Orang disebut kaya karena memiliki banyak harta. Yang minim harta, itu miskin namanya. Dengan begitu, kekayaan selalu identik dengan segala hal yang berbau materi atau benda. Memiliki rumah megah, uang banyak, mobil berderet, pakaian necis, dan tanah luas adalah di antara simbol orang kaya. Orang miskin berarti kebalikan dari semua itu.
Menurut Rasulullah Saw, “Bukanlah yang dinamakan kaya itu karena banyak harta, tetapi yang dinamakan kaya sebenarnya adalah kayanya jiwa.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Mensyukuri nikmat yang ada tanpa terus mengangankan segala yang dipunyai orang. Harta sekadarnya selalu digunakan untuk memacu amal baik dan ibadah. Batinnya tenang, karena tidak diperbudak dunia, tetapi justru merajai dunia. Rasulullah memuji pribadi demikian. “Sungguh berbahagia orang yang masuk agama Islam dan diberi rezeki cukup, serta dikaruniai Allah sifat qana’ah atas segala yang diberikan kepadanya.” (HR. Muslim).
Realisasi rasa syukur kepada Allah tersebut, bukanlah suatu perbuatan yang sia-sia, tapi dengan demikian akan mempertebal keimanan dan ketakwaan kita kepada Sang Maha Pencipta, dan yang terpenting kita akan terhindar dari murka dan siksaan Allah Swt. Firman Allah Swt.
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS. Ibrahim : 7)
Adapun Keutamaan orang kaya yang bersyukur sebagai berikut,
1. Di mudahkan Jalannya ke Surga.
Firman Allah Swt:
“Adapun orang yang memberikan (hartanya dijalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.” (QS. al-Lail: 5-7)
2. Dijauhkan dari Neraka serta Akan Mendapat Kepuasan.
Firman Allah Swt:
“dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya, Padahal tidak ada seseorangpun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya, tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridhaan Tuhannya yang Maha tinggi. dan kelak Dia benar-benar mendapat kepuasan.” (QS. al-Lail: 17-21)
3. Dihapuskan Kesalahan-kesalahan.
Firman Allah Swt:
“Jika kamu menampakkan sedekah (mu), itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. al-Baqarah: 271)
4. Mendapatkan Kebajikan.
Firman Allah Swt:
“Kamu sekali-sekali tidak sampai kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cinta. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, sesungguhnya Allah mengetahuinya.” (QS. Ali Imraan: 92)
Dari Abdullah bin Mas’ud ra. dari Nabi Saw. beliau bersabda: “Tidak diperbolehkan hasud (iri hati), kecuali dalam dua hal, yaitu: seseorang yang dikaruniai harta oleh Allah kemudian dibelanjakan dalam kebenaran, dan seseorang yang dikaruniai ilmu oleh Allah kemudian diamalkan dan diajarkannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Ibnu Umar ra. dari Nabi Saw. beliau bersabda:
“Hasud yang diperbolehkan hanya dalam dua hal, yaitu: seseorang yang diberi pengertian tentang al-Qur’an oleh Allah, kemudian ia dipergunakan sebagai pedoman hidupnya pada waktu malam dan siang, dan seseorang yang dikaruniai harta oleh Allah, kemudian ia menafkahkannya pada waktu malam dan siang.” (HR. Bukhari dan Muslim)
5. Mendapatkan Derajat yang Tinggi dan Kenikmatan Abadi.
Dari Abu Hurairah ia berkata: Sahabat mujahirin yang miskin datang kepada Rasulullah Saw. dan mengadu: “Orang-orang yang kaya mendapatkan derajat yang tinggi dan kenikmatan abadi.”
Beliau bertanya: “Mengapa demikian?”
Mereka menjawab: “Mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa. Dan mereka juga bersedekah, sedangkan kami tidak. Serta mereka memerdekakan budak, sedangkan kami tidak dapat memerdekakannya.”
Kemudian beliau bersabda: “Bolehkan aku memberitahu kalian tentang sesuatu yang dapat mengejar mereka, dan kalian akan berada dalam barisan terdepan bagi orang-orang yang sesudahmu, serta tidak ada seorangpun yang lebih utama dari kalian, kecuali orang yang melakukan seperti yang kalian lakukan?”
Mereka menjawab: “Yaitu supaya sekalian membaca tasbih (subhaanallaaH) membaca takbir (AllaaHu akbar) dan membaca hamdalah (alhamdu lillaaHi) setiap selesai shalat masing-masing tiga puluh tiga kali.”
Tetapi setelah itu sahabat-sahabat Muhajirin yang miskin kembali lagi kepada Rasulullah Saw. dan berkata:
“Saudara-saudara kami yang kaya itu mendengar apa yang kami lakukan.”
Maka Rasulullah Saw. bersabda: “Itulah karunia Allah yang diberikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang keutamaan orang kaya yang bersyukur. Mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang bersyukur dan di jauhkan dari kufur nikmat. Aamiin.
