Membaca al-Qur’an harus benar dan sesuai dengan kaidah ilmu Tajwid. Apabila salah dalam membaca akan merusak arti dan makna yang terkandung di dalamnya. Membaca al-Qur’an dengan benar juga akan menambah kekhusu’an dan menambah pahala ibadah. Selain itu nantinya akan menjadikan kita mendapat syafa’at di akhirat.
Agar kita mampu membaca al-Qur’an dengan baik dan benar kalian harus mempelajari Ilmu Tajwid dengan teliti. Nah pada kesempatan ini kalian akan mempelajari Ilmu Tajwid yaitu hukum bacaan Lam dan Ra.
A. Hukum Bacaan Lam ( ل )
Di dalam Ilmu Tajwid hukum bacaan Lam ada dua macam, yaitu :
1. Lam tafkhim ( تفحيم ) tebal / Mufakhkhamah.
Apabila ada huruf Lam (ل ) dalam lafzul jalalah ( الله ) yang didahului oleh huruf yang berharakat fathah ( ـَـ ) atau damah ( ـُـ ). Maka harus dibaca tafkhim atau tebal. Lam yang terdapat dalam lafzull Jalalah dinamakan lam jalalah. Cara mengucapkannya ialah dengan menjorokkan kedua bibir ke depan.
Contoh :
- Lafzul Jalalah ( الله ) yang didahului oleh huruf yang berharakat fathah
معَ اللهُ - قُلْ هُوَاللهُ أَحَدٌ - شَهِدَ اللهُ - لاَإِلٰهَ إِلاَّ اللهُ
- Lafzul Jalalah ( الله ) yang didahului oleh huruf yang berharakat damah
وَرَحْمَة ُاللهِ - يُؤْتِيَهمُ الله خَيْرًا - يُحْبِبْكُمُ اللهُ - عَبْدُ اللهِ
2. Lam Tarqiq (ترقيق ) Tipis / Muraqqaqah
Huruf Lam dibaca Tarqiq ada dalam dua keadaan, yaitu :
a. Lam yang terdapat pada Lafzul jalalah ( الله ) dan didahului oleh huruf yang berharakat kasrah. ( ـِـ ). Posisi mulut tidak menjorok kedepan.
Contoh :
بِسْمِ اللهِ - فِىْ رَسُوْلِ اللهِ - فِىْ دِيْنِ اللهِ أَفْوَاجًا
b. Semua Lam yang terdapat dalam lafal selain lafzul jalalah
Contoh :
وَعَلَّمَ - لِكُلِّ - لُمَزَةٍ
B. Hukum Bacaan Ra (ر )
Hukum bacaan ra ( ر ) dibagi menjadi tiga , yaitu :
1. Ra Tafhim ( تفحيم ) artinya ra yang dibaca tebal .
Ra dibaca tebal. Apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. Jika huruf ra berharakat fathah atau fathatain ( رَ / رً )
Contoh :
- Ra difathah رَبُّكُمْ - رَبِّ الْفَلَقِ - غُفِرَلَهُ - اَلَمْ تَرَ : ر
- Ra difathatain نَارًا - خَيْرًا - طَيْرًا - شرًا رً
b. Jika ra berharakat dammah atau dammatain ( رُ / رٌ )
Contoh :
- Ra dammah رُزِقْنَا - كَفَرُوْا - أَكْبَرُ - نَصْرُاللهِ رُ
- Ra dhammatain غفورٌ - أجرٌ - مَبرُورٌ - نورٌ رٌ
c. Jika ra berharakat sukun jatuh sesudah huruf yang difathah atau didammah ( + رْ ـُـ / رْ + ـَـ )
Contoh :
- Ra sukun jatuh sesudah huruf difathah ( رْ + ـَـ )
وَأَرْسَلَ - تَرْمِيْهِمْ - فَأَ ثَرْنَ بِهِ - وَانْحَرْ
- Ra sukun jatuh sesudah huruf didammah ( ــُ + رْ )
تُرْحَمُوْنَ - مُرْسَلِيْنَ - قُرْآنٌ - مُرْتَفَقًا
d. Jika ra berharakat sukun didahului oleh huruf yang berharakat kasrah tetapi kasrahnya tidak asli dari kalimat itu. ( رْ ِ / kasrah tidak asli )
Contoh : اِرْجِعِىْ - اِرْكَبْ - اِرْحَمْنَا
e. Jika ra berharakat sukun sedangkan huruf sebelumnya berharakat kasrah asli, namun sesudah ra sukun itu ada huruf ISTI’LA ( إسـتـعـلاء ) yang tidak dikasrah (huruf isti’la tidak dikasrah + رْ + ِ / kasrah asli ). Sedangkan huruf isti’la itu ialah ص - ض - ط - ظ - خ - غ - ق
Contoh : قِرْطَاسٌ - مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ - مِرْصَادٌ
