Pengertian Muallaf adalah orang yang baru masuk Islam dalam beberapa tahun dan masih awam dalam Ilmu agama Islam, Sedangkan dalam bahasa Arab Muallaf artinya adalah orang yang beserah diri,tunduk, dan pasrah. Sesorang yang baru Masuk Islam biasanya karena pilihan dan mendapat hidayah dari Allah Swt,
Syeikh DR. Yusuf al-Qardhawi dalam kitabnya "Fiqh al-Zakat" menjelaskan secara rinci definisi dan klasifikasi muallaf. Muallaf adalah mereka yang diberi harta zakat dalam rangka mendorong mereka untuk masuk Islam, atau mengokohkan keislaman mereka, atau agar condong dan berpihak kepada Islam, atau untuk menolak keburukan mereka terhadap muslimin, atau mengharap manfaat dan bantuan mereka dalam membela kaum muslimin, atau agar mereka dapat menolong kaum muslimin dari musuh mereka, atau yang semisalnya.
Oleh karena itu kata beliau, pemberian zakatnya merupakan tugas dan perhatian pemimpin negara atau pembuat kebijakan dan keputusan dalam negara (Ahl al-Hill wa al-Aqd), disesuaikan dengan kemaslahatan dan kebutuhan kaum muslimin.
Sejarah membuktikan contoh yang pas untuk muallaf, yaitu Sofyan bin umayyah. Dia diberi jaminan keamanan oleh Nabi Saw saat penaklukan Mekah, dan diberi waktu empat bulan untuk mempertimbangkan apakah akan tetap kafir atau masuk Islam. Setelah itu ia menghilang untuk memikirkan tawaran itu, dan setelah kembali, ia datang menemui Rasulullah Saw, lalu ikut perang Hunain bersama umat Islam yang terjadi tidak lama kemudian , saat ia belum masuk Islam.
Setelah selesai perang, Kaum muslimin memperoleh harta rampasan yang sangat besar pada Perang Hunain ini, yaitu 4.000 keping perak, 24.000 ekor unta, lebih dari 40.000 ekor domba, dan 6.000 tawanan perang.
Ternyata Rasulullah Saw tidak melupakan jasa Sofyan bin umayyah meskipun saat perang ia hanya berada di barisan paling belakang. Rasulullah Saw memberinya unta dalam jumlah besar untuk lebih memotivasinya agar segera masuk Islam. Setelah diberi , ia berujar: “ini adalah pemberian orang yang tidak takut miskin”.
Merasa berterima kasih pada kebaikan Rasulullah Saw, Shafwan segera berlari menuju kaumnya dan berseru, "Wahai kaumku! Terimalah Islam tanpa ragu-ragu sebab Muhammad memberikan sesuatu sedemikian rupa sehingga hanya orang yang tidak takut miskin dan sepenuhnya bersandar kepada Allah sajalah yang bisa melakukannya!"
Said bin Musayyib meriwayat kan bahwa Sofwan bin Umayyah berkata: “Demi Allah Saw memberiku (unta) saat ia orang yang paling aku benci. Ia memberiku terus hingga hatiku berubah, ia menjadi orang yang paling aku cintai.” (HR. Muslim dan Tirmidzi)
Sofyan bin Umayyah kemudian masuk Islam, dan menjadi muslim yang baik.
Anas bin malik menuturkan, bahwa jika ada orang yang datang kepada Rasulullah Saw meminta sesuatu (dari harta dunia) dengan jaminan akan masuk Islam pasti ia memberinya. Suatu ketika ada orang datang meminta seperti itu, Nabi Saw memberinya kambing zakat dalam jumlah besar yang memenuhi lembah antara dua bukit. Orang itu kemudian menggiringnya pulang, lalu berkata kepada kaum nya:
“Wahai kaumku, masuk Islam-lah kalian semua, karena sungguh Muhammad memberi kita layaknya orang yang tidak takut miskin”. (As-syaukani ; Nailul Authar 4/197)
Dengan jiwa pemurah Rasulullah Saw dan menghargai pengorbanan para muallaf, beliau berhasil membimbing Shafwan dan kaumnya ke jalan kebenaran, padahal dulunya mereka adalah kaum yang sangat sengit memerangi Islam.
