Kerajaan Banjar adalah kerajaan Islam di pulau Kalimantan, tepatnya di provinsi Kalimantan Selatan saat ini. Pusat Kerajaan Banjar yang pertama adalah daerah di sekitar Kuin Utara (Banjarmasin sekarang). Namun setelah keraton di Kuin dihancurkan oleh Belanda, pusat kerajaan dipindahkan ke Martapura. Kerajaan ini berdiri pada tahun 1526 M dengan Sultan Suriansyah (Raden Samudera) sebagai Sultan pertama.
Seiring dengan berjalannya waktu, kerajaan Banjar semakin berkembang dan bertambah luas wilayahnya. Wilayah kekuasaan kerajaan Banjar meliputi Banjarmasin, Martapura, Tanah Laut, Margasari, Amandit, Alai, Marabahan, Banua Lima, serta daerah hulu sungai Barito.
Wilayah kekuasaan Kerajaan Banjar semakin luas hingga ke Tanah Bumbu, Pulau Laut, Pasir, Berau, Kutai, Kotawaringin, Landak, Sukadana dan Sambas. Semua wilayah tersebut adalah wilayah kerajaan Banjar (yang apabila dilihat dari peta zaman sekarang, kerajaan Banjar menguasai hampir seluruh pulau kalimantan).
Kerajaan Banjar runtuh pada saat berakhirnya Perang Banjar pada tahun 1905M. Perang Banjar merupakan peperangan melawan Belanda. Raja terakhir adalah Sultan Muhammad Seman (1862 – 1905M). Beliau wafat pada saat melakukan pertempuran dengan Belanda di Puruk Cahu.
Silsilah Raja Dari Kerajaan Banjar.
1. Pangeran Samudra yang kemudian bergelar Sultan Suriansyah, Raja pertama yang memeluk Islam. (1526 – 1545)
2. Sultan Rahmatullah. (1545 – 1570)
3. Sultan Hidayatullah. (1570 – 1595)
4. Sultan Mustain Billah, Marhum Penambahan yang dikenal sebagai Pangeran Kecil. Sultan inilah yang memindahkan Keraton Ke Kayutangi, Martapura, karena keraton di Kuin yang hancur diserang Belanda pada Tahun 1612. (1595 – 1620)
5. Ratu Agung bin Marhum Penembahan yang bergelar Sultan Inayatullah. (1620 – 1637)
6. Ratu Anum bergelar Sultan Saidullah. (1637 – 1642)
7. Adipati Halid memegang jabatan sebagai Wali Sultan, karena anak Sultan Saidullah, Amirullah Bagus Kesuma belum dewasa. (1642 – 1660)
8. Amirullah Bagus Kesuma memegang kekuasaan hingga 1663, kemudian Pangeran Adipati Anum (Pangeran Suriansyah) merebut kekuasaan dan memindahkan kekuasaan ke Banjarmasin. (1660 – 1663)
9. Pangeran Adipati Anum setelah merebut kekuasaan memindahkan pusat pemerintahan Ke Banjarmasin bergelar Sultan Agung. (1663 – 1679)
10. Sultan Tahlilullah berkuasa. (1679 – 1700)
11. Sultan Tahmidullah bergelar Sultan Kuning. (1700 – 1734)
12. Pangeran Tamjid bin Sultan Agung, yang bergelar Sultan Tamjidillah. (1734 – 1759)
13. Pangeran Muhammad Aliuddin Aminullah. (1759 – 1761)
14. Pangeran Nata Dilaga sebagai wali putera Sultan Muhammad Aliuddin yang belum dewasa tetapi memegang pemerintahan dan bergelar Sultan Tahmidullah. (1761 – 1801)
15. Sultan Suleman Al Mutamidullah bin Sultan Tahmidullah. (1801 – 1825)
16. Sultan Adam Al Wasik Billah bin Sultan Suleman. (1825 – 1857)
17. Pangeran Tamjidillah. (1857 – 1859)
18. Pangeran Antasari yang bergelar Panembahan Amir Oeddin Khalifatul Mu’mina. (1859 – 1862)
19. Sultan Muhammad Seman yang merupakan Raja terakhir dari Kerajaan Banjar. (1862 – 1905)
Sumber Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas 9: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Seiring dengan berjalannya waktu, kerajaan Banjar semakin berkembang dan bertambah luas wilayahnya. Wilayah kekuasaan kerajaan Banjar meliputi Banjarmasin, Martapura, Tanah Laut, Margasari, Amandit, Alai, Marabahan, Banua Lima, serta daerah hulu sungai Barito.