2. Tarqiq ( ترقيق ) tipis / Muraqqaqah.
Ra tarqiq atau muraqqaqah ialah ra yang dibaca tipis. Di dalam ilmu tajwid ra ( ر ) dibaca tipis jika memenuhi persyatan-persyaratan., yaitu :
a. Jika ra berharakat kasrah atau kasratain ( ِر / ٍر )
Contoh :
- Ra dikasrah ِ رِمَاحُكُم ْ - كَرِيْمٌ - مِنَ الرِّّجَالِ - Ra dikasratain ( لَفِىْ حُسْرٍ
b. Jika ra berharakat sukun dan huruf sebelumnya berharakat kasrah asli tetapi sesudah ra sukun bukan huruf isti’la. ( bukan huruf isti’la + رْ + ـِـ ).
Contoh : فِرْعَوْنَ - فَبَشِّرْهُ - وَأَنْذَرْبِهِ - مِْرفَقًا
c. Jika ra diwaqafkan dan huruf sebelumnya ya sukun ( ra waqaf + يْ )
Contoh :شَيْئٍ قَدِ يْرٌ- وَهُوَالسَّمِيْعُ الْخَبِيْر سَمِيْع ٌبَصِيْرٌ- لَكُم ُالْخَيْرُ
d. Jika ra diwaqafkan dan huruf sebelumnya dikasrah ( ra waqaf + ـِـ )
Contoh :وَلاَ ناَصِرَ - هُوَالْكَافِرُ - بِمُصَيْطِرٍ
3. Jawazul Wajhain ( جواز الوجهين ) artinya boleh dibaca tebal dan boleh dibaca tipis
Huruf ra boleh dibaca tafkhim atau tarqiq jika ra itu disukun dan huruf sebelumnya dikasrah sedangkan setelah ra sukun itu ada huruf isti’la yang dikasrah. (huruf isti’la yang dikasrah + رْ + ِ )
Contoh :مِنْ عِرْضِهِ - بِحِرْصٍ
Agar kita mampu membaca al-Qur’an dengan baik dan benar kalian harus mempelajari Ilmu Tajwid dengan teliti. Nah pada kesempatan ini kalian akan mempelajari Ilmu Tajwid yaitu hukum bacaan Lam dan Ra.
A. Hukum Bacaan Lam ( ل )
Di dalam Ilmu Tajwid hukum bacaan Lam ada dua macam, yaitu :
1. Lam tafkhim ( تفحيم ) tebal / Mufakhkhamah.
Apabila ada huruf Lam (ل ) dalam lafzul jalalah ( الله ) yang didahului oleh huruf yang berharakat fathah ( ـَـ ) atau damah ( ـُـ ). Maka harus dibaca tafkhim atau tebal. Lam yang terdapat dalam lafzull Jalalah dinamakan lam jalalah. Cara mengucapkannya ialah dengan menjorokkan kedua bibir ke depan.
Contoh :
- Lafzul Jalalah ( الله ) yang didahului oleh huruf yang berharakat fathah
معَ اللهُ - قُلْ هُوَاللهُ أَحَدٌ - شَهِدَ اللهُ - لاَإِلٰهَ إِلاَّ اللهُ
- Lafzul Jalalah ( الله ) yang didahului oleh huruf yang berharakat damah
وَرَحْمَة ُاللهِ - يُؤْتِيَهمُ الله خَيْرًا - يُحْبِبْكُمُ اللهُ - عَبْدُ اللهِ
2. Lam Tarqiq (ترقيق ) Tipis / Muraqqaqah
Huruf Lam dibaca Tarqiq ada dalam dua keadaan, yaitu :
a. Lam yang terdapat pada Lafzul jalalah ( الله ) dan didahului oleh huruf yang berharakat kasrah. ( ـِـ ). Posisi mulut tidak menjorok kedepan.
