a. Membebaskan Manusia dari Belenggu Kepercayaan Palsu.
Islam dengan konsep tauhidnya datang tidak kenal kompromi. Seorang muslim harus mampu menghilangkan (negasi) segala bentuk ketergantungan (dependensi) terhadap benda-benda dan memandangnya sebagai benda apa adanya, benda-benda yang seharusnya ditundukkan dan dimanfaatkan untuk kebutuhan hidup manusia sehari-hari.
Manusia dengan potensi indera dan akalnya diperintah untuk memikirkan alam ini, dari proses awal terciptanya, hukum-hukum yang mengitarinya, dan cara menguasai dan menggunakannya. Ayat yang menunjuk kepada fenomena alam, dan hampir seluruh ayat tersebut memerintahkan untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan penciptaan alam dan perintah merenungkannya, bukan untuk disembah.
“Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benarbenar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan”. (QS. an-Naḥl : 11)
b. Semangat Pembebasan Diri (Self Liberation).
Tauhid berkaitan dengan sikap percaya atau beriman kepada Allah Swt, namun Tauhid sebagai ekspresi iman, tidak cukup hanya dengan percaya bahwa Allah Swt itu Esa, tetapi juga menyangkut pengertian yang benar tentang siapa Tuhan yang benar itu, dan bagaimana bersikap kepada- Nya, dan kepada objek-objek selain Dia.
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun." (QS. an-Nisa' : 36)
c. Persamaan (Emansipasi) Harkat dan Martabat Kemanusiaan.
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi. Manusia juga merupakan puncak kreasi Allah Swt. Hal ini menunjukkan bahwa manusia mempunyai harkat dan martabat kemanusiaan yang sangat luar biasa. Namun demikian, manusia juga memiliki potensi untuk terdegradasi menjadi sangat rendah.
Agar tetap terjaga harkat dan martabat kemanusiaannya, manusia harus menyelamatkan imannya dengan tetap menghambakan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berarti, dengan hanya menghambakan diri kepada Tuhan, manusia akan mendapatkan kepribadiannya yang utuh dan integral.
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka).” (QS. at-Tin :4-5)
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang 4 makna tauhid dalam kehidupan. Sumber buku Siswa Kelas X MA Ilmu Kalam Kementerian Agama Republik Indonesia, 2015. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.
Islam dengan konsep tauhidnya datang tidak kenal kompromi. Seorang muslim harus mampu menghilangkan (negasi) segala bentuk ketergantungan (dependensi) terhadap benda-benda dan memandangnya sebagai benda apa adanya, benda-benda yang seharusnya ditundukkan dan dimanfaatkan untuk kebutuhan hidup manusia sehari-hari.
Manusia dengan potensi indera dan akalnya diperintah untuk memikirkan alam ini, dari proses awal terciptanya, hukum-hukum yang mengitarinya, dan cara menguasai dan menggunakannya. Ayat yang menunjuk kepada fenomena alam, dan hampir seluruh ayat tersebut memerintahkan untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan penciptaan alam dan perintah merenungkannya, bukan untuk disembah.
يُنْبِتُ لَكُمْ بِهِ الزَّرْعَ وَالزَّيْتُونَ وَالنَّخِيلَ وَالْأَعْنَابَ وَمِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ ۗ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَةً لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
“Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benarbenar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan”. (QS. an-Naḥl : 11)
b. Semangat Pembebasan Diri (Self Liberation).
Tauhid berkaitan dengan sikap percaya atau beriman kepada Allah Swt, namun Tauhid sebagai ekspresi iman, tidak cukup hanya dengan percaya bahwa Allah Swt itu Esa, tetapi juga menyangkut pengertian yang benar tentang siapa Tuhan yang benar itu, dan bagaimana bersikap kepada- Nya, dan kepada objek-objek selain Dia.
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun." (QS. an-Nisa' : 36)
c. Persamaan (Emansipasi) Harkat dan Martabat Kemanusiaan.
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi. Manusia juga merupakan puncak kreasi Allah Swt. Hal ini menunjukkan bahwa manusia mempunyai harkat dan martabat kemanusiaan yang sangat luar biasa. Namun demikian, manusia juga memiliki potensi untuk terdegradasi menjadi sangat rendah.
Agar tetap terjaga harkat dan martabat kemanusiaannya, manusia harus menyelamatkan imannya dengan tetap menghambakan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berarti, dengan hanya menghambakan diri kepada Tuhan, manusia akan mendapatkan kepribadiannya yang utuh dan integral.
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ . ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka).” (QS. at-Tin :4-5)
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang 4 makna tauhid dalam kehidupan. Sumber buku Siswa Kelas X MA Ilmu Kalam Kementerian Agama Republik Indonesia, 2015. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.