Pengertian Diskriminasi.
Secara bahasa diskrimansi berasal dari bahasa Inggris “Discriminate” yang berarti membedakan. Dan dalam bahasa arab istilah diskrimanasi dikenal dengan Al-Muhabbah yang artinya membedakan kasih antara satu dengan yang lain atau pilih kasih. Kosa kata Discriminate ini kemudian diadopsi menjadi kosa kata bahasa Indonesia “Diskriminasi” yaitu suatu sikap yang membeda-bedakan orang lain berdasarkan suku, ras, bahasa, budaya ataupun agama.
Pada kenyataannya banyak manusia yang memiliki sifat serakah dan salah arah serta tidak tahu diri. Banyak di antara manusia yang menganggap bahwa kemuliaan seseorang terletak pada harta, pangkat atau jabatan yang disandang, kecantikan yang dimilikinya. Padahal tidak demikian, Nabi Saw. bersabda,
Dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada paras maupun hartamu, akan tetapi Dia melihat kepada hati dan kelakuanmu.” (HR. Bukhari Muslim)
Sebagai bentuk tuntutan aktualisasi diri dalam kehidupan pribadi dan sosialnya, sebagai seorang mukmin harus mampu meneladani Rasulullah Saw. Beliau tidak pernah membedakan atau pilih kasih terhadap semua manusia dan memperlakukan setiap orang secara setara.
Orang-orang yang berkumpul dan berhubungan bersama beliau benar-benar menyatu. Tidak ada di antara mereka yang rendah diri karena karena kemiskinannya atau sombong karena status, kedudukan dan jabatannya. Mereka memiliki sifat ramah, menghormati orang yang lebih tua, menunjukkan kasih sayang kepada orang yang lebih muda, memberikan prioritas kepada orang-orang yang memerlukan dan menjaga orang asing.
Jika dilihat dari aspek agama dan sosial, seorang yang meninggalkan sikap diskriminatif biasanya memiliki sifat dan kecenderungan yang lebih dominan untuk memberikan manfaat terhadap sesamanya, yang diwujudkan dalam bentuk sikap selalu mengutamakan orang lain, meringankan beban orang lain, tidak menjadi beban orang lain, ramah tamah, dan menjaga kebiasaan berdasarkan ajaran yang benar.
Hikmah Menghindari Diskriminasi.
Adapun hikmah menghindari diskriminasi sebagai berikut,
1. Mengutamakan Orang Lain:
Seorang muslim yang menghindari sikap diskriminasi cenderung lebih mengutamakan orang lain dari pada dirinya sendiri, meskipun dia miskin, karena Islam mengajarkan kepada para pengikutnya untuk melakukan hal demikian, altruisme (sikap mengutamakan kepentingan orang lain ). Nabi Saw. selalu merasa gembira manakala melihat ajaran altruisme membuahkan hasil dalam kehidupan umat Islam ketika terjadi krisis seperti masa kekeringan atau kelaparan.
2. Meringankan Beban Orang Lain:
Seorang muslim yang menghindari sikap diskriminasi adalah seorang toleran, sabar dan memperlakukan orang lain dengan baik. Dia berusaha meringankan beban orang yang berhutang, sebagaimana difirmankan Allah Swt dalam Al-Qur’an :
Artinya : "Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, Maka berilah tangguh sampai Dia berkelapangan. dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui." (QS. al-Baqarah: 280 ).
3. Ramah Tamah Terhadap Sesama Manusia;
Seorang yang benar-benar memahami ajaran agama senantiasa bersikap ramah, bersahabat dan menyenangkan. Dia bergaul dengan orang lain dan berhubungan dengan mereka. Ini merupakan sesuatu yang harus menjadi karakteristik seorang muslim yang memahami bahwa menjaga lidah dan memelihara kepercayaan mereka merupakan salah satu kewajiban terpenting seorang muslim.
Hal itu merupakan sarana efektif untuk menyampaikan pesan kebenaran kepada mereka, dan mengajak mereka kepada nilai-nilai moral, sebab orang hanya akan mendengarkan orang-orang yang mereka sukai, percaya dan terima.
4. Berperilaku Sesuai Ajaran Islam:
Salah satu karakteristik terpenting seorang muslim yang menghindari sikap diskriminasi adalah, dia mengukur setiap tradisi masyarakatnya yang telah cukup dikenal berdasarkan standar-standar Islam.
Semua nilai-nilai sosialnya didasarkan atas pemahamannya terhadap prinsip-prinsip dasar agamanya. Karena hanya dengan mangamalkan ajaran Islam secara benar, kehidupan masyarakat yang makmur dan sejahtera dapat diwujudkan.
5. Wajar dan Realistis:
Allah Swt melalui Rasul-Nya telah mengajarkan manusia bahwa tujuan hidup sebenarnya adalah agar dapat menghambakan diri kepada Allah Swt, sehingga tercapai derajat taqwa.
