Secara bahasa al-ḥikmah berarti: kebijaksanaan, pendapat atau pikiran yang bagus, pengetahuan, filsafat, kenabian, keadilan, peribahasa (katakata bijak), dan al-Qur’an. Menurut Al-Maraghi dalam kitab Tafsirnya, menjelaskan al-Hikmah sebagai perkataan yang tepat lagi tegas yang diikuti dengan dalil-dalil yang dapat menyingkap kebenaran.
Sedangkan menurut Toha Jahja Omar; hikmah adalah bijaksana, artinya meletakkan sesuatu pada tempatnya, dan kitalah yang harus berpikir, berusaha, menyusun, mengatur cara-cara dengan menyesuaikan kepada keadaan dan zaman, asal tidak bertentangan dengan hal-hal yang dilarang oleh Allah sebagaimana dalam ketentuan hukum-Nya.
Dalam kata al-hikmah terdapat makna pencegahan, dan ini meliputi beberapa makna, yaitu:
1) Adalah akan mencegah pelakunya dari terjerumus ke dalam kezaliman.
2) Ḥilm akan mencegah pelakunya dari terjerumus ke dalam kemarahan.
3) Ilmu akan mencegah pelakunya dari terjerumus ke dalam kejahilan.
4) Nubuwwah, seorang nabi tidak lain diutus untuk mencegah manusia dari menyembah selain Allah Swt, dan dari terjerumus kedalam kemaksiatan serta perbuatan dosa. al-Qur’an dan seluruh kitab samawiyyah diturunkan oleh Allah Swt agar manusia terhindar dari syirik, mungkar, dan perbuatan buruk.
Lafad al-hikmah tersebut dalam al-Qur’an sebanyak dua puluh kali dengan berbagai makna,
a. Bermakna Pengajaran Al-Qur’an.
“Dan apa yang telah diurunkan Allah kepadamu yaitu Al-Kitab (AlQur’an) dan al-hikmah, Allah memberikan pengajaran (mau’izah) kepadamu dengan apa yang diturunkannya itu وdan bertakwalah kepada Allah serta Ketahuilah bahwasanya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.“ (QS. Al-Baqarah : 231)
b. Bermakna Pemahaman dan Ilmu.
"Hai Yahya, ambillah Al-kitab (Taurat) itu dengan sungguhsungguh. dan Kami berikan kepadanya ḥikmah selagi ia masih kanakkanak." (QS. Maryam : 12)
c. Bermakna An-Nubuwwah (kenabian).
"Dan Kami kuatkan kerajaannya dan Kami berikan kepadanya hikmahdan kebijaksanaan dalam menyelesaikan perselisihan." (QS. Shaad :20)
d. Bermakna al-Qur’an yang mengandung keajaiban-keajaiban dan penuh rahasia.
"Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah)." (QS. Al-Baqarah : 269)
Anjuran Memiliki Hikmah.
Ḥikmah itu adalah Setiap perkataan yang benar dan menyebabkan perbuatan yang benar. Hikmah ialah: ilmu yang bermanfaat dan amal shaleh, kebenaran dalam perbuatan dan perkataan, mengetahui kebenaran dan mengamalkanya.
Tidaklah cukup dalam mengamalkan ajaran agama hanya dengan al-Qur’an saja tanpa dengan al-Hikmah yang berarti as-sunnah atau pemahaman yang benar tentang al-Qur’an, karena itulah as- sunnah juga disebut sebagai al-hikmah.
Orang yang dianugerahi al-hikmah adalah:
1. Orang yang mempunyai ilmu mendalam dan mampu mengamalkannya secara nyata dalam kehidupan. Orang yang benar dalam perkataan dan perbuatan.
2. Orang yang menempatkan sesuatu sesuai pada tempatnya (adil).
3. Orang yang mampu memahami dan menerapkan hukum Allah Swt.
Setelah seseorang mendapatkan hikmah, maka baginya wajib untuk menyampaikan atau mendakwahkannya sesuai dengan firman Allah Swt:
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. An-Nahl : 125)
Ḥikmah dalam berdakwah tidak terbatas pada makna: perkataan yang lemah lembut, pemberian motivasi, hilm ( tidak cepat emosi dan tidak bersikap masa bodoh), halus ataupun pemaaf.
