Penghisaban manusia juga berbeda-beda.Sebagian manusia mengalami penghisaban yang sulit.Mereka adalah orang-orang kafir, musyrik penyekutu Allah Swt dan pembangkang agama.Orang mukmin yang melakukan maksiat juga terkadang menjalani yang lama dan sulit karena banyak dan besarnya dosadosa mereka. Sebagian yang lain dihisab dengan hisab yang mudah. Mereka tidak mendapatkan pertanyaan yang pelik atau introgasi yang rumit dan detail tetapi hanya ditunjukkan dosa-dosa mereka kemudian diampuni. Dan ada juga yang masuk surga tanpa hisab. Mereka ini para anbiya, auliya, syuhada’, sholihin, muttaqin dan orang-orang yang menjadi kekasih Allah Swt.Hanya saja jumlah mereka tidak lebih dari 70 ribu orang.
Adapun cara penghisaban terdapat 3 jenis manusia, yakni tehadap orang mukmin, terhadap orang kafir dan terhadap orang munafik.
1. Terhadap Orang Mukmin.
Terhadap orang beriman Allah tidak menghisab kaum Mukminin dengan munaqasyah (diperiksa secara sungguh-sungguh), namun mencukupkan dengan al-aradh. Dia hanya memaparkan dan menjelaskan semua amalan tersebut di hadapan mereka, dan Dia merahasiakannya, tidak ada orang lain yang melihatnya, lalu Allah berseru : “Telah Aku rahasiakan hal itu di dunia, dan sekarang Aku ampuni semuanya”.
Demikian dijelaskan Rasulullah dalam hadis Ibnu ‘Umar,
Aku telah mendengar Rasulullah Saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah mendekati seorang mukmin, lalu meletakkan padanya sinar dan menutupinya (dari pandangan orang lain), lalu (Allah) berseru : ‘Tahukah engkau dosa ini? Tahukah engkau dosa itu?’ Mukmin tersebut menjawab,’Ya, wahai Rabb-ku,’ hingga bila selesai meyampaikan semua dosa-dosanya dan mukmin tersebut melihat dirinya telah binasa, Allah berfirman,’Aku telah rahasiakan (menutupi) dosa itu di dunia, dan Aku sekarang mengampunimu,’ lalu ia diberi kitab kebaikannya. Sedangkan orang kafir dan munafik, maka Allah berfirman : ‘Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Rabb mereka’. Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zhalim”.(HR. Bukhari)
2. Terhadap Orang Kafir dan Munafik.
Terhadap orang-orang kafir, mereka akan dipanggil di hadapan semua makhluk. Kepada mereka disampaikan semua nikmat Allah Swt, kemudian akan dipersaksikan amalan kejelekan mereka disana. Dijelaskan dalam hadis Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah Saw bersabda :
Lalu Allah menemui hambaNya dan berkata : “Wahai Fulan! Bukankah Aku telah memuliakanmu, menjadikan engkau sebagai pemimpin, menikahkanmu dan menundukkan untukmu kuda dan onta, serta memudahkanmu memimpin dan memiliki harta banyak?” Maka ia menjawab: “Benar”. Allah berkata lagi: “Apakah engkau telah meyakini akan menjumpaiKu?” Maka ia menjawab: “Tidak,” maka Allah berfirman : “Aku biarkan engkau sebagaimana engkau telah melupakanKu”. Kemudian (Allah) menemui orang yang ketiga dan menyampaikan seperti yang disampaikan di atas. Lalu ia (orang itu) menjawab: “Wahai Rabbku! Aku telah beriman kepadaMu, kepada kitab suciMu dan rasul-rasul Mu. Juga aku telah salat, bershadaqah,” dan ia memuji dengan kebaikan semampunya. Allah menjawab: “Kalau begitu, sekarang (pembuktiannya),” kemudian dikatakan kepadanya: “Sekarang Kami akan membawa para saksi atasmu,” dan orang tersebut berfikir siapa yang akan bersaksi atasku. Lalu mulutnya dikunci dan dikatakan kepada paha, daging dan tulangnya: “Bicaralah!” Lalu paha, daging dan tulangnya bercerita tentang amalannya, dan itu untuk menghilangkan udzur dari dirinya.Itulah nasib munafik dan orang yang Allah murkai”. (HR. Muslim).
