Berkompetisi kebaikan termasuk ibadah. karena itu merupakan hal positif yang berdampak kebaikan atau manfaat, setiap kompetisi dalam kebaikan pasti akan selalu ada manfaat, dengan kerja keras untuk mendapatkan hasil yang terbaik dalam memperoleh kebaikan sama saja berusaha keras yang terbaik dalam melakukan ibadah.
Ayat Al-Qur'an Tentang Kompetisi dalam Kebaikan.
1. Ayat Al-Qur'an Surat Al-Baqarah Ayat 148.
Artinya :
"Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Dimana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh Allah Mahakuasa atas segala sesuatu." (QS. Al Baqarah : 148)
Kandungan Al-Qur'an Surat Al-Baqarah Ayat 148.
Setiap umat mempunyai kiblat / syariat atau aturan masing-masing. Bagi umat Islam kiblatnya adalah Ka’bah sebagai pusat menghadap ketika shalat.
Kaum muslimin hendaknya giat beribadah, beramal, bekerja, dan berlomba-lomba dalam kebaikan.
Pada hari Kiamat nanti Allah Swt akan mengumpulkan setiap umat manusia. Pada saat itu, manusia akan diadili dengan seadil-adilnya tentang perbuatan yang mereka lakukan ketika di dunia. Manusia akan dimintai pertanggung jawaban atas apa yang telah mereka kerjakan. Pada saat itu pula akan diketahui siapa di antara mereka yang paling benar dan paling baik amalnya.
Pada surat Al Baqarah 148 dijelaskan bahwa manusia di alam ini telah terjadi golongan-golongan dimana mereka telah meyakini kebenaran aturan dan syari’atnya masing-masing seperti : golongan Islam, Nasrani, Yahudi, Budha, Hindu dan umat lainnya. Namun bagi umat Islam haruslah yakin bahwa syare’at Islam adalah syare’at yang benar karena kebenaran syari’at Islam itu telah ditetapkan kebenarannya oleh Allah dan dinyatakan agama yang paling benar pula sebagaimana firman-Nya dalam QS. Ali Imran : 19 :
”Sesungguhnya agama (yang diridoi ) di sisi Allah hanyalah Islam”. (QS. Ali Imran : 19)
2. Ayat Al-Qur'an Surat Faatir Ayat 32.
Artinya :
"Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih diantara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menzalimi diri sendiri; ada yang pertengahan; dan ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan *) dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang besar." (QS. Faatir : 32)
*) menzalimi diri sendiri ialah orang yang lebih banyak kesalahannya daripada kebaikannya, dan “ pertengahan “ ialah orang yang kebaikannya berbanding sama dengan kesalahannya, sedang yang dimaksud dengan “ orang yang lebih dahulu dalam berbuat kebaikan” ialah orang-orang yang kebaikannya sangat banyak dan sangat jarang berbuat kesalahan.
Kandungan Al-Qur'an Surat Faatir Ayat 32.
Allah Swt mewariskan Kitab suci Al Qur’an kepada hamba-hambanya yang terpilih yaitu umat Islam.
Sikap umat Islam terbagi menjadi tiga golongan, yaitu,
1). golongan yang mengamalkan agamanya, tetapi juga masih lebih banyak berbuat kejahatan/buruk;
2) golongan yang dalam pertengahan yaitu amal kebajikannya berbanding dengan amal keburukannya;
3) golongan selalu berbuat kebajikan sehiangga dalam beramal selalu mendahulukan kebajikan dan menghindarkan berbuat jahat/dosa.
Golongan umat Islam yang senantiasa dapat beramal baik yang lebih banyak, mereka itulah yang mendapatkan karunia besar dari Allah Swt.
3. Ayat Al-Qur'an Surat An-Nahl Ayat 97.
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (QS. An-Nahl : 97)
Hadits Tentang Kompetisi dalam Kebaikan.
