Luth adalah salah satu Nabi yang diutus untuk negeri Sadum. Ia diangkat menjadi Nabi pada tahun 1900 SM. Ia ditugaskan berdakwah kepada Kaum yang hidup di negeri Sadum, Syam, Palestina. Namanya disebutkan sebanyak 27 kali dalam Al-Quran. Ia meninggal di Desa Shafrah di Syam, Palestina.
Nabi Luth adalah anak keponakan dari Nabi Ibrahim. Ayahnya yang bernama Haran (Abara'an) bin Tareh adalah saudara kandung dari Ibrahim, ayahnya kembar dengan pamannya yang bernama Nahor. Silsilah lengkapnya adalah Luth bin Haran bin Azara bin Nahur bin Suruj bin Ra'u bin Falij bin 'Abir bin Syalih bin Arfahsad bin Syam bin Nuh.
Nabi Luth As. menetap bersama kaumnya disebut dusun yang bernama Sadum, di daerah Palestina. Penduduk kampung itu luar biasa nakal dan rusak perangainya. Mereka selalu mengerjakan kejahatan, seperti: merampok, membunuh teman sendiri, menganiaya sesama manusia, sehingga tidak ada orang lain yang dapat lewatnya.
Salah satu kemesuman yang paling buruk adalah adat dan kebiasaan hidup mereka yaitu suka mengerjakan pekerjaan yang hina dina, seperti melepaskan syahwat antar laki-laki, sedangkan terhadap perempuan mereka sedikitpun tidak tertarik.
Bertentangan dengan kebiasaan pada umumnya, di mana kaum laki-laki dengan segala kepandaian dan kekuatan memperebutkan wanita cantik untuk dijadikan istri, bagi kaum Nabi Luth yang mereka perebutkan sampai dengan menghabiskan harta dan rela tumpah darah ialah orang laki-laki terutama pemuda yang tampan dan ganteng untuk dijadikan teman hidup dan pelepas hawa nafsunya. Setiap ada pemuda yang lewat kampung mereka, pasti digoda dan diperebutkan kadang-kadang terjadi pertumpahan darah satu sama lain.
Dapat digambarkan bagaimana buruk dan celakanya nasib wanita di saat itu. Tidak ada orang suka menghiraukannya. Mereka terpaksa mengerjakan hal-hal yang tidak layak dengan sesama wanita untuk sekedar melampiaskan nafsu birahi mereka. Kerusakan masyarakat Sadum pada saat itu amat hebat dan merata di seluruh pelosok dan lapisan masyarakat.
Demikian kehidupan masyarakat Sadum puluhan tahun lamanya. Kejahatan dan kemesuman itu bukan semakin berkurang. Bahkan kejahatan dan kemesuman itu semakin menjadi-jadi keluar dari batasperikemanusiaan sama sekali.
Akhirnya Allah Swt. menurunkan perintah kepada Nabi Luth As. dengan perantaraan wahyu-Nya. Perintah untuk membimbing kaum yang sesat kepada menyembah Allah Swt, menjauhi segala kejahatan dan kemesuman, menghentikan semua kemungkaran yang sudah menjadi tabiat dan adat mereka itu.
Ajaran dan peringatan Nabi Luth As. itu tidak dapat masuk dalam telinga dan hati mereka. Kejahatan dan kemesuman mereka lakukan terus, bahkan semakin hebat. Nabi Luth dengan tabah tak bosan-bosannya memberikan nasehat-nasehat dan pengajaran kepada mereka dengan ancaman azab Allah Swt. Tetapi semua itu dianggap enteng malah mereka mengejek.
Akhirnya Nabi Luth berdoa ke hadirat Allah Swt., meminta agar kaumnya yang sesat ditunjuki. Dan kalau sudah nyata-nyata tidak akan dapat ditunjuki dan diajari sama sekali, Nabi Luth minta agar kepada mereka diturunkan ajaran yang tidak saja berupa nasehat dan kata-kata saja, tetapi dikirimkan azab yang pedih, agar dengan azab itu, mereka insaf kembali atau musnah sama sekali. Sebab tidak ada gunanya hidup mereka di muka bumi ini, selain dari menambah kerusakan dan kejahatan saja.