Secara bahasa diskrimansi berasal dari bahasa Inggris “Discriminate” yang berarti membedakan. Dan dalam bahasa arab istilah diskrimanasi dikenal dengan Al-Muhabbah yang artinya membedakan kasih antara satu dengan yang lain atau pilih kasih. Kosa kata Discriminate ini kemudian diadopsi menjadi kosa kata bahasa Indonesia “Diskriminasi” yaitu suatu sikap yang membeda-bedakan orang lain berdasarkan suku, ras, bahasa, budaya ataupun agama.
Pada kenyataannya banyak manusia yang memiliki sifat serakah dan salah arah serta tidak tahu diri. Banyak di antara manusia yang menganggap bahwa kemuliaan seseorang terletak pada harta, pangkat atau jabatan yang disandang, kecantikan yang dimilikinya. Padahal tidak demikian, Nabi Saw. bersabda,
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ
Dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada paras maupun hartamu, akan tetapi Dia melihat kepada hati dan kelakuanmu.” (HR. Bukhari Muslim)
Sebagai bentuk tuntutan aktualisasi diri dalam kehidupan pribadi dan sosialnya, sebagai seorang mukmin harus mampu meneladani Rasulullah Saw. Beliau tidak pernah membedakan atau pilih kasih terhadap semua manusia dan memperlakukan setiap orang secara setara.
Orang-orang yang berkumpul dan berhubungan bersama beliau benar-benar menyatu. Tidak ada di antara mereka yang rendah diri karena karena kemiskinannya atau sombong karena status, kedudukan dan jabatannya. Mereka memiliki sifat ramah, menghormati orang yang lebih tua, menunjukkan kasih sayang kepada orang yang lebih muda, memberikan prioritas kepada orang-orang yang memerlukan dan menjaga orang asing.
Jika dilihat dari aspek agama dan sosial, seorang yang meninggalkan sikap diskriminatif biasanya memiliki sifat dan kecenderungan yang lebih dominan untuk memberikan manfaat terhadap sesamanya, yang diwujudkan dalam bentuk sikap selalu mengutamakan orang lain, meringankan beban orang lain, tidak menjadi beban orang lain, ramah tamah, dan menjaga kebiasaan berdasarkan ajaran yang benar.
Hikmah Menghindari Diskriminasi.
Adapun hikmah menghindari diskriminasi sebagai berikut,
1. Mengutamakan Orang Lain:
Seorang muslim yang menghindari sikap diskriminasi cenderung lebih mengutamakan orang lain dari pada dirinya sendiri, meskipun dia miskin, karena Islam mengajarkan kepada para pengikutnya untuk melakukan hal demikian, altruisme (sikap mengutamakan kepentingan orang lain ). Nabi Saw. selalu merasa gembira manakala melihat ajaran altruisme membuahkan hasil dalam kehidupan umat Islam ketika terjadi krisis seperti masa kekeringan atau kelaparan.
2. Meringankan Beban Orang Lain:
Seorang muslim yang menghindari sikap diskriminasi adalah seorang toleran, sabar dan memperlakukan orang lain dengan baik. Dia berusaha meringankan beban orang yang berhutang, sebagaimana difirmankan Allah Swt dalam Al-Qur’an :
وَإِنْ كَانَ ذُو عُسْرَةٍ فَنَظِرَةٌ إِلَىٰ مَيْسَرَةٍ ۚ وَأَنْ تَصَدَّقُوا خَيْرٌ لَكُمْ ۖ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Artinya : "Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, Maka berilah tangguh sampai Dia berkelapangan. dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui." (QS. al-Baqarah: 280 ).
3. Ramah Tamah Terhadap Sesama Manusia;
Seorang yang benar-benar memahami ajaran agama senantiasa bersikap ramah, bersahabat dan menyenangkan. Dia bergaul dengan orang lain dan berhubungan dengan mereka. Ini merupakan sesuatu yang harus menjadi karakteristik seorang muslim yang memahami bahwa menjaga lidah dan memelihara kepercayaan mereka merupakan salah satu kewajiban terpenting seorang muslim.
Hal itu merupakan sarana efektif untuk menyampaikan pesan kebenaran kepada mereka, dan mengajak mereka kepada nilai-nilai moral, sebab orang hanya akan mendengarkan orang-orang yang mereka sukai, percaya dan terima.
4. Berperilaku Sesuai Ajaran Islam:
Salah satu karakteristik terpenting seorang muslim yang menghindari sikap diskriminasi adalah, dia mengukur setiap tradisi masyarakatnya yang telah cukup dikenal berdasarkan standar-standar Islam.
Semua nilai-nilai sosialnya didasarkan atas pemahamannya terhadap prinsip-prinsip dasar agamanya. Karena hanya dengan mangamalkan ajaran Islam secara benar, kehidupan masyarakat yang makmur dan sejahtera dapat diwujudkan.
5. Wajar dan Realistis:
Allah Swt melalui Rasul-Nya telah mengajarkan manusia bahwa tujuan hidup sebenarnya adalah agar dapat menghambakan diri kepada Allah Swt, sehingga tercapai derajat taqwa.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang pengertian diskriminasi dan lima hikmah menghindari diskriminasi. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.