Pembaharuan Islam Sebelum Pembaharu Modern.
a. Pembaharuan Islam Sebelum Pembaharu Modern Di Turki.
Pada periode pertengahan, telah muncul pemikiran dan usaha pembaharuan Islam di kerajaan Turki Usmani. Pada abad ke-17, kekalahan Turki Usmani dari Eropa mendorong raja dan pemuka kerajaan untuk menyelidiki sebabsebabnya. Lantas, diketahui bahwa penyebabnya adalah ketertinggalan dalam teknologi militer. Mereka menemukan bahwa barat memiliki sains dan teknologi tinggi yang diterapkan dalam kemiliteran. Sehingga, pada 1720, Kerajaan Usmani mengangkat Celebi Mehmed sebagai utusan kerajaan untuk Prancis. Dia bertugas mempelajari benteng-benteng pertahanan, pabrik-pabrik, serta institusi-institusi Prancis lainnya. Laporan Celebi Mehmed tertuang dalam bukunya, Seferetname.
Berdasarkan laporan itu, diupayakanlah pembaharuan di Kerajaan Usmani. Tapi, usaha pembaharuan itu mendapat tantangan. Tantangan pertama, datang dari tentara tetap yang disebut Jenissary. Tantangan kedua datang dari pihak ulama. Ide-ide baru yang didatangkan dari Eropa itu dianggap bertentangan dengan paham tradisional yang dianut masyarakat Islam ketika itu.
b. Pembaharuan Islam Sebelum Pembaharu Modern Di India.
Di India, sebelum pembaharu modern, muncul juga ide dan usaha pembaharuan. Pada awal abad ke-18, kesultanan Mughal memasuki zaman kemunduran. Selain itu, inggris juga mulai memperbesar usahanya untuk memperoleh daerah kekuasaan di India. Suasana itu menyadarkan para pemimpin Islam India akan kelemahan umat Islam.
Maka muncullah seorang tokoh yang bernama Syah Waliyullah (1703-1762 M) dari Delhi. Ia berpendapat bahwa salah satu penyebab kelemahan umat Islam ialah perubahan sistem pemerintahan dari sistem khilafah ke sistem kerajaan. Sistem pertama bersifat demokratis, sedang sistem kedua bersifat otokratis. Karena itu, ia menggagas agar sistem kekhalifahan seperti pada masa Khulafaur Rasyidin dihidupkan kembali.
c. Pembaharuan Islam Sebelum Pembaharu Modern Di Afrika Utara.
Gerakan pembaharuan sebelum pembaharu modern juga muncul di Afrika Utara. Gerakan ini dimulai melalui jalur tasawuf. Gerakan ini disebut neosufisme yaitu tasawuf yang diperbaharui dan tampil dalam wajah aktifis. Neosufisme berawal dari tarekat Sanusiyah. Sanusiyah adalah cabang Ordo Idrisiyah yang didirikan di Arab Saudi oleh Ahmad Ibnu Idris (w. 1837 M). Tarekat ini juga dinamakan dengan Thariqah Muhammadiyyah. Tarekat ini tidak bermaksud menghilangkan ide tradisional tentang kehidupan akhirat. Ide pembaharuan mereka berada dalam batas pembaharuan moral dan kesejahteraan sosial. Mereka hanya melakukan pergeseran dan penekanan, pergeseran inilah yang menandai fenomena pembaharuan sufisme pada periode sebelum pembaharu modern.
Pembaharuan Islam Modern.
Pembaharuan Islam modern yang sudah didengungkan sejak abad 18 Masehi oleh Abdul Wahhab (w. 1206 H/1792 M), segera masuk ke dunia politik. Gagasan pembaharuan Islam dalam politik yang pertama kali muncul adalah Pan-Islamisme. Gagasan ini disuarakan lantang oleh Jamaluddin Al-Afghani (w. 1897 M). Karena semangat dan geloranya inilah Jamaluddin mendapat julukan bapak nasioanlisme Islam. Semangatnya yang kuat menggelorakan Pan-Islamisme, akhirnya mendorong Sultan Abdul Hamid II (w. 1909 M), Raja Turki Usmani, untuk mendatangkannya ke Turki.