Doa Nabi Luth di dengar dan dikabulkan Allah Swt dengan mengutus beberapa malaikat As. untuk menurunkan siksaan terhadap kaum Nabi Luth As. yang durhaka dan tak mau ditunjuki. Para malaikat itu turun dan singgah di rumah Nabi Luth As. berbentuk manusia. Nabi Luth As. mengira manusia biasa yang bertamu kerumahnya. Mereka diperlakukan oleh Nabi Luth As. sebagai tamu. Para malaikat menerangkan bahwa mereka adalah malaikat yang diutus Allah Swt ke kampung Nabi Luth As. untuk menurunkan siksaan yang amat hebat terhadap mereka yang ingkar.
Alangkah terperanjatnya Nabi Luth As. mendengarnya dan meminta kepada malaikat-malaikat untuk menunda datangnya siksaan itu, dengan harapan mudah-mudahan kaumnya kembali ke jalan yang benar.
Tetapi dengan tegas dijawab oleh malaikat-malaikat bahwa Allah Swt. telah mengutus Nabi Luth untuk mengembalikan mereka dari kesesatan. Sayang mereka tidak mendengarkan ajaran Nabi Luth, semua usaha dan daya upaya sudah dipandang cukup. Dan ditegaskan pula bahwa Nabi Luth serta orang- orang yang percaya akan terlepas dari siksaaan itu. Sedang istri Nabi Luth akan turut merasakan siksaan hebat itu, karena dia termasuk orang-orang yang ingkar dan tidak menurutkan kebenaran Nabi Luth.
Malaikat-malaikat itupun meninggalkan rumah Nabi Luth As. pergi menuju ke desa Sadum yang durhaka itu dengan berbentuk manusia beliau dengan wajah yang gantengdan menarik. Di tengah jalan malaikat-malaikat itu bertemu dengan seorang anak perempuan yang sedang mengambil air minum. Kepada anak perempuan itu, malaikat minta supaya diperlakukan sebagai tamu dirumahnya.
Anak perempuan itu menceritakan tabiat penduduk kampungnya yang penuh dengan kejahatan, lebih-lebih kalau mengetahui laki- laki yang berwajah ganteng, pasti timbul perkosaan dan keonaran dengan segala cara yang mesum-mesum. Maka sebelum menerima permintaan tamu yang terdiri dari dua orang pemuda yang ganteng, anak perempuan itu minta diri untuk memberitahukan dan bermusyawarah dengan bapaknya lebih dahulu.
Anak perempuan itu pun pulang dan memberitahukan kepada bapaknya dan berkata, “Ya , bapaku, disana di pintu masuk ke kota ini ada dua orang laki- laki yang ganteng. Keduanya ingin bermalam di rumah kita. Saya takut kalau diketahui oleh penduduk kampung.”
Bapak dari perempuan tersebut adalah Nabi Luth, sedang anak perempuan itu adalah anak Nabi Luth. Alangkah terkejutnya Nabi Luth mendengar kabar ini. Setelah menanyakan keadaan kedua orang itu, Nabi Luth memberikan nasehat kepada anaknya agar tamu tidak sampai diketahui oleh penduduk kampungya.
Mula-mula Nabi Luth kebaratan menerima kedua pemuda itu menjadi tamu di rumahnya, takut kalau-kalau diketahui kaumnya dan pasti akan mendatangkan kecelakaan besar bagi tamu dan dirinya sendiri. Tetapi karena dorongan oleh rasa prikemanusiaannya, ia tidak sampai hati untuk menolaknya.
Akhirnya Nabi Luth bersedia menerimanya dengan diam-diam dan sembunyi- sembunyi agar jangan dilihat orang. Setelah bertemu, lalu Nabi Luth menasehati supaya kedua pemuda itu berhat-hati sekali jangan diketahui orang dan jangan menumpang di rumah orang lain di desa itu, agar tidak diperkosa. Nabi Luth bersedia membawa mereka bermalam dan menjadi tamu di rumahnya.
Dengan rasa kawatir yang memuncak, tamu itupun dibawanya pulang dengan diam-diam dan sembunyi-sembunyi. Tetapi malang baginya, Istri Nabi Luth mengetahui akan kejadian ini dan menyiarkan kedatangan tamu-tamu itu kepada penduduk kampungnya.