Syeikh DR. Yusuf al-Qardhawi dalam kitabnya "Fiqh al-Zakat" menjelaskan secara rinci definisi dan klasifikasi muallaf. Muallaf adalah mereka yang diberi harta zakat dalam rangka mendorong mereka untuk masuk Islam, atau mengokohkan keislaman mereka, atau agar condong dan berpihak kepada Islam, atau untuk menolak keburukan mereka terhadap muslimin, atau mengharap manfaat dan bantuan mereka dalam membela kaum muslimin, atau agar mereka dapat menolong kaum muslimin dari musuh mereka, atau yang semisalnya.
Oleh karena itu kata beliau, pemberian zakatnya merupakan tugas dan perhatian pemimpin negara atau pembuat kebijakan dan keputusan dalam negara (Ahl al-Hill wa al-Aqd), disesuaikan dengan kemaslahatan dan kebutuhan kaum muslimin.
Sejarah membuktikan contoh yang pas untuk muallaf, yaitu Sofyan bin umayyah. Dia diberi jaminan keamanan oleh Nabi Saw saat penaklukan Mekah, dan diberi waktu empat bulan untuk mempertimbangkan apakah akan tetap kafir atau masuk Islam. Setelah itu ia menghilang untuk memikirkan tawaran itu, dan setelah kembali, ia datang menemui Rasulullah Saw, lalu ikut perang Hunain bersama umat Islam yang terjadi tidak lama kemudian , saat ia belum masuk Islam.
Setelah selesai perang, Kaum muslimin memperoleh harta rampasan yang sangat besar pada Perang Hunain ini, yaitu 4.000 keping perak, 24.000 ekor unta, lebih dari 40.000 ekor domba, dan 6.000 tawanan perang.
Ternyata Rasulullah Saw tidak melupakan jasa Sofyan bin umayyah meskipun saat perang ia hanya berada di barisan paling belakang. Rasulullah Saw memberinya unta dalam jumlah besar untuk lebih memotivasinya agar segera masuk Islam. Setelah diberi , ia berujar: “ini adalah pemberian orang yang tidak takut miskin”.
Merasa berterima kasih pada kebaikan Rasulullah Saw, Shafwan segera berlari menuju kaumnya dan berseru, "Wahai kaumku! Terimalah Islam tanpa ragu-ragu sebab Muhammad memberikan sesuatu sedemikian rupa sehingga hanya orang yang tidak takut miskin dan sepenuhnya bersandar kepada Allah sajalah yang bisa melakukannya!"
Said bin Musayyib meriwayat kan bahwa Sofwan bin Umayyah berkata: “Demi Allah Saw memberiku (unta) saat ia orang yang paling aku benci. Ia memberiku terus hingga hatiku berubah, ia menjadi orang yang paling aku cintai.” (HR. Muslim dan Tirmidzi)
Sofyan bin Umayyah kemudian masuk Islam, dan menjadi muslim yang baik.
Anas bin malik menuturkan, bahwa jika ada orang yang datang kepada Rasulullah Saw meminta sesuatu (dari harta dunia) dengan jaminan akan masuk Islam pasti ia memberinya. Suatu ketika ada orang datang meminta seperti itu, Nabi Saw memberinya kambing zakat dalam jumlah besar yang memenuhi lembah antara dua bukit. Orang itu kemudian menggiringnya pulang, lalu berkata kepada kaum nya:
“Wahai kaumku, masuk Islam-lah kalian semua, karena sungguh Muhammad memberi kita layaknya orang yang tidak takut miskin”. (As-syaukani ; Nailul Authar 4/197)
Dengan jiwa pemurah Rasulullah Saw dan menghargai pengorbanan para muallaf, beliau berhasil membimbing Shafwan dan kaumnya ke jalan kebenaran, padahal dulunya mereka adalah kaum yang sangat sengit memerangi Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.