Perkembangan pembaharuan Islam paling sedikit melewati tiga tahap. Ketiganya menyajikan model gerakan yang berbeda. Meski demikian, antara satu dengan lainnya saling berpadu dan berkesinambungan. Hal itu karena, gerakan pembaharuan Islam muncul bersamaan dengan fase-fase modernisasi yang sudah cukup lama menggejala di dunia. Yaitu dari sejak abad ke-18 dan hingga sekarang. Tahap-tahap gerakan pembaharuan Islam itu, dapat dideskripsikan sebagai berikut:
Pertama, adalah gerakan yang disebut dengan Gerakan Pramodernis. Gerakan ini timbul sebagai reaksi atas merosotnya moral kaum Muslim. Selain itu, kaum Muslim juga diliputi kejumudan berpikir akibat terpenjara dalam tradisi yang tidak lagi sesuai dengan perkembangan zaman.
Ciri gerakan ini adalah upayanya dalam melakukan perubahan mendasar guna mengatasi kemunduran moral dan sosial masyarakat Islam. Selanjutnya, perubahan ini menuntut adanya dasar, baik dari segi argumentasi maupun budaya. Dasar yang kemudian menjadi slogan gerakan ini adalah, “Kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Saw.”
Kedua, dikenal dengan istilah Modernisme Klasik. Pembaharuan Islam pada tahap ini diimplementasikan dalam lembaga-lembaga pendidikan. Karena lembaga pendidikan adalah sarana paling efektif untuk mensosialisasikan gagasangagasan baru. Lembaga pendidikan juga media untuk “mencetak” generasi baru yang berwawasan luas dan rasional dalam memahami agama, sehingga mampu menghadapi zaman modern.
Model gerakan ini muncul bersamaan dengan penyebaran kolonialisme dan imperialisme barat yang melanda hampir seluruh dunia Islam. Sehingga, kaum pembaharu pada tahap ini seringkali menggunakan ide-ide barat sebagai ukuran kemajuan.
Ketiga, gerakan pembaharuan Islam pada tahap ini disebut Gerakan Pascamodernis. Pada tahap itu kombinasi-kombinasi tertentu antara Islam dan barat masih diuji. Bahkan, ide-ide barat, terutama di bidang sosial politik, sistem politik, maupun ekonomi, dikemas dengan istilah-istilah Islam.
Gerakan–gerakan sosial dan politik merupakan tema utama dari tahap pembaharuan ini. Universitas dianggap sebagai lembaga pendidikan modern untuk dibedakan dengan madrasah yang mereka anggap tradisional. Pada tahap ini, kaum terpelajar yang mengikuti pendidikan Universitas barat mulai bermunculan. Sehingga, mulai bermunculan pemikiran-pemikiran sekularistik yang merupakan benih bagi munculnya tahap pembaharuan selanjutnya.
Pertama, adalah gerakan yang disebut dengan Gerakan Pramodernis. Gerakan ini timbul sebagai reaksi atas merosotnya moral kaum Muslim. Selain itu, kaum Muslim juga diliputi kejumudan berpikir akibat terpenjara dalam tradisi yang tidak lagi sesuai dengan perkembangan zaman.
Ciri gerakan ini adalah upayanya dalam melakukan perubahan mendasar guna mengatasi kemunduran moral dan sosial masyarakat Islam. Selanjutnya, perubahan ini menuntut adanya dasar, baik dari segi argumentasi maupun budaya. Dasar yang kemudian menjadi slogan gerakan ini adalah, “Kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Saw.”
Kedua, dikenal dengan istilah Modernisme Klasik. Pembaharuan Islam pada tahap ini diimplementasikan dalam lembaga-lembaga pendidikan. Karena lembaga pendidikan adalah sarana paling efektif untuk mensosialisasikan gagasangagasan baru. Lembaga pendidikan juga media untuk “mencetak” generasi baru yang berwawasan luas dan rasional dalam memahami agama, sehingga mampu menghadapi zaman modern.
Model gerakan ini muncul bersamaan dengan penyebaran kolonialisme dan imperialisme barat yang melanda hampir seluruh dunia Islam. Sehingga, kaum pembaharu pada tahap ini seringkali menggunakan ide-ide barat sebagai ukuran kemajuan.
Ketiga, gerakan pembaharuan Islam pada tahap ini disebut Gerakan Pascamodernis. Pada tahap itu kombinasi-kombinasi tertentu antara Islam dan barat masih diuji. Bahkan, ide-ide barat, terutama di bidang sosial politik, sistem politik, maupun ekonomi, dikemas dengan istilah-istilah Islam.
Gerakan–gerakan sosial dan politik merupakan tema utama dari tahap pembaharuan ini. Universitas dianggap sebagai lembaga pendidikan modern untuk dibedakan dengan madrasah yang mereka anggap tradisional. Pada tahap ini, kaum terpelajar yang mengikuti pendidikan Universitas barat mulai bermunculan. Sehingga, mulai bermunculan pemikiran-pemikiran sekularistik yang merupakan benih bagi munculnya tahap pembaharuan selanjutnya.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang tahapan pembaharuan Islam. Semoga kita dapat mengambil pelajaran dari pembahasan tersebut. Aamiin. Sumber Sejarah Kebudayaan Islam Kelas XII MA, Kementerian Agama Republik Indonesia, Jakarta 2016. Kujnjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.