Daud adalah Nabi sekaligus raja Bani Israil. Semenjak masih muda telah menyertai tentara Bani Israil di bawah pimpinan Thalut melawan pasukan bangsa Palestin yang dipimpin Jalut. Kepadanyalah diturunkan kitab Zabur. Ia memiliki sejumlah mukjizat, kecerdasan akal, mengerti bahasa burung, dan melembutkan besi hanya dengan menggunakan tangan kosong dan Daud juga memiliki suara yang paling merdu dari semua suara umat manusia, sama seperti Yusuf yang diberikan wajah yang paling tampan.
Nabi Daud As. dan kaumnya sering menghadapi peperangan. Kemenangan demi kemenangan yang diraih Nabi Daud As. membuatnya menjadi terkenal di mata masyarakat saat itu. Ditambah sifatnya yang lembut dan pengasih kepada setiap orang, membuat seluruh penghuni bumi mencintainya.
Hal ini membuat raja cemburu kepadanya. Kecemburuannya sudah melampaui batas sehingga raja menyiapkan pasukan untuk memerangi Nabi Daud As. Sudah bisa dipastikan akan terjadi banyak korban untuk melampiaskan amarah raja kepada Nabi Daud As.
Mengetahui hal itu, Daud As. tidak ingin konflik antara dirinya dan raja makin memanas, apalagi harus mengerahkan pasukan untuk membunuhnya. Kemudian ia mendatangi raja yang sedang terlelap tidur.
Dengan mudahnya Nabi Daud As mengambil pedang raja dan menyobek pakaian raja dengan pedang tersebut. Kemudian ia membangunkan raja. Alangkah terkejutnya sang raja ketika mendapati Nabi Daud As. telah berdiri di depannya dengan pedang terhunus.
Tubuh sang raja gemetar dan menggigil seketika membayangkan nyawanya akan melayang ditebas oleh pedangnya sendiri. Nabi Daud As. pun menenangkannya seraya berkata,
"Tuan Raja, Tuan berencana untuk membunuhku. Meskipun demikian, aku tidak membenci Tuan, apalagi hendak membunuh Tuan. Kalau aku mau, aku sudah membunuh Tuan saat tidur tadi. Inilah potongan baju Tuan yang aku sobek dengan pedang Tuan," kata Nabi Daud As sambil menunjukkan potongan baju raja tersebut.
Raja terperangah dan tidak bisa berbuat apa-apa. Dia dalam keadaan tidak berdaya. Nabi Daud As. pun melanjutkan,
"Sebenarnya aku pun bisa memotong leher Tuan dengan mudah. Namun, aku tidak melakukan hal itu. Aku sama sekali tidak ingin menyakiti orang lain. Ajaran yang kubawa adalah ajaran cinta dan kasih sayang, bukan ajaran kebencian."
Rasa haru raja membuncah ketika mengetahui tidak ada dendam secuil pun dari Nabi Daud As. Padahal, raja sedang merencanakan pembunuhan terhadap dirinya. Raja segera meminta maaf atas kekhilafannya. Dengan rendah hati, Nabi Daud As. memaafkannya, lalu melenggang keluar meninggalkan sang raja dengan penuh ketenangan.
Demikianlah sahabat bacaan madani kisah Nabi Daud As yang meredakan amarah sang raja yang mau membunuhnya. Dengan kerendahan hati dan kemuliaan Nabi Daud As, Beliaupun memaafkan sang raja, walaupun ada kesempatan untuk membunuh sang raja.
Nabi Daud As. dan kaumnya sering menghadapi peperangan. Kemenangan demi kemenangan yang diraih Nabi Daud As. membuatnya menjadi terkenal di mata masyarakat saat itu. Ditambah sifatnya yang lembut dan pengasih kepada setiap orang, membuat seluruh penghuni bumi mencintainya.
Hal ini membuat raja cemburu kepadanya. Kecemburuannya sudah melampaui batas sehingga raja menyiapkan pasukan untuk memerangi Nabi Daud As. Sudah bisa dipastikan akan terjadi banyak korban untuk melampiaskan amarah raja kepada Nabi Daud As.
Mengetahui hal itu, Daud As. tidak ingin konflik antara dirinya dan raja makin memanas, apalagi harus mengerahkan pasukan untuk membunuhnya. Kemudian ia mendatangi raja yang sedang terlelap tidur.
Dengan mudahnya Nabi Daud As mengambil pedang raja dan menyobek pakaian raja dengan pedang tersebut. Kemudian ia membangunkan raja. Alangkah terkejutnya sang raja ketika mendapati Nabi Daud As. telah berdiri di depannya dengan pedang terhunus.
Tubuh sang raja gemetar dan menggigil seketika membayangkan nyawanya akan melayang ditebas oleh pedangnya sendiri. Nabi Daud As. pun menenangkannya seraya berkata,
"Tuan Raja, Tuan berencana untuk membunuhku. Meskipun demikian, aku tidak membenci Tuan, apalagi hendak membunuh Tuan. Kalau aku mau, aku sudah membunuh Tuan saat tidur tadi. Inilah potongan baju Tuan yang aku sobek dengan pedang Tuan," kata Nabi Daud As sambil menunjukkan potongan baju raja tersebut.
Raja terperangah dan tidak bisa berbuat apa-apa. Dia dalam keadaan tidak berdaya. Nabi Daud As. pun melanjutkan,
"Sebenarnya aku pun bisa memotong leher Tuan dengan mudah. Namun, aku tidak melakukan hal itu. Aku sama sekali tidak ingin menyakiti orang lain. Ajaran yang kubawa adalah ajaran cinta dan kasih sayang, bukan ajaran kebencian."
Rasa haru raja membuncah ketika mengetahui tidak ada dendam secuil pun dari Nabi Daud As. Padahal, raja sedang merencanakan pembunuhan terhadap dirinya. Raja segera meminta maaf atas kekhilafannya. Dengan rendah hati, Nabi Daud As. memaafkannya, lalu melenggang keluar meninggalkan sang raja dengan penuh ketenangan.
Demikianlah sahabat bacaan madani kisah Nabi Daud As yang meredakan amarah sang raja yang mau membunuhnya. Dengan kerendahan hati dan kemuliaan Nabi Daud As, Beliaupun memaafkan sang raja, walaupun ada kesempatan untuk membunuh sang raja.
catatan koreksi. Thalut bukanlah raja bangsa palestina.Thalut adalah raja dari bani amaliqoh (raksasa) yg hidu[ di tanah palestina
BalasHapus