jumu’ah, Igrab Syu’bah Ali Sufyan wa Sufyan Ali Syu’bah, Khasais Ali bin Abi Talib Karramallahu Wajhah, ‘Amal al-Yaum wa al-Lailah dan lain-lain.
Setelah melaksanakan ibadah haji beliau menetap di Mekkah sampai wafat pada tahun 303 H /915 M. Beliau meninggal di ar-Ramalah dan dimakamkan di Bait al-Maqdis.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang biografi Imam an-Nasa’i dan karya Imam an-Nasa’i. Semoga kita dapat mengambil pelajaran dari pembahasan tersebut. Aamiin. Sumber Hadis Ilmu Hadis Kelas X MA, Kementerian Agama Republik Indonesia, Jakarta 2014. Kujungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.
Nama lengkapnya adalah Ahmad bin Syu’aib bin ‘Ali bin Sinan al- Khurrasani an Nasa’i. Ia mendapat gelar (kunyah) Abu Abdurrah ̣man an-Nasa’i. Menurut as-Suyuti, ulama ahli hadis ini dilahirkan pada tahun 215 H di Nasa, sebuah kota di Asia Tengah. Kota ini banyak melahirkan tokoh- tokoh ulama besar. Sejak kecil an-Nasa’i sudah tertarik pada disiplin ilmu hadis. Pada usia 15 tahun, an-Nasa’i sudah menjelajahi berbagai kota pusat ilmu dan peradaban dunia Islam untuk mempelajari hadis dari ulama ulama besar pada zamannya. Ia mengunjungi kota-kota di Hijaz, al-Haramain (Mekah dan Madinah), Irak, Mesir dan Syiria, bahkan pernah lama menetap di Mesir.
Di Mesir inilah Imam an-Nasa’i terkenal dalam ilmu hadis; ia terkenal keahliannya dalam bidang al-Jarhwa at-Ta’dil. Karena keluasan ilmunya dan ketakwaannya yang dalam, banyak orang yang menghormatinya. Setiap kali orang menyebut namanya selalu diawali oleh gelar kehormatan, “Al-Imam al-Hafiz Syaikh al-Islam Abu Abdirrahman al Nasa’i". Beliau juga seorang faqih bermazhab Syafi`i, ahli ibadah, berpegang teguh pada sunnah, dan memiliki wibawa kehormatan yang besar.
Imam ad-Daruqutni memberi komentar tentang an-Nasa’i :
“An-Nasa’i adalah orang yang paling alim fikih di antara syaikh-syaikh Mesir pada masanya dan orang yang paling mengetahui hadis dan para perawinya.”
B. Karya Imam an-Nasa’i.
Cukup banyak karya beliau. Ada kurang lebih 15 buku, yang paling populer adalah as-Sunan yang disusun seperti bab Fiqh. Di dalamnya tidak ada seorang periwayat yang disepakati kritikus untuk ditinggalkannya. Dari segi kualitas hadisnya terdapat hadis sahih, hasan dan da`if. Beliau memberi nama kitab itu (as-Sunan al-Kubra), kemudian diajukan kepada seorang amir di ar-Ramalah, beliau ditanya :“Apakah semua hadis di dalamnya sahih?
Beliau menjawab : “Di dalamnya ada yang sahih, hasan, dan yang mendekatinya.” Tuliskan yang shahih saja dari padanya! sahut Amir.
Maka beliau menyaring dari kitab itu hadis-hadis shahih saja yang kemudian disebut as-Sunan as-Sugra dan diberi nama al-Mujtaba min al-Sunan, yang kemudian sampai di tangan kita. Para ahli hadis banyak yang merujuk periwayatan dari al-Nasai, ia bagian dari kitab induk enam yang sedikit memuat hadis daif dan seimbang atau dekat dengan Sunan Abu Dawud, kitab kedua dari empat Sunan.
Para guru beliau yang nama harumnya tercatat oleh pena sejarah antara lain; Qut ̣aibah bin Sa’id, Ishaq bin Ibrahim, Ishaq bin Rahawaih, al-Haris bin Miskin, Ali bin Kasyram, Imam Abu Dawud (penyusun Sunan Abi Dawud), serta Imam Abu ‘Isa at-Tirmizi (penyusun al-Jami`/Sunan at-Tirmizi). Sedangkan di antara murid-murid beliau adalah Abu Ja’far at-Tahawi, Imam Abu al-Qasim Sulaiman bin Ahmad at-Tabrani, Ahmad bin Umair bi Jausha, Hasan bin Rasyid dan lain-lain.
Beliau termasuk ulama yang produktif dalam menulis kitab. Beberapa kitab buah pena beliau selain as-Sunan antara lain; Musnad Malik, Manasik al-Hajj, Kitab al-Jumu’ah, Igrab Syu’bah Ali Sufyan wa Sufyan Ali Syu’bah, Khasais Ali bin Abi Talib Karramallahu Wajhah, ‘Amal al-Yaum wa al-Lailah dan lain-lain.
Setelah melaksanakan ibadah haji beliau menetap di Mekkah sampai wafat pada tahun 303 H /915 M. Beliau meninggal di ar-Ramalah dan dimakamkan di Bait al-Maqdis.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang biografi Imam an-Nasa’i dan karya Imam an-Nasa’i. Semoga kita dapat mengambil pelajaran dari pembahasan tersebut. Aamiin. Sumber Hadis Ilmu Hadis Kelas X MA, Kementerian Agama Republik Indonesia, Jakarta 2014. Kujungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.