Dari Jabir bin ‘Abdullah, ia berkata, “Rasulullah berkhutbah di hadapan kami, beliau mengatakan: “Wahai manusia, bertaubatlah kepada Allah sebelum kalian mati, bersegeralah beramal shalih sebelum kalian sibuk, dan sambunglah antara kalian dengan Rabb kalian dengan memperbanyak dzikir kepada-Nya, banyak sedekah dengan sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan. Niscaya kalian akan diberi rezeki, ditolong dan dicukupi. Ketahuilah, sesungguhnya Allah telah mewajibkan kepada kalian salat Jum’at di tempat berdiriku ini, di hariku ini, di bulanku ini dan di tahunku ini hingga hari kiamat. Barangsiapa meninggalkannya di waktu hidupku atau setelahku, dan dia memiliki Imam adil atau bejat, kemudian meremehkan atau menolaknya, maka Allah tidak akan menyatukannya dan urusannya tidak akan diberkahi. Ketahuilah, tidak ada salat, tidak ada zakat, tidak ada haji, tidak ada puasa, dan tidak ada kebaikan baginya hingga ia bertaubat. Maka barangsiapa bertaubat, Allah akan menerima taubatnya. Ketahuilah, tidak boleh seorang perempuan mengImami lakilaki, orang badui mengimami seorang muhajir dan tidak boleh orang fajir mengimami seorang mukmin, kecuali jika ia memaksanya dengan kekuasaan yang ditakuti pedang dan cambuknya" (HR. Ibnu Majah).
Penjelasan Hadits.
Hadits di atas memerintahkan kepada orang-orang Islam agar segera bertaubat sebelum meninggal. Karena pada hakekatnya yang mengetahui tentang umur manusia tidak ada yang lain kecuali Allah Swt. Umur tidak mengenal tua ataupun muda, memang apabila telah tiba maka ia tidak dapat mengerjakan atau ditunda walau sedetik. Kemudian pada lanjutan hadits, agar setiap muslim segera berusaha beramal saleh sebelum sibuk juga rajin menyambung silaturahmi dan memperbanyak sedekah baik secara terang-terangan maupun sembunyi. Apabila demikian dapat dilaksanakan oleh setiap muslim pasti janji Allah Swt akan datang yaitu memperoleh rezeki dengan jalan yang mudah dan dapat pertolongannya serta diperbaiki taraf kehidupannya.
Setiap muslim tentunya tidak akan mau mengerjakan perbuatan yang dilarang Allah Swt. Namun karena sangat kuatnya godaan syaitan mereka dapat terjerumus ke dalam perbuatan dosa. Sebagai orang yang beriman, tentunya segera menyadari kesalahannya dan menyesali atas perbuatan tersebut. Kemudian segera minta ampun kepada Allah Swt. Seorang muslim yang telah terlanjur mengerjakan dosa besar, tetapi segera insaf dan sadar serta menyesali atas perbuatannya kemudian diikuti dengan taubat, Allah Swt akan mengampuni dosanya. Taubat yang dimaksud adalah Taubatan Naṣuha, yaitu taubat yang sebenarnya.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang ayat Al-Qur'an dan Hadits tentang kompetisi dalam kebaikan. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.
Ayat Al-Qur'an Tentang Kompetisi dalam Kebaikan.
1. Ayat Al-Qur'an Surat Al-Baqarah Ayat 148.
وَلِكُلٍّ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَا ۖ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ ۚ أَيْنَ مَا تَكُونُوا يَأْتِ بِكُمُ اللَّهُ جَمِيعًا ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Artinya :
"Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Dimana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh Allah Mahakuasa atas segala sesuatu." (QS. Al Baqarah : 148)
Kandungan Al-Qur'an Surat Al-Baqarah Ayat 148.
Setiap umat mempunyai kiblat / syariat atau aturan masing-masing. Bagi umat Islam kiblatnya adalah Ka’bah sebagai pusat menghadap ketika shalat.
Kaum muslimin hendaknya giat beribadah, beramal, bekerja, dan berlomba-lomba dalam kebaikan.
