Perang Khandaq/Ahzab terjadi pada bulan Syawal tahun 5 hijriyah di sekitar kota Madinah bagian utara. Pertempuran ini dinamai Pertempuran Khandaq (parit) karena parit yang digali oleh umat Islam dalam persiapan untuk pertempuran. Kalimat Khandaq kata adalah bentuk bahasa Arab dari bahasa Persia "kandak" (Itu yang telah digali).
Pertempuran juga disebut sebagai Pertempuran Konfederasi (Ahdzab). Al-Qur'an menggunakan istilah sekutu (ahdzab) dalam surah Al-Ahzab (Al-Quran 33:9-32) untukmenunjukkan konfederasi Arab pagan dan Arab Yahudi terhadap Islam.
Peperangan Ahzab sebagaimana namanya adalah gabungan dari golongan – golongan yang berkumpul dengan maksud menumpas Islam dan kaum muslimin. Rasa dendam bani Nadhir terhadap Rasulullah Saw. yang mengeluarkan mereka dari bagian Madinah dilakukan dengan menghasut tokoh Quraisy agar bersekutu dengannya.
Abu Sufyan menyiapkan pasukan Kafir 10.000 orang, melihat pasukan kafir telah siaga, segera Rasulullah Saw. bermusyawarah, Salman al Farisi megusulkan membuat parit (khandaq) untuk menghambat laju musuh. Rasulullah Saw. dan para sahabat menyetuji usulan Salman al Farisi. Maka dibuatlah parit dari arah barat ke timur di kawasan utara kota Madinah, lalu pasukan Islam yang berjumlah kurang lebih 3000 orang juga telah disiap siagakan Zaid bin Harits sebagai pembawa bendera Muhajirin dan Saad bin Ubadah sebagai pembawa bendera Anshar.
Ketika pasukan kafir akan memasuki kota Madinah mereka terkejut dengan taktik perang pasukan muslim. Beberapa tokoh Quraisy mencoba menerobos parit untuk menghadapi pasukan Islam namun tidak berhasil, seperti yang dilakukan Ikrimah bin Abbu yang akhirnya ia meninggal.
Di saat berkecamuknya perang khandaq ada dua peristiwa pertama Yahudi dari bani Quraidzah melanggar perjanjian, mereka enggan membantu pasukan Islam bahkan mereka bersekutu dengan pasukan kafir Quraisy, kedua seorang tokoh yang disegani oleh kafir Quraisy maupun Yahudi bernama Nuaim bin Mas’ud memeluk agama Islam dan meminta Rasulullah Saw. untuk mengambil bagian dalam mempertahankan dan membela kota Madinah.
Setelah terjadi pengepungan selama satu bulan penuh Nabi Muhammad Saw. memerintahkan Nuaim bin Mas’ud untuk melaksanakan taktik guna memecah belah kekuatan musuh yaitu “menyerang untuk membela diri” (ad Difa’ul Hujumy). Taktik ini berhasil hingga pasukan kafir Quraisy dengan Yahudi bani Quraidzah bermusuhan dalam barisan.
Dalam perang ini Allah Swt. juga memberikan pertolongan kepada pasukan Islam dengan angin dan badai yang teramat besar yang memporak porandakan kemah pasukan gabungan, memecahkan periuk-periuk mereka, dan memadamkan api mereka. Hingga akhirnya pasukan gabungan kembali ke rumah mereka dengan kegagalan menaklukan kota Madinah. Akhirnya perang khandaq dimenangkan oleh pasukan Islam.
Setelah peperangan itu, Rasulullah Saw dan para sahabat berangkat menuju kediaman bani quraizah untuk mengadili mereka.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang pertolongan Allah Swt disaat perang Khandaq (Ahzab). Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.
Pertempuran juga disebut sebagai Pertempuran Konfederasi (Ahdzab). Al-Qur'an menggunakan istilah sekutu (ahdzab) dalam surah Al-Ahzab (Al-Quran 33:9-32) untukmenunjukkan konfederasi Arab pagan dan Arab Yahudi terhadap Islam.
Abu Sufyan menyiapkan pasukan Kafir 10.000 orang, melihat pasukan kafir telah siaga, segera Rasulullah Saw. bermusyawarah, Salman al Farisi megusulkan membuat parit (khandaq) untuk menghambat laju musuh. Rasulullah Saw. dan para sahabat menyetuji usulan Salman al Farisi. Maka dibuatlah parit dari arah barat ke timur di kawasan utara kota Madinah, lalu pasukan Islam yang berjumlah kurang lebih 3000 orang juga telah disiap siagakan Zaid bin Harits sebagai pembawa bendera Muhajirin dan Saad bin Ubadah sebagai pembawa bendera Anshar.
Ketika pasukan kafir akan memasuki kota Madinah mereka terkejut dengan taktik perang pasukan muslim. Beberapa tokoh Quraisy mencoba menerobos parit untuk menghadapi pasukan Islam namun tidak berhasil, seperti yang dilakukan Ikrimah bin Abbu yang akhirnya ia meninggal.
Di saat berkecamuknya perang khandaq ada dua peristiwa pertama Yahudi dari bani Quraidzah melanggar perjanjian, mereka enggan membantu pasukan Islam bahkan mereka bersekutu dengan pasukan kafir Quraisy, kedua seorang tokoh yang disegani oleh kafir Quraisy maupun Yahudi bernama Nuaim bin Mas’ud memeluk agama Islam dan meminta Rasulullah Saw. untuk mengambil bagian dalam mempertahankan dan membela kota Madinah.
Setelah terjadi pengepungan selama satu bulan penuh Nabi Muhammad Saw. memerintahkan Nuaim bin Mas’ud untuk melaksanakan taktik guna memecah belah kekuatan musuh yaitu “menyerang untuk membela diri” (ad Difa’ul Hujumy). Taktik ini berhasil hingga pasukan kafir Quraisy dengan Yahudi bani Quraidzah bermusuhan dalam barisan.
Dalam perang ini Allah Swt. juga memberikan pertolongan kepada pasukan Islam dengan angin dan badai yang teramat besar yang memporak porandakan kemah pasukan gabungan, memecahkan periuk-periuk mereka, dan memadamkan api mereka. Hingga akhirnya pasukan gabungan kembali ke rumah mereka dengan kegagalan menaklukan kota Madinah. Akhirnya perang khandaq dimenangkan oleh pasukan Islam.
Setelah peperangan itu, Rasulullah Saw dan para sahabat berangkat menuju kediaman bani quraizah untuk mengadili mereka.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang pertolongan Allah Swt disaat perang Khandaq (Ahzab). Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.