Contoh :
بِسْمِ اللهِ - فِىْ رَسُوْلِ اللهِ - فِىْ دِيْنِ اللهِ أَفْوَاجًا
b. Semua Lam yang terdapat dalam lafal selain lafzul jalalah
Contoh :
وَعَلَّمَ - لِكُلِّ - لُمَزَةٍ
B. Hukum Bacaan Ra (ر )
Hukum bacaan ra ( ر ) dibagi menjadi tiga , yaitu :
1. Ra Tafhim ( تفحيم ) artinya ra yang dibaca tebal .
Ra dibaca tebal. Apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. Jika huruf ra berharakat fathah atau fathatain ( رَ / رً )
Contoh :
- Ra difathah رَبُّكُمْ - رَبِّ الْفَلَقِ - غُفِرَلَهُ - اَلَمْ تَرَ : ر
- Ra difathatain نَارًا - خَيْرًا - طَيْرًا - شرًا رً
b. Jika ra berharakat dammah atau dammatain ( رُ / رٌ )
Contoh :
- Ra dammah رُزِقْنَا - كَفَرُوْا - أَكْبَرُ - نَصْرُاللهِ رُ
- Ra dhammatain غفورٌ - أجرٌ - مَبرُورٌ - نورٌ رٌ
c. Jika ra berharakat sukun jatuh sesudah huruf yang difathah atau didammah ( + رْ ـُـ / رْ + ـَـ )
Contoh :
- Ra sukun jatuh sesudah huruf difathah ( رْ + ـَـ )
وَأَرْسَلَ - تَرْمِيْهِمْ - فَأَ ثَرْنَ بِهِ - وَانْحَرْ
- Ra sukun jatuh sesudah huruf didammah ( ــُ + رْ )
تُرْحَمُوْنَ - مُرْسَلِيْنَ - قُرْآنٌ - مُرْتَفَقًا
d. Jika ra berharakat sukun didahului oleh huruf yang berharakat kasrah tetapi kasrahnya tidak asli dari kalimat itu. ( رْ ِ / kasrah tidak asli )
Contoh : اِرْجِعِىْ - اِرْكَبْ - اِرْحَمْنَا
e. Jika ra berharakat sukun sedangkan huruf sebelumnya berharakat kasrah asli, namun sesudah ra sukun itu ada huruf ISTI’LA ( إسـتـعـلاء ) yang tidak dikasrah (huruf isti’la tidak dikasrah + رْ + ِ / kasrah asli ). Sedangkan huruf isti’la itu ialah ص - ض - ط - ظ - خ - غ - ق
Contoh : قِرْطَاسٌ - مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ - مِرْصَادٌ
2. Tarqiq ( ترقيق ) tipis / Muraqqaqah.
Ra tarqiq atau muraqqaqah ialah ra yang dibaca tipis. Di dalam ilmu tajwid ra ( ر ) dibaca tipis jika memenuhi persyatan-persyaratan., yaitu :
a. Jika ra berharakat kasrah atau kasratain ( ِر / ٍر )
Contoh :
- Ra dikasrah ِ رِمَاحُكُم ْ - كَرِيْمٌ - مِنَ الرِّّجَالِ - Ra dikasratain ( لَفِىْ حُسْرٍ
b. Jika ra berharakat sukun dan huruf sebelumnya berharakat kasrah asli tetapi sesudah ra sukun bukan huruf isti’la. ( bukan huruf isti’la + رْ + ـِـ ).
Contoh : فِرْعَوْنَ - فَبَشِّرْهُ - وَأَنْذَرْبِهِ - مِْرفَقًا
c. Jika ra diwaqafkan dan huruf sebelumnya ya sukun ( ra waqaf + يْ )
Contoh :شَيْئٍ قَدِ يْرٌ- وَهُوَالسَّمِيْعُ الْخَبِيْر سَمِيْع ٌبَصِيْرٌ- لَكُم ُالْخَيْرُ
d. Jika ra diwaqafkan dan huruf sebelumnya dikasrah ( ra waqaf + ـِـ )
Contoh :وَلاَ ناَصِرَ - هُوَالْكَافِرُ - بِمُصَيْطِرٍ
3. Jawazul Wajhain ( جواز الوجهين ) artinya boleh dibaca tebal dan boleh dibaca tipis
Huruf ra boleh dibaca tafkhim atau tarqiq jika ra itu disukun dan huruf sebelumnya dikasrah sedangkan setelah ra sukun itu ada huruf isti’la yang dikasrah. (huruf isti’la yang dikasrah + رْ + ِ )
Contoh :مِنْ عِرْضِهِ - بِحِرْصٍ
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang hukum tajwid bacaan lam dan ra serta contoh tajwid bacaan lam dan ra. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.
JAZAKALLAHU KHAIRAN KATHIRA
BalasHapusMin di Tarqir Ra.
BalasHapusPada Poin B. Jika ra berharakat sukun dan huruf sebelumnya berharakat kasrah asli tetapi sesudah ra sukun bukan huruf isti’la.
وَأَنْذَرْبِهِ
Bukanya di baca tebal min? kan "ra berharakat sukun jatuh sesudah huruf yang difathah"