Wilayah kekuasaan Kerajaan Banjar semakin luas hingga ke Tanah Bumbu, Pulau Laut, Pasir, Berau, Kutai, Kotawaringin, Landak, Sukadana dan Sambas. Semua wilayah tersebut adalah wilayah kerajaan Banjar (yang apabila dilihat dari peta zaman sekarang, kerajaan Banjar menguasai hampir seluruh pulau kalimantan).
Kerajaan Banjar runtuh pada saat berakhirnya Perang Banjar pada tahun 1905M. Perang Banjar merupakan peperangan melawan Belanda. Raja terakhir adalah Sultan Muhammad Seman (1862 – 1905M). Beliau wafat pada saat melakukan pertempuran dengan Belanda di Puruk Cahu.
Silsilah Raja Dari Kerajaan Banjar.
1. Pangeran Samudra yang kemudian bergelar Sultan Suriansyah, Raja pertama yang memeluk Islam. (1526 – 1545)
2. Sultan Rahmatullah. (1545 – 1570)
3. Sultan Hidayatullah. (1570 – 1595)
4. Sultan Mustain Billah, Marhum Penambahan yang dikenal sebagai Pangeran Kecil. Sultan inilah yang memindahkan Keraton Ke Kayutangi, Martapura, karena keraton di Kuin yang hancur diserang Belanda pada Tahun 1612. (1595 – 1620)
5. Ratu Agung bin Marhum Penembahan yang bergelar Sultan Inayatullah. (1620 – 1637)
6. Ratu Anum bergelar Sultan Saidullah. (1637 – 1642)
7. Adipati Halid memegang jabatan sebagai Wali Sultan, karena anak Sultan Saidullah, Amirullah Bagus Kesuma belum dewasa. (1642 – 1660)
8. Amirullah Bagus Kesuma memegang kekuasaan hingga 1663, kemudian Pangeran Adipati Anum (Pangeran Suriansyah) merebut kekuasaan dan memindahkan kekuasaan ke Banjarmasin. (1660 – 1663)
9. Pangeran Adipati Anum setelah merebut kekuasaan memindahkan pusat pemerintahan Ke Banjarmasin bergelar Sultan Agung. (1663 – 1679)
10. Sultan Tahlilullah berkuasa. (1679 – 1700)
11. Sultan Tahmidullah bergelar Sultan Kuning. (1700 – 1734)
12. Pangeran Tamjid bin Sultan Agung, yang bergelar Sultan Tamjidillah. (1734 – 1759)
13. Pangeran Muhammad Aliuddin Aminullah. (1759 – 1761)
14. Pangeran Nata Dilaga sebagai wali putera Sultan Muhammad Aliuddin yang belum dewasa tetapi memegang pemerintahan dan bergelar Sultan Tahmidullah. (1761 – 1801)
15. Sultan Suleman Al Mutamidullah bin Sultan Tahmidullah. (1801 – 1825)
16. Sultan Adam Al Wasik Billah bin Sultan Suleman. (1825 – 1857)
17. Pangeran Tamjidillah. (1857 – 1859)
18. Pangeran Antasari yang bergelar Panembahan Amir Oeddin Khalifatul Mu’mina. (1859 – 1862)
19. Sultan Muhammad Seman yang merupakan Raja terakhir dari Kerajaan Banjar. (1862 – 1905)
Sumber Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas 9: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.