Alangkah terkejutnya Nabi Luth, setelah dia dan keduanya itu sampai dirumah, penduduk kampung sudah berkerumun mengepung rumahnya, ingin mendapatkan laki-laki yang ganteng tamu Nabi Luth itu untuk melampiaskan nafsu mereka.
Untuk menghindarkan kemesuman yang akan terjadi, Nabi Luth menasehatkan sekali lagi, agar kaumnya kembali ke jalan yang benar, meninggalkan pekerjaan yang keji dan mesum serta takut kepada siksaan Allah Swt yang datang.
Semua nasehat Nabi Luth tidak dipercaya, tidak satupun yang dapat masuk dalam telinga dan otak mereka. disaat Nabi Luth memberikan nasehat sebagian mereka sudah siap untuk menyerbu memperebutkan dua pemuda yang menjadi tamu Nabi Luth itu. Melihat keadaan yang genting itu, Nabi Luth dengan segera menutup pintu rumahnya, serta menguncinya agar tak seorangpun juga yang dapat masuk ke dalam.
Nabi Luth memberi nasehat melalui sebuah jendela agar mereka kembali kepada istri masing-masing, yang halal bagi mereka. Adat yang kotor itu hendaknya dibuang jauh, kalau mereka tidak mengikuti nasehat akan datang siksaan Tuhan yang maha hebat. Nasehat Nabi Luth ini dijawab dengan berkata,
“Hai Luth, kami tidak tertarik pada anak-anak perempuan engkau, kami tak ingin perempuan, engkau sudah tahu apa yang kami inginkan itu….”
Nafsu mereka sudah memuncak dan perasaan sudah tertutup oleh nafsunya itu, sehingga nasehat yang bagaimanapun hebatnya tidak akan terdengar dan tidak akan diterima logis oleh akal. Mereka semakin mendesak memaksa masuk ke rumah Nabi Luth. Mereka masuk menyerbu tamu yang kedua orang itu, berebutan sebagai binatang buas.
Melihat hal yang demikian, kedua orang tamu itu, yaiu malaikat-malaikat yang diutus Tuhan berkata Nabi Luth, “Hai Luth, janganlah khawatir kami ini malaikat yang diutus Allah untuk mengabulkan doa engkau dan melepaskan engkau dari bahaya besar ini, mereka tidak dapat berbuat apa-apa terhadap engkau dan kami, mereka akan dapat dihancurkan.”
barulah hilang ketakutan dan kekhawatiran Nabi Luth. Dengan sekejap mata Nabi Luth anak perempuannya dua malaikat itu besera orang-orang yang beriman dengan Luth dapat meloloskan diri dari kepungan kaum yang durhaka itu. Nabi Luth dan pengikut- pengikutnya di perintahkan malaikat itu untuk meninggalkan desa yang bobrok itu dan tidak diperbolehkan membawa istri karena istrinya termasuk yang akan menerima siksaan. Setelah pergi Nabi Luth dan sahabat-sahabatnya maka turun siksaan Allah Swt atas desa dan penduduk. Bergoncanglah bumi dengan hebatnya, hancur segala rumah dan gunung, gedung-gedung dan rumah-rumah kemudian turun hujan batu yang hebat.
Dalam sekejap mata saja, lenyaplah semua penduduk yang jahat, ingkar dan durhaka itu. Dahsyat dan sungguh mengerikan siksaan Allah Swt yang ditimpakan kepada kaum Luth, karena kejahatan yang mereka perbuat adalah puncak segala kejahatan, yang dinamai kemesuman bahkan puncak dari segala perbuatan mesum.
Pembunuhan perzinaan, perampokan semuanya itu adalah perbuatan mesum, perbuatan yang menjatuhkan derajat manusia. Tetapi melampiaskan nafsu birahi antara sesama laki-laki atau sesama wanita adalah lebih mesum dari segala kemesuman. kalau kemesuman itu merajalela di mana-mana. Akibatnya terhentinya keturunan manusia dan akan lenyap dari permukaan bumi. Bumi akan kosong dari mahkluk yang bernama manusia. Bumi akan didiami oleh binatang-binatang melata.