Gagasan Jamaluddin Al-Afghani ini disambut baik oleh masyarakat Muslim di sana. Bahkan, merambah ke negeri-negeri Islam lainnya di belahan dunia. Hanya saja, gagasan ini segera meredup apalagi setelah Turki Usmani bersama sekutunya yaitu Jerman, kalah dalam Perang Dunia I. Lalu, kekhalifahan dihapuskan oleh Mustafa Kemal At-Taturk. Hingga akhirnya, gagasan nasionalisme yang diserukan Mustafa Kemal menjadi gerakan yang mendunia.
Gagasan nasionalisme dari barat itu, segera masuk ke negeri-negeri yang mayoritas masyarakatnya Muslim. Di Mesir, gagasan nasionalisme sudah muncul sejak Al-Tahtawi dan Jamaluddin Al-Afghani. Lalu, muncul setelah itu, gagasan Nasionalisme Arab yang dengan cepat menyebar dan mendapat sambutan hangat. Nasionalisme ini terbentuk atas dasar kesamaan bahasa, seperti Mesir, Syiria, Lebanon, Palestina, Irak, Bahrein, Hijaz, Kuwait dan Afrika Utara. Gagasan itu kemudian dituangkan dengan berdirinya Liga Arab pada 12 Maret 1945.
Di India Sayyid Amir Ali (w. 1928 M) mengkampanyekan Gerakan Khilafah yakni pendirian khilafah Islam. Hanya saja, gagasan ini segera redup setelah Mustafa Kemal menghapus kekhalifahan Turki Usmani. Lalu, selanjutnya muncullah gerakan Islamisme yang di India dikenal dengan Gerakan Komunalisme. Gerakan Komunalisme ini disuarakan oleh Liga Muslimin yang di antara tokohnya adalah Sayyid Ahmad Khan, Muhammad Iqbal dan Muhammad Ali Jinnah.
Selanjutnya, gagasan nasionalisme ini segera menyebar ke berbagai negeri Muslim, sebagai senjata untuk membebaskan diri dari penjajahan barat.
a. Pembaharuan Islam Sebelum Pembaharu Modern Di Turki.
Pada periode pertengahan, telah muncul pemikiran dan usaha pembaharuan Islam di kerajaan Turki Usmani. Pada abad ke-17, kekalahan Turki Usmani dari Eropa mendorong raja dan pemuka kerajaan untuk menyelidiki sebabsebabnya. Lantas, diketahui bahwa penyebabnya adalah ketertinggalan dalam teknologi militer. Mereka menemukan bahwa barat memiliki sains dan teknologi tinggi yang diterapkan dalam kemiliteran. Sehingga, pada 1720, Kerajaan Usmani mengangkat Celebi Mehmed sebagai utusan kerajaan untuk Prancis. Dia bertugas mempelajari benteng-benteng pertahanan, pabrik-pabrik, serta institusi-institusi Prancis lainnya. Laporan Celebi Mehmed tertuang dalam bukunya, Seferetname.
Berdasarkan laporan itu, diupayakanlah pembaharuan di Kerajaan Usmani. Tapi, usaha pembaharuan itu mendapat tantangan. Tantangan pertama, datang dari tentara tetap yang disebut Jenissary. Tantangan kedua datang dari pihak ulama. Ide-ide baru yang didatangkan dari Eropa itu dianggap bertentangan dengan paham tradisional yang dianut masyarakat Islam ketika itu.
b. Pembaharuan Islam Sebelum Pembaharu Modern Di India.
Di India, sebelum pembaharu modern, muncul juga ide dan usaha pembaharuan. Pada awal abad ke-18, kesultanan Mughal memasuki zaman kemunduran. Selain itu, inggris juga mulai memperbesar usahanya untuk memperoleh daerah kekuasaan di India. Suasana itu menyadarkan para pemimpin Islam India akan kelemahan umat Islam.
Maka muncullah seorang tokoh yang bernama Syah Waliyullah (1703-1762 M) dari Delhi. Ia berpendapat bahwa salah satu penyebab kelemahan umat Islam ialah perubahan sistem pemerintahan dari sistem khilafah ke sistem kerajaan. Sistem pertama bersifat demokratis, sedang sistem kedua bersifat otokratis. Karena itu, ia menggagas agar sistem kekhalifahan seperti pada masa Khulafaur Rasyidin dihidupkan kembali.
c. Pembaharuan Islam Sebelum Pembaharu Modern Di Afrika Utara.