Pada hari Kiamat nanti Allah Swt akan mengumpulkan setiap umat manusia. Pada saat itu, manusia akan diadili dengan seadil-adilnya tentang perbuatan yang mereka lakukan ketika di dunia. Manusia akan dimintai pertanggung jawaban atas apa yang telah mereka kerjakan. Pada saat itu pula akan diketahui siapa di antara mereka yang paling benar dan paling baik amalnya.
Pada surat Al Baqarah 148 dijelaskan bahwa manusia di alam ini telah terjadi golongan-golongan dimana mereka telah meyakini kebenaran aturan dan syari’atnya masing-masing seperti : golongan Islam, Nasrani, Yahudi, Budha, Hindu dan umat lainnya. Namun bagi umat Islam haruslah yakin bahwa syare’at Islam adalah syare’at yang benar karena kebenaran syari’at Islam itu telah ditetapkan kebenarannya oleh Allah dan dinyatakan agama yang paling benar pula sebagaimana firman-Nya dalam QS. Ali Imran : 19 :
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ
”Sesungguhnya agama (yang diridoi ) di sisi Allah hanyalah Islam”. (QS. Ali Imran : 19)
2. Ayat Al-Qur'an Surat Faatir Ayat 32.
ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا ۖ فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ وَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِير
Artinya :
"Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih diantara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menzalimi diri sendiri; ada yang pertengahan; dan ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan *) dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang besar." (QS. Faatir : 32)
*) menzalimi diri sendiri ialah orang yang lebih banyak kesalahannya daripada kebaikannya, dan “ pertengahan “ ialah orang yang kebaikannya berbanding sama dengan kesalahannya, sedang yang dimaksud dengan “ orang yang lebih dahulu dalam berbuat kebaikan” ialah orang-orang yang kebaikannya sangat banyak dan sangat jarang berbuat kesalahan.
Kandungan Al-Qur'an Surat Faatir Ayat 32.
Allah Swt mewariskan Kitab suci Al Qur’an kepada hamba-hambanya yang terpilih yaitu umat Islam.
Sikap umat Islam terbagi menjadi tiga golongan, yaitu,
1). golongan yang mengamalkan agamanya, tetapi juga masih lebih banyak berbuat kejahatan/buruk;
2) golongan yang dalam pertengahan yaitu amal kebajikannya berbanding dengan amal keburukannya;
3) golongan selalu berbuat kebajikan sehiangga dalam beramal selalu mendahulukan kebajikan dan menghindarkan berbuat jahat/dosa.
Golongan umat Islam yang senantiasa dapat beramal baik yang lebih banyak, mereka itulah yang mendapatkan karunia besar dari Allah Swt.
3. Ayat Al-Qur'an Surat An-Nahl Ayat 97.
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (QS. An-Nahl : 97)
Hadits Tentang Kompetisi dalam Kebaikan.
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ خَطَبَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى اللَّهِ قَبْلَ أَنْ تَمُوتُوا وَبَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ الصَّالِحَةِ قَبْلَ أَنْ تُشْغَلُوا وَصِلُوا الَّذِي بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ رَبِّكُمْ بِكَثْرَةِ ذِكْرِكُمْ لَهُ وَكَثْرَةِ الصَّدَقَةِ فِي السِّرِّ وَالْعَلَانِيَةِ تُرْزَقُوا وَتُنْصَرُوا وَتُجْبَرُوا وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ قَدْ افْتَرَضَ عَلَيْكُمْ الْجُمُعَةَ فِي مَقَامِي هَذَا فِي يَوْمِي هَذَا فِي شَهْرِي هَذَا مِنْ عَامِي