Demikian sahabat bacaan madani Kisah Isteri dan Umat Nabi Luth yang dibinasakan Allah Swt. Semoga negeri kita ini di jauhkan dari perangai-perangai yang seperti di kerjakan oleh umat Nabi Luth. Agar negara kita ini di jauhkan dari bencana. Aamiin. Sumber Akhlak, Kementerian Agama Republik Indonesia. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.
Nabi Luth adalah anak keponakan dari Nabi Ibrahim. Ayahnya yang bernama Haran (Abara'an) bin Tareh adalah saudara kandung dari Ibrahim, ayahnya kembar dengan pamannya yang bernama Nahor. Silsilah lengkapnya adalah Luth bin Haran bin Azara bin Nahur bin Suruj bin Ra'u bin Falij bin 'Abir bin Syalih bin Arfahsad bin Syam bin Nuh.
Nabi Luth As. menetap bersama kaumnya disebut dusun yang bernama Sadum, di daerah Palestina. Penduduk kampung itu luar biasa nakal dan rusak perangainya. Mereka selalu mengerjakan kejahatan, seperti: merampok, membunuh teman sendiri, menganiaya sesama manusia, sehingga tidak ada orang lain yang dapat lewatnya.
Salah satu kemesuman yang paling buruk adalah adat dan kebiasaan hidup mereka yaitu suka mengerjakan pekerjaan yang hina dina, seperti melepaskan syahwat antar laki-laki, sedangkan terhadap perempuan mereka sedikitpun tidak tertarik.
Bertentangan dengan kebiasaan pada umumnya, di mana kaum laki-laki dengan segala kepandaian dan kekuatan memperebutkan wanita cantik untuk dijadikan istri, bagi kaum Nabi Luth yang mereka perebutkan sampai dengan menghabiskan harta dan rela tumpah darah ialah orang laki-laki terutama pemuda yang tampan dan ganteng untuk dijadikan teman hidup dan pelepas hawa nafsunya. Setiap ada pemuda yang lewat kampung mereka, pasti digoda dan diperebutkan kadang-kadang terjadi pertumpahan darah satu sama lain.
Dapat digambarkan bagaimana buruk dan celakanya nasib wanita di saat itu. Tidak ada orang suka menghiraukannya. Mereka terpaksa mengerjakan hal-hal yang tidak layak dengan sesama wanita untuk sekedar melampiaskan nafsu birahi mereka. Kerusakan masyarakat Sadum pada saat itu amat hebat dan merata di seluruh pelosok dan lapisan masyarakat.
Demikian kehidupan masyarakat Sadum puluhan tahun lamanya. Kejahatan dan kemesuman itu bukan semakin berkurang. Bahkan kejahatan dan kemesuman itu semakin menjadi-jadi keluar dari batasperikemanusiaan sama sekali.
Akhirnya Allah Swt. menurunkan perintah kepada Nabi Luth As. dengan perantaraan wahyu-Nya. Perintah untuk membimbing kaum yang sesat kepada menyembah Allah Swt, menjauhi segala kejahatan dan kemesuman, menghentikan semua kemungkaran yang sudah menjadi tabiat dan adat mereka itu.
Ajaran dan peringatan Nabi Luth As. itu tidak dapat masuk dalam telinga dan hati mereka. Kejahatan dan kemesuman mereka lakukan terus, bahkan semakin hebat. Nabi Luth dengan tabah tak bosan-bosannya memberikan nasehat-nasehat dan pengajaran kepada mereka dengan ancaman azab Allah Swt. Tetapi semua itu dianggap enteng malah mereka mengejek.
Akhirnya Nabi Luth berdoa ke hadirat Allah Swt., meminta agar kaumnya yang sesat ditunjuki. Dan kalau sudah nyata-nyata tidak akan dapat ditunjuki dan diajari sama sekali, Nabi Luth minta agar kepada mereka diturunkan ajaran yang tidak saja berupa nasehat dan kata-kata saja, tetapi dikirimkan azab yang pedih, agar dengan azab itu, mereka insaf kembali atau musnah sama sekali. Sebab tidak ada gunanya hidup mereka di muka bumi ini, selain dari menambah kerusakan dan kejahatan saja.