Namun, ḥikmah juga mencakup pemahaman yang mendalam tentang berbagai perkara berikut hukum-hukumnya, sehingga dapat menempatkan seluruh perkara tersebut pada tempatnya, yaitu:
1) Dapat menempatkan perkataan yang bijak, pengajaran, serta pendidikan sesuai dengan tempatnya. Berkata dan berbuat secara tepat dan benar.
2) Dapat memberi nasihat pada tempatnya.
3) Dapat menempatkan mujadalah (dialog) yang baik pada tempatnya.
4) Dapat menempatkan sikap tegas.
5) Memberikan hak setiap sesuatu, tidak berkurang dan tidak berlebih, tidak lebih cepat ataupun lebih lambat dari waktu yang dibutuhkannya.
Keutamaan Ḥikmah.
1) Memiliki rasa percaya diri yang tinggi dalam melaksanakan dan membela kebenaran ataupun keadilan.
2) Menjadikan ilmu pengetahuan sebagai bekal utama yang terus dikembangkan,
3) Mampu berkomunikasi denga orang lain dengan beragam pendekatan dan bahasa.
4) Memiliki semangat juang yang tinggi untuk mensyiarkan kebenaran dengan beramar makruf nahi munkar.
5) Senantisa berpikir positif untuk mencari solusi dari semua persoalan yang dihadapi.
6) Memiliki daya penalaran yang obyektif dan otentik dalam semua bidang kehidupan.
7) Orang-orang yang dalam perkataan dan perbuatannya senantiasa selaras dengan sunnah Rasulullah.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang pengertian hikmah dan ruang lingkupnya. Sumber Buku Akhlak Kementerian Agama Republik Indonesia, 2015. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.
Sedangkan menurut Toha Jahja Omar; hikmah adalah bijaksana, artinya meletakkan sesuatu pada tempatnya, dan kitalah yang harus berpikir, berusaha, menyusun, mengatur cara-cara dengan menyesuaikan kepada keadaan dan zaman, asal tidak bertentangan dengan hal-hal yang dilarang oleh Allah sebagaimana dalam ketentuan hukum-Nya.
Dalam kata al-hikmah terdapat makna pencegahan, dan ini meliputi beberapa makna, yaitu:
1) Adalah akan mencegah pelakunya dari terjerumus ke dalam kezaliman.
2) Ḥilm akan mencegah pelakunya dari terjerumus ke dalam kemarahan.
3) Ilmu akan mencegah pelakunya dari terjerumus ke dalam kejahilan.
4) Nubuwwah, seorang nabi tidak lain diutus untuk mencegah manusia dari menyembah selain Allah Swt, dan dari terjerumus kedalam kemaksiatan serta perbuatan dosa. al-Qur’an dan seluruh kitab samawiyyah diturunkan oleh Allah Swt agar manusia terhindar dari syirik, mungkar, dan perbuatan buruk.
Lafad al-hikmah tersebut dalam al-Qur’an sebanyak dua puluh kali dengan berbagai makna,
a. Bermakna Pengajaran Al-Qur’an.
وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَمَا أَنْزَلَ عَلَيْكُمْ مِنَ الْكِتَابِ وَالْحِكْمَةِ يَعِظُكُمْ بِهِ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“Dan apa yang telah diurunkan Allah kepadamu yaitu Al-Kitab (AlQur’an) dan al-hikmah, Allah memberikan pengajaran (mau’izah) kepadamu dengan apa yang diturunkannya itu وdan bertakwalah kepada Allah serta Ketahuilah bahwasanya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.“ (QS. Al-Baqarah : 231)
b. Bermakna Pemahaman dan Ilmu.