Gerakan pembaharuan sebelum pembaharu modern juga muncul di Afrika Utara. Gerakan ini dimulai melalui jalur tasawuf. Gerakan ini disebut neosufisme yaitu tasawuf yang diperbaharui dan tampil dalam wajah aktifis. Neosufisme berawal dari tarekat Sanusiyah. Sanusiyah adalah cabang Ordo Idrisiyah yang didirikan di Arab Saudi oleh Ahmad Ibnu Idris (w. 1837 M). Tarekat ini juga dinamakan dengan Thariqah Muhammadiyyah. Tarekat ini tidak bermaksud menghilangkan ide tradisional tentang kehidupan akhirat. Ide pembaharuan mereka berada dalam batas pembaharuan moral dan kesejahteraan sosial. Mereka hanya melakukan pergeseran dan penekanan, pergeseran inilah yang menandai fenomena pembaharuan sufisme pada periode sebelum pembaharu modern.
Pembaharuan Islam Modern.
Pembaharuan Islam modern yang sudah didengungkan sejak abad 18 Masehi oleh Abdul Wahhab (w. 1206 H/1792 M), segera masuk ke dunia politik. Gagasan pembaharuan Islam dalam politik yang pertama kali muncul adalah Pan-Islamisme. Gagasan ini disuarakan lantang oleh Jamaluddin Al-Afghani (w. 1897 M). Karena semangat dan geloranya inilah Jamaluddin mendapat julukan bapak nasioanlisme Islam. Semangatnya yang kuat menggelorakan Pan-Islamisme, akhirnya mendorong Sultan Abdul Hamid II (w. 1909 M), Raja Turki Usmani, untuk mendatangkannya ke Turki.
Gagasan Jamaluddin Al-Afghani ini disambut baik oleh masyarakat Muslim di sana. Bahkan, merambah ke negeri-negeri Islam lainnya di belahan dunia. Hanya saja, gagasan ini segera meredup apalagi setelah Turki Usmani bersama sekutunya yaitu Jerman, kalah dalam Perang Dunia I. Lalu, kekhalifahan dihapuskan oleh Mustafa Kemal At-Taturk. Hingga akhirnya, gagasan nasionalisme yang diserukan Mustafa Kemal menjadi gerakan yang mendunia.
Gagasan nasionalisme dari barat itu, segera masuk ke negeri-negeri yang mayoritas masyarakatnya Muslim. Di Mesir, gagasan nasionalisme sudah muncul sejak Al-Tahtawi dan Jamaluddin Al-Afghani. Lalu, muncul setelah itu, gagasan Nasionalisme Arab yang dengan cepat menyebar dan mendapat sambutan hangat. Nasionalisme ini terbentuk atas dasar kesamaan bahasa, seperti Mesir, Syiria, Lebanon, Palestina, Irak, Bahrein, Hijaz, Kuwait dan Afrika Utara. Gagasan itu kemudian dituangkan dengan berdirinya Liga Arab pada 12 Maret 1945.
Di India Sayyid Amir Ali (w. 1928 M) mengkampanyekan Gerakan Khilafah yakni pendirian khilafah Islam. Hanya saja, gagasan ini segera redup setelah Mustafa Kemal menghapus kekhalifahan Turki Usmani. Lalu, selanjutnya muncullah gerakan Islamisme yang di India dikenal dengan Gerakan Komunalisme. Gerakan Komunalisme ini disuarakan oleh Liga Muslimin yang di antara tokohnya adalah Sayyid Ahmad Khan, Muhammad Iqbal dan Muhammad Ali Jinnah.
Selanjutnya, gagasan nasionalisme ini segera menyebar ke berbagai negeri Muslim, sebagai senjata untuk membebaskan diri dari penjajahan barat.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang pembaharuan Islam sebelum pembaharu modern dan pembaharuan Islam modern. Semoga kita dapat mengambil pelajaran dari pembahasan tersebut. Aamiin. Sumber Sejarah Kebudayaan Islam Kelas XII MA, Kementerian Agama Republik Indonesia, Jakarta 2016. Kujnjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.