Doa Nabi Luth di dengar dan dikabulkan Allah Swt dengan mengutus beberapa malaikat As. untuk menurunkan siksaan terhadap kaum Nabi Luth As. yang durhaka dan tak mau ditunjuki. Para malaikat itu turun dan singgah di rumah Nabi Luth As. berbentuk manusia. Nabi Luth As. mengira manusia biasa yang bertamu kerumahnya. Mereka diperlakukan oleh Nabi Luth As. sebagai tamu. Para malaikat menerangkan bahwa mereka adalah malaikat yang diutus Allah Swt ke kampung Nabi Luth As. untuk menurunkan siksaan yang amat hebat terhadap mereka yang ingkar.
Alangkah terperanjatnya Nabi Luth As. mendengarnya dan meminta kepada malaikat-malaikat untuk menunda datangnya siksaan itu, dengan harapan mudah-mudahan kaumnya kembali ke jalan yang benar.
Tetapi dengan tegas dijawab oleh malaikat-malaikat bahwa Allah Swt. telah mengutus Nabi Luth untuk mengembalikan mereka dari kesesatan. Sayang mereka tidak mendengarkan ajaran Nabi Luth, semua usaha dan daya upaya sudah dipandang cukup. Dan ditegaskan pula bahwa Nabi Luth serta orang- orang yang percaya akan terlepas dari siksaaan itu. Sedang istri Nabi Luth akan turut merasakan siksaan hebat itu, karena dia termasuk orang-orang yang ingkar dan tidak menurutkan kebenaran Nabi Luth.
Malaikat-malaikat itupun meninggalkan rumah Nabi Luth As. pergi menuju ke desa Sadum yang durhaka itu dengan berbentuk manusia beliau dengan wajah yang gantengdan menarik. Di tengah jalan malaikat-malaikat itu bertemu dengan seorang anak perempuan yang sedang mengambil air minum. Kepada anak perempuan itu, malaikat minta supaya diperlakukan sebagai tamu dirumahnya.
Anak perempuan itu menceritakan tabiat penduduk kampungnya yang penuh dengan kejahatan, lebih-lebih kalau mengetahui laki- laki yang berwajah ganteng, pasti timbul perkosaan dan keonaran dengan segala cara yang mesum-mesum. Maka sebelum menerima permintaan tamu yang terdiri dari dua orang pemuda yang ganteng, anak perempuan itu minta diri untuk memberitahukan dan bermusyawarah dengan bapaknya lebih dahulu.
Anak perempuan itu pun pulang dan memberitahukan kepada bapaknya dan berkata, “Ya , bapaku, disana di pintu masuk ke kota ini ada dua orang laki- laki yang ganteng. Keduanya ingin bermalam di rumah kita. Saya takut kalau diketahui oleh penduduk kampung.”
Bapak dari perempuan tersebut adalah Nabi Luth, sedang anak perempuan itu adalah anak Nabi Luth. Alangkah terkejutnya Nabi Luth mendengar kabar ini. Setelah menanyakan keadaan kedua orang itu, Nabi Luth memberikan nasehat kepada anaknya agar tamu tidak sampai diketahui oleh penduduk kampungya.
Mula-mula Nabi Luth kebaratan menerima kedua pemuda itu menjadi tamu di rumahnya, takut kalau-kalau diketahui kaumnya dan pasti akan mendatangkan kecelakaan besar bagi tamu dan dirinya sendiri. Tetapi karena dorongan oleh rasa prikemanusiaannya, ia tidak sampai hati untuk menolaknya.
Akhirnya Nabi Luth bersedia menerimanya dengan diam-diam dan sembunyi- sembunyi agar jangan dilihat orang. Setelah bertemu, lalu Nabi Luth menasehati supaya kedua pemuda itu berhat-hati sekali jangan diketahui orang dan jangan menumpang di rumah orang lain di desa itu, agar tidak diperkosa. Nabi Luth bersedia membawa mereka bermalam dan menjadi tamu di rumahnya.
Dengan rasa kawatir yang memuncak, tamu itupun dibawanya pulang dengan diam-diam dan sembunyi-sembunyi. Tetapi malang baginya, Istri Nabi Luth mengetahui akan kejadian ini dan menyiarkan kedatangan tamu-tamu itu kepada penduduk kampungnya.
Alangkah terkejutnya Nabi Luth, setelah dia dan keduanya itu sampai dirumah, penduduk kampung sudah berkerumun mengepung rumahnya, ingin mendapatkan laki-laki yang ganteng tamu Nabi Luth itu untuk melampiaskan nafsu mereka.
