Suatu ketika orang-orang kafir Quraisy pergi ke Tan’im yang berda di luar kota Mekah. Mereka berbondong-bondong kesana, yang dikerahkan oleh para pemimpin Quraisy untuk menyaksikan pelaksanaan hukuman mati terhadap Khubaib bin Ady, yaitu seorang sahabat Nabi yang mereka jatuhi hukuman mati karena sakit hati.
Kaum kafir Quraisy sengaja mempertontonkan tawanan mereka yang dibelenggu, sementara para wanita, anak-anak dan pemuda menggiring Khubaib ke lapangan maut. Mereka ingin membalas dendam terhadap Nabi Muhammad Saw serta melampiaskan sakit hati mereka atas kekalahan mereka dalam perang Badar. Dimana waktu itu juga terbunuhnya Harits bin Amir seorang pemuka Makkah dengan pedang Khubaib.
Ketika Khubaib mereka giring sampai ke tiang salib yang mereka sediakan, Khubaib berkata kepada orang Quraisy dengan berani, ’’Jika kalian bolehkan saya ingin shalat dua raka’at sebelum saya kalian bunuh.’’
Kemudian Khubaib menghadap ke kiblat ( ka’bah ). Dia shalat dua rakaat, alangkah bagus dan sempurna shalatnya. Sesudah shalat, Khubaib menghadap kepada para pemimpin Quraisy seraya berkata, ’’Demi Allah ! Seandainya kalian tidak menuduhku melama-lamakan shalat untuk mengulur-ngulur waktu karena takut mati, niscaya saya akan shalat lebih banyak lagi.’’
Mendengar ucapan Khubaib tersebut, Said melihat para pemimpin Quraisy naik darah, bagaikan hendak mencincang-cincang tubuh Khubaib hidup-hidup.
Setelah itu, Khubaib pun disalib pada sebuah tiang. Lalu tanpa sedikit pun rasa belas kasih, pasukan pemanah menghujaninya dengan anak panah. Dalam keadaan demikian, seorang pemuka Quraisy menghampirinya dan berkata,
"Maukah engkau jika Muhammad menggantikanmu sementara kau sehat wal afiat bersama keluargamu?"
’’Demi Allah saya tidak sudi bersenang-senang dengan istri dan anak-anak saya, sementara Muhammad tertusuk duri ’’ jawab Khubaib mantap.
Orang-orang yang hadir disitu langsung berteriak-teriak ’’Bunuh dia…bunuh dia! ’’
Maka tanpa ampun lagi, pedang sang algojo pun menghabisi Khubaib. Namun sebelum ruhnya meninggalkan raga, Khubaib sempat berucap,
"Ya Allah, kami telah menyampaikan tugas dari Rasul-Mu, maka mohon disampaikan pula kepadanya esok, tindakan orang-orang itu terhadap kami."
Akhirnya Khubaib bin Ady menghembuskan nafasnya yang terakhir di tiang salib. Sekujur tubuhnya penuh dengan luka-luka akibat tebasan pedang dan tikaman tombak yang tidak terbilang jumlahnya. Setelah itu kaum kafir Quarisy kembali ke Mekkah dengan biasa-biasa saja, seolah-olah telah melupakan peristiwa maut itu.
Demikianlah sahabat bacaan madani kisah sahabat Nabi yang disiksa dan dibunuh. Sahabat tersebut begitu cinta dengan Nabi Muhammad Saw dan istiqamah dengan keimanannya. Beliau tidak goyah keimanannya walaupun ada tawaran lain supaya beliau tidak dihukum mati. Dengan tawaran Nabi Muhammad yang akan dihukum mati, sedangkan dia kembali berkumpul kembali dengan keluarganya. Mudah-mudahan kita selalu istiqamah dengan keimanan kita. Aamiin.
Kaum kafir Quraisy sengaja mempertontonkan tawanan mereka yang dibelenggu, sementara para wanita, anak-anak dan pemuda menggiring Khubaib ke lapangan maut. Mereka ingin membalas dendam terhadap Nabi Muhammad Saw serta melampiaskan sakit hati mereka atas kekalahan mereka dalam perang Badar. Dimana waktu itu juga terbunuhnya Harits bin Amir seorang pemuka Makkah dengan pedang Khubaib.
Ketika Khubaib mereka giring sampai ke tiang salib yang mereka sediakan, Khubaib berkata kepada orang Quraisy dengan berani, ’’Jika kalian bolehkan saya ingin shalat dua raka’at sebelum saya kalian bunuh.’’
Kemudian Khubaib menghadap ke kiblat ( ka’bah ). Dia shalat dua rakaat, alangkah bagus dan sempurna shalatnya. Sesudah shalat, Khubaib menghadap kepada para pemimpin Quraisy seraya berkata, ’’Demi Allah ! Seandainya kalian tidak menuduhku melama-lamakan shalat untuk mengulur-ngulur waktu karena takut mati, niscaya saya akan shalat lebih banyak lagi.’’
Mendengar ucapan Khubaib tersebut, Said melihat para pemimpin Quraisy naik darah, bagaikan hendak mencincang-cincang tubuh Khubaib hidup-hidup.
Setelah itu, Khubaib pun disalib pada sebuah tiang. Lalu tanpa sedikit pun rasa belas kasih, pasukan pemanah menghujaninya dengan anak panah. Dalam keadaan demikian, seorang pemuka Quraisy menghampirinya dan berkata,
"Maukah engkau jika Muhammad menggantikanmu sementara kau sehat wal afiat bersama keluargamu?"
’’Demi Allah saya tidak sudi bersenang-senang dengan istri dan anak-anak saya, sementara Muhammad tertusuk duri ’’ jawab Khubaib mantap.
Orang-orang yang hadir disitu langsung berteriak-teriak ’’Bunuh dia…bunuh dia! ’’
Maka tanpa ampun lagi, pedang sang algojo pun menghabisi Khubaib. Namun sebelum ruhnya meninggalkan raga, Khubaib sempat berucap,
"Ya Allah, kami telah menyampaikan tugas dari Rasul-Mu, maka mohon disampaikan pula kepadanya esok, tindakan orang-orang itu terhadap kami."
Akhirnya Khubaib bin Ady menghembuskan nafasnya yang terakhir di tiang salib. Sekujur tubuhnya penuh dengan luka-luka akibat tebasan pedang dan tikaman tombak yang tidak terbilang jumlahnya. Setelah itu kaum kafir Quarisy kembali ke Mekkah dengan biasa-biasa saja, seolah-olah telah melupakan peristiwa maut itu.
Demikianlah sahabat bacaan madani kisah sahabat Nabi yang disiksa dan dibunuh. Sahabat tersebut begitu cinta dengan Nabi Muhammad Saw dan istiqamah dengan keimanannya. Beliau tidak goyah keimanannya walaupun ada tawaran lain supaya beliau tidak dihukum mati. Dengan tawaran Nabi Muhammad yang akan dihukum mati, sedangkan dia kembali berkumpul kembali dengan keluarganya. Mudah-mudahan kita selalu istiqamah dengan keimanan kita. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.