Demikianlah keadaan tiga jenis manusia. Yang pertama seorang mukmin, ia mendapatkan ampunan dan kemuliaan Allah Swt. Yang kedua seorang yang kafir dan ketiga orang munafik.Keduanya mendapat laknat dan kemurkaan Allah Swt.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang cara penghisaban terhadap orang mukmin, kafir dan terhadap orang munafik di Mahsyar. Sumber buku Siswa Kelas XI MA Ilmu Kalam Kementerian Agama Republik Indonesia, 2015. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.
Adapun cara penghisaban terdapat 3 jenis manusia, yakni tehadap orang mukmin, terhadap orang kafir dan terhadap orang munafik.
1. Terhadap Orang Mukmin.
Terhadap orang beriman Allah tidak menghisab kaum Mukminin dengan munaqasyah (diperiksa secara sungguh-sungguh), namun mencukupkan dengan al-aradh. Dia hanya memaparkan dan menjelaskan semua amalan tersebut di hadapan mereka, dan Dia merahasiakannya, tidak ada orang lain yang melihatnya, lalu Allah berseru : “Telah Aku rahasiakan hal itu di dunia, dan sekarang Aku ampuni semuanya”.
Demikian dijelaskan Rasulullah dalam hadis Ibnu ‘Umar,
Aku telah mendengar Rasulullah Saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah mendekati seorang mukmin, lalu meletakkan padanya sinar dan menutupinya (dari pandangan orang lain), lalu (Allah) berseru : ‘Tahukah engkau dosa ini? Tahukah engkau dosa itu?’ Mukmin tersebut menjawab,’Ya, wahai Rabb-ku,’ hingga bila selesai meyampaikan semua dosa-dosanya dan mukmin tersebut melihat dirinya telah binasa, Allah berfirman,’Aku telah rahasiakan (menutupi) dosa itu di dunia, dan Aku sekarang mengampunimu,’ lalu ia diberi kitab kebaikannya. Sedangkan orang kafir dan munafik, maka Allah berfirman : ‘Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Rabb mereka’. Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zhalim”.(HR. Bukhari)
2. Terhadap Orang Kafir dan Munafik.
Terhadap orang-orang kafir, mereka akan dipanggil di hadapan semua makhluk. Kepada mereka disampaikan semua nikmat Allah Swt, kemudian akan dipersaksikan amalan kejelekan mereka disana. Dijelaskan dalam hadis Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah Saw bersabda :
Lalu Allah menemui hambaNya dan berkata : “Wahai Fulan! Bukankah Aku telah memuliakanmu, menjadikan engkau sebagai pemimpin, menikahkanmu dan menundukkan untukmu kuda dan onta, serta memudahkanmu memimpin dan memiliki harta banyak?” Maka ia menjawab: “Benar”. Allah berkata lagi: “Apakah engkau telah meyakini akan menjumpaiKu?” Maka ia menjawab: “Tidak,” maka Allah berfirman : “Aku biarkan engkau sebagaimana engkau telah melupakanKu”. Kemudian (Allah) menemui orang yang ketiga dan menyampaikan seperti yang disampaikan di atas. Lalu ia (orang itu) menjawab: “Wahai Rabbku! Aku telah beriman kepadaMu, kepada kitab suciMu dan rasul-rasul Mu. Juga aku telah salat, bershadaqah,” dan ia memuji dengan kebaikan semampunya. Allah menjawab: “Kalau begitu, sekarang (pembuktiannya),” kemudian dikatakan kepadanya: “Sekarang Kami akan membawa para saksi atasmu,” dan orang tersebut berfikir siapa yang akan bersaksi atasku. Lalu mulutnya dikunci dan dikatakan kepada paha, daging dan tulangnya: “Bicaralah!” Lalu paha, daging dan tulangnya bercerita tentang amalannya, dan itu untuk menghilangkan udzur dari dirinya.Itulah nasib munafik dan orang yang Allah murkai”. (HR. Muslim).
Demikianlah keadaan tiga jenis manusia. Yang pertama seorang mukmin, ia mendapatkan ampunan dan kemuliaan Allah Swt. Yang kedua seorang yang kafir dan ketiga orang munafik.Keduanya mendapat laknat dan kemurkaan Allah Swt.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang cara penghisaban terhadap orang mukmin, kafir dan terhadap orang munafik di Mahsyar. Sumber buku Siswa Kelas XI MA Ilmu Kalam Kementerian Agama Republik Indonesia, 2015. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.