Untuk menghindarkan kemesuman yang akan terjadi, Nabi Luth menasehatkan sekali lagi, agar kaumnya kembali ke jalan yang benar, meninggalkan pekerjaan yang keji dan mesum serta takut kepada siksaan Allah Swt yang datang.
Semua nasehat Nabi Luth tidak dipercaya, tidak satupun yang dapat masuk dalam telinga dan otak mereka. disaat Nabi Luth memberikan nasehat sebagian mereka sudah siap untuk menyerbu memperebutkan dua pemuda yang menjadi tamu Nabi Luth itu. Melihat keadaan yang genting itu, Nabi Luth dengan segera menutup pintu rumahnya, serta menguncinya agar tak seorangpun juga yang dapat masuk ke dalam.
Nabi Luth memberi nasehat melalui sebuah jendela agar mereka kembali kepada istri masing-masing, yang halal bagi mereka. Adat yang kotor itu hendaknya dibuang jauh, kalau mereka tidak mengikuti nasehat akan datang siksaan Tuhan yang maha hebat. Nasehat Nabi Luth ini dijawab dengan berkata,
“Hai Luth, kami tidak tertarik pada anak-anak perempuan engkau, kami tak ingin perempuan, engkau sudah tahu apa yang kami inginkan itu….”
Nafsu mereka sudah memuncak dan perasaan sudah tertutup oleh nafsunya itu, sehingga nasehat yang bagaimanapun hebatnya tidak akan terdengar dan tidak akan diterima logis oleh akal. Mereka semakin mendesak memaksa masuk ke rumah Nabi Luth. Mereka masuk menyerbu tamu yang kedua orang itu, berebutan sebagai binatang buas.
Melihat hal yang demikian, kedua orang tamu itu, yaiu malaikat-malaikat yang diutus Tuhan berkata Nabi Luth, “Hai Luth, janganlah khawatir kami ini malaikat yang diutus Allah untuk mengabulkan doa engkau dan melepaskan engkau dari bahaya besar ini, mereka tidak dapat berbuat apa-apa terhadap engkau dan kami, mereka akan dapat dihancurkan.”
barulah hilang ketakutan dan kekhawatiran Nabi Luth. Dengan sekejap mata Nabi Luth anak perempuannya dua malaikat itu besera orang-orang yang beriman dengan Luth dapat meloloskan diri dari kepungan kaum yang durhaka itu. Nabi Luth dan pengikut- pengikutnya di perintahkan malaikat itu untuk meninggalkan desa yang bobrok itu dan tidak diperbolehkan membawa istri karena istrinya termasuk yang akan menerima siksaan. Setelah pergi Nabi Luth dan sahabat-sahabatnya maka turun siksaan Allah Swt atas desa dan penduduk. Bergoncanglah bumi dengan hebatnya, hancur segala rumah dan gunung, gedung-gedung dan rumah-rumah kemudian turun hujan batu yang hebat.
Dalam sekejap mata saja, lenyaplah semua penduduk yang jahat, ingkar dan durhaka itu. Dahsyat dan sungguh mengerikan siksaan Allah Swt yang ditimpakan kepada kaum Luth, karena kejahatan yang mereka perbuat adalah puncak segala kejahatan, yang dinamai kemesuman bahkan puncak dari segala perbuatan mesum.
Pembunuhan perzinaan, perampokan semuanya itu adalah perbuatan mesum, perbuatan yang menjatuhkan derajat manusia. Tetapi melampiaskan nafsu birahi antara sesama laki-laki atau sesama wanita adalah lebih mesum dari segala kemesuman. kalau kemesuman itu merajalela di mana-mana. Akibatnya terhentinya keturunan manusia dan akan lenyap dari permukaan bumi. Bumi akan kosong dari mahkluk yang bernama manusia. Bumi akan didiami oleh binatang-binatang melata.
Demikian sahabat bacaan madani Kisah Isteri dan Umat Nabi Luth yang dibinasakan Allah Swt. Semoga negeri kita ini di jauhkan dari perangai-perangai yang seperti di kerjakan oleh umat Nabi Luth. Agar negara kita ini di jauhkan dari bencana. Aamiin. Sumber Akhlak, Kementerian Agama Republik Indonesia. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.