Menurut Rasulullah Saw, “Bukanlah yang dinamakan kaya itu karena banyak harta, tetapi yang dinamakan kaya sebenarnya adalah kayanya jiwa.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Mensyukuri nikmat yang ada tanpa terus mengangankan segala yang dipunyai orang. Harta sekadarnya selalu digunakan untuk memacu amal baik dan ibadah. Batinnya tenang, karena tidak diperbudak dunia, tetapi justru merajai dunia. Rasulullah memuji pribadi demikian. “Sungguh berbahagia orang yang masuk agama Islam dan diberi rezeki cukup, serta dikaruniai Allah sifat qana’ah atas segala yang diberikan kepadanya.” (HR. Muslim).
Realisasi rasa syukur kepada Allah tersebut, bukanlah suatu perbuatan yang sia-sia, tapi dengan demikian akan mempertebal keimanan dan ketakwaan kita kepada Sang Maha Pencipta, dan yang terpenting kita akan terhindar dari murka dan siksaan Allah Swt. Firman Allah Swt.
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS. Ibrahim : 7)
Adapun Keutamaan orang kaya yang bersyukur sebagai berikut,
1. Di mudahkan Jalannya ke Surga.
Firman Allah Swt:
فَأَمَّا مَنْ أَعْطَىٰ وَاتَّقَىٰ . وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَىٰ . فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَىٰ
“Adapun orang yang memberikan (hartanya dijalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.” (QS. al-Lail: 5-7)
2. Dijauhkan dari Neraka serta Akan Mendapat Kepuasan.
Firman Allah Swt:
وَسَيُجَنَّبُهَا الْأَتْقَى . الَّذِي يُؤْتِي مَالَهُ يَتَزَكَّىٰ . وَمَا لِأَحَدٍ عِنْدَهُ مِنْ نِعْمَةٍ تُجْزَىٰ . إِلَّا ابْتِغَاءَ وَجْهِ رَبِّهِ الْأَعْلَىٰ . وَلَسَوْفَ يَرْضَىٰ
3. Dihapuskan Kesalahan-kesalahan.
Firman Allah Swt:
إِنْ تُبْدُوا الصَّدَقَاتِ فَنِعِمَّا هِيَ ۖ وَإِنْ تُخْفُوهَا وَتُؤْتُوهَا الْفُقَرَاءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۚ وَيُكَفِّرُ عَنْكُمْ مِنْ سَيِّئَاتِكُمْ ۗ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
“Jika kamu menampakkan sedekah (mu), itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. al-Baqarah: 271)
4. Mendapatkan Kebajikan.
Firman Allah Swt:
لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّىٰ تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ ۚ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ
“Kamu sekali-sekali tidak sampai kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cinta. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, sesungguhnya Allah mengetahuinya.” (QS. Ali Imraan: 92)
Dari Abdullah bin Mas’ud ra. dari Nabi Saw. beliau bersabda: “Tidak diperbolehkan hasud (iri hati), kecuali dalam dua hal, yaitu: seseorang yang dikaruniai harta oleh Allah kemudian dibelanjakan dalam kebenaran, dan seseorang yang dikaruniai ilmu oleh Allah kemudian diamalkan dan diajarkannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Ibnu Umar ra. dari Nabi Saw. beliau bersabda:
“Hasud yang diperbolehkan hanya dalam dua hal, yaitu: seseorang yang diberi pengertian tentang al-Qur’an oleh Allah, kemudian ia dipergunakan sebagai pedoman hidupnya pada waktu malam dan siang, dan seseorang yang dikaruniai harta oleh Allah, kemudian ia menafkahkannya pada waktu malam dan siang.” (HR. Bukhari dan Muslim)
5. Mendapatkan Derajat yang Tinggi dan Kenikmatan Abadi.
Dari Abu Hurairah ia berkata: Sahabat mujahirin yang miskin datang kepada Rasulullah Saw. dan mengadu: “Orang-orang yang kaya mendapatkan derajat yang tinggi dan kenikmatan abadi.”
Beliau bertanya: “Mengapa demikian?”
Mereka menjawab: “Mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa. Dan mereka juga bersedekah, sedangkan kami tidak. Serta mereka memerdekakan budak, sedangkan kami tidak dapat memerdekakannya.”
Kemudian beliau bersabda: “Bolehkan aku memberitahu kalian tentang sesuatu yang dapat mengejar mereka, dan kalian akan berada dalam barisan terdepan bagi orang-orang yang sesudahmu, serta tidak ada seorangpun yang lebih utama dari kalian, kecuali orang yang melakukan seperti yang kalian lakukan?”
Mereka menjawab: “Yaitu supaya sekalian membaca tasbih (subhaanallaaH) membaca takbir (AllaaHu akbar) dan membaca hamdalah (alhamdu lillaaHi) setiap selesai shalat masing-masing tiga puluh tiga kali.”
Tetapi setelah itu sahabat-sahabat Muhajirin yang miskin kembali lagi kepada Rasulullah Saw. dan berkata:
“Saudara-saudara kami yang kaya itu mendengar apa yang kami lakukan.”
Maka Rasulullah Saw. bersabda: “Itulah karunia Allah yang diberikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang keutamaan orang kaya yang bersyukur. Mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang bersyukur dan di jauhkan dari kufur nikmat. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.