Bagi kalangan pencinta musik sufi nama tarekat ini cukup dikenal. Maulawiyah merupakan tarekat yg berasal dari ajaran sufi besar bernama Jalaluddin Rumi (1273) di Turki. Tarekat ini menyebar luas ke beberapa wilayah, diantaranya Turki dan Amerika Utara. Salah satu keunikan pada praktik ajaran sufi tarekat ini adalah tata cara meditasinya, yaitu berputar-putar seperti menari-mari cukup lama. Upaya ini merupakan bagian dari cara untuk mengingatkan seseorang bahwa segala sesuatu berawal dari sebuah putaran. Hidup merupakan putaran dari tiada menjadi ada, kemudian tidak ada, ada, dan tiada lagi.
a. Tokoh Tarikat Maulawiyah.
Maulana Jalaluddin Muhammad Rumi Bahasa Turki: Mevlana Celaleddin Mehmed Rumi) juga dikenal Maulana Jalaluddin Muhammad Balkhī atau Rumi sahaja di negara-negara bertutur Inggris, (30 September, 1207–17 Disember, 1273), merupakan penyair, Qadi dan ahli teologi Parsi Muslim abad ke 13 Farsi (Tājīk). Namanya bermaksud “Keagungan Agama”, Jalal berarti “agung” dan Din berarti “agama”.
Rumi lahir di Balkh (ketika itu sebahagian dari Khorasan Besar di Negeri Parsi, kini dalam Afghanistan) dan meninggal dunia di Konya (di Turki sekarang).
Tempat lahir dan bahasa ibunda atau tempatannya menggambarkan latar belakang Farsi. Beliau juga menulis puisi Farsi dan karya-karyanya tersebar di Iran, Afghanistan, Tajikistan, dan dialih bahasa ke Turki, Azerbaijan, Amerika, dan Asia Tenggara. Sebagian besar hayat dan era penulisan ketika Empayar Seljuk. Di samping puisi Farsi beliau juga menulis beberapa rangkap dalam bahasa Arab, Greek, dan Turki Oghuz.
Ketenaran Rumi melampaui batas bangsa, budaya dan negara. Sepanjang abad dia mempunyai pengaruh dalam Kesusasteraan Parsi, di samping dalam Kesusasteraan Urdu dan Kesusasteraan Turki. Sajak-sajak karangannya dibaca dengan meluas di negara-negara seperti Iran, Afghanistan dan Tajikistan dan telah banyak diterjemah dalam pelbagai bahasa di dunia dalam pelbagai bentuk.
Orang-orang yang mencintainya adalah para pecinta yang tidak pernah sekarat. Dia adalah dia dan dia dan mereka adalah dia. Ini adalah sebuah rahasia, jika kalian mempunyai cinta, kalian akan memahaminya.
Rumi memang bukan sekadar penyair, tetapi juga seorang tokoh sufi yang berpengaruh di zamannya. Rumi adalah guru nomor satu Tarekat Maulawiah, sebuah thariqat yang berpusat di Turki dan berkembang di daerah sekitarnya. Tarekat Maulawiah pernah berpengaruh besar dalam lingkungan Istana Turki Utsmani dan kalangan seniman sekitar tahun 1648.
Sebagai tokoh sufi, Rumi sangat menentang pendewaan akal dan indera dalam menentukan kebenaran. Di zamannya, ummat Islam memang sedang dilanda penyakit itu. Bagi mereka kebenaran baru dianggap benar bila mampu digapai oleh indera dan akal. Segala sesuatu yang tidak dapat diraba oleh indera dan akal, dengan cepat mereka ingkari dan tidak diakui.
Padahal menurut Rumi, justru pemikiran semacam itulah yang dapat melemahkan iman kepada sesuatu yang ghaib. Dan karena pengaruh pemikiran seperti itu pula, kepercayaan kepada segala hakekat yang tidak kasat mata, yang diajarkan berbagai syariat dan beragam agama samawi, bisa menjadi goyah.
Rumi mengatakan, “Orientasi kepada indera dalam menetapkan segala hakekat keagamaan adalah gagasan yang dipelopori kelompok Mu’tazilah. Mereka merupakan para budak yang tunduk patuh kepada panca indera. Mereka menyangka dirinya termasuk Ahlussunnah. Padahal, sesungguhnya Ahlussunnah sama sekali tidak terikat kepada indera-indera, dan tidak mau pula memanjakannya”.
Bagi Rumi, tidak layak meniadakan sesuatu hanya karena tidak pernah melihatnya dengan mata kepala atau belum pernah meraba dengan indera. Sesungguhnya, batin akan selalu tersembunyi di balik yang lahir, seperti faedah penyembuhan yang terkandung dalam obat. “Padahal, yang lahir itu senantiasa menunjukkan adanya sesuatu yang tersimpan, yang tersembunyi di balik dirinya. Bukankah Anda mengenal obat yang bermanfaat? Bukankah kegunaannya tersembunyi di dalamnya?” tegas Rumi.
b. Ajaran Tarikat Maulawiyah.