هَذَا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ فَمَنْ تَرَكَهَا فِي حَيَاتِي أَوْ بَعْدِي وَلَهُ إِمَامٌ عَادِلٌ أَوْ جَائِرٌ اسْتِخْفَافًا بِهَا أَوْ جُحُودًا لَهَا فَلَا جَمَعَ اللَّهُ لَهُ شَمْلَهُ وَلَا بَارَكَ لَهُ فِي أَمْرِهِ أَلَا وَلَا صَلَاةَ لَهُ وَلَا زَكَاةَ لَهُ وَلَا حَجَّ لَهُ وَلَا صَوْمَ لَهُ وَلَا بِرَّ لَهُ حَتَّى يَتُوبَ فَمَنْ تَابَ تَابَ اللَّهُ عَلَيْهِ أَلَا لَا تَؤُمَّنَّ امْرَأَةٌ رَجُلًا وَلَا يَؤُمَّ أَعْرَابِيٌّ مُهَاجِرًا وَلَا يَؤُمَّ فَاجِرٌ مُؤْمِنًا إِلَّا أَنْ يَقْهَرَهُ بِسُلْطَانٍ يَخَافُ سَيْفَهُ وَسَوْطَهُ
Dari Jabir bin ‘Abdullah, ia berkata, “Rasulullah berkhutbah di hadapan kami, beliau mengatakan: “Wahai manusia, bertaubatlah kepada Allah sebelum kalian mati, bersegeralah beramal shalih sebelum kalian sibuk, dan sambunglah antara kalian dengan Rabb kalian dengan memperbanyak dzikir kepada-Nya, banyak sedekah dengan sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan. Niscaya kalian akan diberi rezeki, ditolong dan dicukupi. Ketahuilah, sesungguhnya Allah telah mewajibkan kepada kalian salat Jum’at di tempat berdiriku ini, di hariku ini, di bulanku ini dan di tahunku ini hingga hari kiamat. Barangsiapa meninggalkannya di waktu hidupku atau setelahku, dan dia memiliki Imam adil atau bejat, kemudian meremehkan atau menolaknya, maka Allah tidak akan menyatukannya dan urusannya tidak akan diberkahi. Ketahuilah, tidak ada salat, tidak ada zakat, tidak ada haji, tidak ada puasa, dan tidak ada kebaikan baginya hingga ia bertaubat. Maka barangsiapa bertaubat, Allah akan menerima taubatnya. Ketahuilah, tidak boleh seorang perempuan mengImami lakilaki, orang badui mengimami seorang muhajir dan tidak boleh orang fajir mengimami seorang mukmin, kecuali jika ia memaksanya dengan kekuasaan yang ditakuti pedang dan cambuknya" (HR. Ibnu Majah).
Penjelasan Hadits.
Hadits di atas memerintahkan kepada orang-orang Islam agar segera bertaubat sebelum meninggal. Karena pada hakekatnya yang mengetahui tentang umur manusia tidak ada yang lain kecuali Allah Swt. Umur tidak mengenal tua ataupun muda, memang apabila telah tiba maka ia tidak dapat mengerjakan atau ditunda walau sedetik. Kemudian pada lanjutan hadits, agar setiap muslim segera berusaha beramal saleh sebelum sibuk juga rajin menyambung silaturahmi dan memperbanyak sedekah baik secara terang-terangan maupun sembunyi. Apabila demikian dapat dilaksanakan oleh setiap muslim pasti janji Allah Swt akan datang yaitu memperoleh rezeki dengan jalan yang mudah dan dapat pertolongannya serta diperbaiki taraf kehidupannya.
Setiap muslim tentunya tidak akan mau mengerjakan perbuatan yang dilarang Allah Swt. Namun karena sangat kuatnya godaan syaitan mereka dapat terjerumus ke dalam perbuatan dosa. Sebagai orang yang beriman, tentunya segera menyadari kesalahannya dan menyesali atas perbuatan tersebut. Kemudian segera minta ampun kepada Allah Swt. Seorang muslim yang telah terlanjur mengerjakan dosa besar, tetapi segera insaf dan sadar serta menyesali atas perbuatannya kemudian diikuti dengan taubat, Allah Swt akan mengampuni dosanya. Taubat yang dimaksud adalah Taubatan Naṣuha, yaitu taubat yang sebenarnya.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang ayat Al-Qur'an dan Hadits tentang kompetisi dalam kebaikan. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.