يَا يَحْيَىٰ خُذِ الْكِتَابَ بِقُوَّةٍ ۖ وَآتَيْنَاهُ الْحُكْمَ صَبِيًّا
"Hai Yahya, ambillah Al-kitab (Taurat) itu dengan sungguhsungguh. dan Kami berikan kepadanya ḥikmah selagi ia masih kanakkanak." (QS. Maryam : 12)
c. Bermakna An-Nubuwwah (kenabian).
وَشَدَدْنَا مُلْكَهُ وَآتَيْنَاهُ الْحِكْمَةَ وَفَصْلَ الْخِطَابِ
"Dan Kami kuatkan kerajaannya dan Kami berikan kepadanya hikmahdan kebijaksanaan dalam menyelesaikan perselisihan." (QS. Shaad :20)
d. Bermakna al-Qur’an yang mengandung keajaiban-keajaiban dan penuh rahasia.
يُؤْتِي الْحِكْمَةَ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْرًا كَثِيرًا ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ
"Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah)." (QS. Al-Baqarah : 269)
Anjuran Memiliki Hikmah.
Ḥikmah itu adalah Setiap perkataan yang benar dan menyebabkan perbuatan yang benar. Hikmah ialah: ilmu yang bermanfaat dan amal shaleh, kebenaran dalam perbuatan dan perkataan, mengetahui kebenaran dan mengamalkanya.
Tidaklah cukup dalam mengamalkan ajaran agama hanya dengan al-Qur’an saja tanpa dengan al-Hikmah yang berarti as-sunnah atau pemahaman yang benar tentang al-Qur’an, karena itulah as- sunnah juga disebut sebagai al-hikmah.
Orang yang dianugerahi al-hikmah adalah:
1. Orang yang mempunyai ilmu mendalam dan mampu mengamalkannya secara nyata dalam kehidupan. Orang yang benar dalam perkataan dan perbuatan.
2. Orang yang menempatkan sesuatu sesuai pada tempatnya (adil).
3. Orang yang mampu memahami dan menerapkan hukum Allah Swt.
Setelah seseorang mendapatkan hikmah, maka baginya wajib untuk menyampaikan atau mendakwahkannya sesuai dengan firman Allah Swt:
ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. An-Nahl : 125)
Ḥikmah dalam berdakwah tidak terbatas pada makna: perkataan yang lemah lembut, pemberian motivasi, hilm ( tidak cepat emosi dan tidak bersikap masa bodoh), halus ataupun pemaaf.
Namun, ḥikmah juga mencakup pemahaman yang mendalam tentang berbagai perkara berikut hukum-hukumnya, sehingga dapat menempatkan seluruh perkara tersebut pada tempatnya, yaitu:
1) Dapat menempatkan perkataan yang bijak, pengajaran, serta pendidikan sesuai dengan tempatnya. Berkata dan berbuat secara tepat dan benar.
2) Dapat memberi nasihat pada tempatnya.
3) Dapat menempatkan mujadalah (dialog) yang baik pada tempatnya.
4) Dapat menempatkan sikap tegas.
5) Memberikan hak setiap sesuatu, tidak berkurang dan tidak berlebih, tidak lebih cepat ataupun lebih lambat dari waktu yang dibutuhkannya.
Keutamaan Ḥikmah.
1) Memiliki rasa percaya diri yang tinggi dalam melaksanakan dan membela kebenaran ataupun keadilan.
2) Menjadikan ilmu pengetahuan sebagai bekal utama yang terus dikembangkan,
3) Mampu berkomunikasi denga orang lain dengan beragam pendekatan dan bahasa.
4) Memiliki semangat juang yang tinggi untuk mensyiarkan kebenaran dengan beramar makruf nahi munkar.
5) Senantisa berpikir positif untuk mencari solusi dari semua persoalan yang dihadapi.
6) Memiliki daya penalaran yang obyektif dan otentik dalam semua bidang kehidupan.
7) Orang-orang yang dalam perkataan dan perbuatannya senantiasa selaras dengan sunnah Rasulullah.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang pengertian hikmah dan ruang lingkupnya. Sumber Buku Akhlak Kementerian Agama Republik Indonesia, 2015. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.