Tarekat Maulawiyah adalah sebuah tarekat pengikut Jalaluddin Rumi. Tarekat ini mengajarkan ajaran sufistik beraliran Jalaludin Rumi. Jalaludin sendiri merupkan seorang sufi yang memperkenalkan tarian the whirling dervishes (tarian sufistik). Ajaran tasawuf yang ditekankan lebih terkenal pada sisi musik sufistik.
a. Tokoh Tarikat Maulawiyah.
Maulana Jalaluddin Muhammad Rumi Bahasa Turki: Mevlana Celaleddin Mehmed Rumi) juga dikenal Maulana Jalaluddin Muhammad Balkhī atau Rumi sahaja di negara-negara bertutur Inggris, (30 September, 1207–17 Disember, 1273), merupakan penyair, Qadi dan ahli teologi Parsi Muslim abad ke 13 Farsi (Tājīk). Namanya bermaksud “Keagungan Agama”, Jalal berarti “agung” dan Din berarti “agama”.
Rumi lahir di Balkh (ketika itu sebahagian dari Khorasan Besar di Negeri Parsi, kini dalam Afghanistan) dan meninggal dunia di Konya (di Turki sekarang).
Tempat lahir dan bahasa ibunda atau tempatannya menggambarkan latar belakang Farsi. Beliau juga menulis puisi Farsi dan karya-karyanya tersebar di Iran, Afghanistan, Tajikistan, dan dialih bahasa ke Turki, Azerbaijan, Amerika, dan Asia Tenggara. Sebagian besar hayat dan era penulisan ketika Empayar Seljuk. Di samping puisi Farsi beliau juga menulis beberapa rangkap dalam bahasa Arab, Greek, dan Turki Oghuz.
Ketenaran Rumi melampaui batas bangsa, budaya dan negara. Sepanjang abad dia mempunyai pengaruh dalam Kesusasteraan Parsi, di samping dalam Kesusasteraan Urdu dan Kesusasteraan Turki. Sajak-sajak karangannya dibaca dengan meluas di negara-negara seperti Iran, Afghanistan dan Tajikistan dan telah banyak diterjemah dalam pelbagai bahasa di dunia dalam pelbagai bentuk.
Orang-orang yang mencintainya adalah para pecinta yang tidak pernah sekarat. Dia adalah dia dan dia dan mereka adalah dia. Ini adalah sebuah rahasia, jika kalian mempunyai cinta, kalian akan memahaminya.
Rumi memang bukan sekadar penyair, tetapi juga seorang tokoh sufi yang berpengaruh di zamannya. Rumi adalah guru nomor satu Tarekat Maulawiah, sebuah thariqat yang berpusat di Turki dan berkembang di daerah sekitarnya. Tarekat Maulawiah pernah berpengaruh besar dalam lingkungan Istana Turki Utsmani dan kalangan seniman sekitar tahun 1648.
Sebagai tokoh sufi, Rumi sangat menentang pendewaan akal dan indera dalam menentukan kebenaran. Di zamannya, ummat Islam memang sedang dilanda penyakit itu. Bagi mereka kebenaran baru dianggap benar bila mampu digapai oleh indera dan akal. Segala sesuatu yang tidak dapat diraba oleh indera dan akal, dengan cepat mereka ingkari dan tidak diakui.
Padahal menurut Rumi, justru pemikiran semacam itulah yang dapat melemahkan iman kepada sesuatu yang ghaib. Dan karena pengaruh pemikiran seperti itu pula, kepercayaan kepada segala hakekat yang tidak kasat mata, yang diajarkan berbagai syariat dan beragam agama samawi, bisa menjadi goyah.
Rumi mengatakan, “Orientasi kepada indera dalam menetapkan segala hakekat keagamaan adalah gagasan yang dipelopori kelompok Mu’tazilah. Mereka merupakan para budak yang tunduk patuh kepada panca indera. Mereka menyangka dirinya termasuk Ahlussunnah. Padahal, sesungguhnya Ahlussunnah sama sekali tidak terikat kepada indera-indera, dan tidak mau pula memanjakannya”.
Bagi Rumi, tidak layak meniadakan sesuatu hanya karena tidak pernah melihatnya dengan mata kepala atau belum pernah meraba dengan indera. Sesungguhnya, batin akan selalu tersembunyi di balik yang lahir, seperti faedah penyembuhan yang terkandung dalam obat. “Padahal, yang lahir itu senantiasa menunjukkan adanya sesuatu yang tersimpan, yang tersembunyi di balik dirinya. Bukankah Anda mengenal obat yang bermanfaat? Bukankah kegunaannya tersembunyi di dalamnya?” tegas Rumi.
b. Ajaran Tarikat Maulawiyah.
Tarekat Maulawiyah adalah sebuah tarekat pengikut Jalaluddin Rumi. Tarekat ini mengajarkan ajaran sufistik beraliran Jalaludin Rumi. Jalaludin sendiri merupkan seorang sufi yang memperkenalkan tarian the whirling dervishes (tarian sufistik). Ajaran tasawuf yang ditekankan lebih terkenal pada sisi musik sufistik.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang tokoh tarikat Maulawiyah dan ajaran tarikat Maulawiyah. Sumber buku Siswa Kelas XII MA Akhlak Tasawuf Kementerian Agama Republik Indonesia, 2016. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.