Muadzin atau mu'adzdzin adalah orang terpilih di masjid untuk mengumandangkan (adzan) dari salah satu menara masjid atau melalui corong masjid. Sedangkan adzan bermakna i’lam yaitu pengumuman, pemberitahuan atau pemakluman. Secara istilah adzan adalah merupakan panggilan bagi umat Islam untuk memberitahu masuknya shalat fardu dengan lafad-lafadz tertentu.
Adzan termasuk ibadah mulia yang paling besar keutamaannyanya. bukan hanya bagi muadzin sendiri. Bagi umat Islam yang mendengarkan pun memilki keutamaan sendiri. Khususnya muadzin berjasa mengingatkan orang lupa, membangunkan orang tidur, dan memberi tahu orang yang sedang beraktivitas dan santai kalau waktu shalat sudah tiba.
Saking besarnya manfaat adzan ini, Allah Swt memberi ganjaran berupa ampunan dosa bagi orang yang mengumandangkan adzan tersebut (muadzin). Hal ini sebagaimana yang dijelaskan Rasulullah Saw dalam hadits Nya,
Dari Al-Barra’ bin ‘Azib -radhiallahu anhu- bahwasanya Nabi Saw bersabda:
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya akan bershalawat untuk orang-orang yang berada di shaf yang terdepan. Muazzin akan diampuni dosanya sepanjang suaranya, dan dia akan dibenarkan oleh segala sesuatu yang mendengarkannya, baik benda basah maupun benda kering, dan dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang-orang yang shalat bersamanya”. (HR. An-Nasai no. 646, Ahmad: 4/284, dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani)
Tidak hanya itu, dalam hadits lain disebutkan bahwa muadzin memiliki posisi yang begitu istimewa di akhirat kelak. Mu’awiyah bin Abi Sufyan pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda,
“Orang-orang yang azan (muazzin) adalah orang yang paling panjang lehernya pada hari kiamat.” (HR. Muslim no. 387)
Abu Said Al-Khudri ra pernah berkata kepada Abdullah bin Abdirrahman bin Abi Sha’sha’ah Al-Anshari:
“Saya perhatikan kamu sangat menyukai kambing dan kampung. Karenanya jika kamu sedang bersama kambingmu atau sedang berada di kampungmu lalu kamu mengumandangkan azan untuk melaksanakan shalat, maka tinggikanlah suaramu ketika azan. Karena sesungguhnya tidaklah suara muazzin itu didengarkan oleh jin, manusia, dan yang lainnya melainkan semuanya akan menjadi saksi baginya pada hari kiamat. Kemudian Abu Said berkata, “Saya mendengarkan (hadits) ini dari Rasulullah Saw.” (HR. Al-Bukhari no. 87)
An-Nawawi dalam Syarah Muslim menjelaskan, para ulama baik salaf maupun khalaf berbeda pendapat mengenai maksud kata “paling panjang lehernya” dalam hadis di atas. Ada ulama yang menafsirkan maksud hadits tersebut adalah di akhirat kelak semua orang akan melihat banyaknya pahala yang diperoleh seorang muadzin.
Ada pula yang memahami “panjang leher” itu berati muadzin diposisikan sebagai pemimpin di hari akhirat nanti, sebab orang Arab biasanya menggunakan kata “panjang leher” sebagai tamsil pemimpin. Sementara Ibnul ‘Arabi berpendapat, maknanya ialah orang yang paling banyak amalannya.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang kemuliaan Muadzin yang begitu luar biasa. Mudah-mudahan dengan mendengar adzan, kita segera menunaikan ibadah shalat berjamaah. Aamiin.
Adzan termasuk ibadah mulia yang paling besar keutamaannyanya. bukan hanya bagi muadzin sendiri. Bagi umat Islam yang mendengarkan pun memilki keutamaan sendiri. Khususnya muadzin berjasa mengingatkan orang lupa, membangunkan orang tidur, dan memberi tahu orang yang sedang beraktivitas dan santai kalau waktu shalat sudah tiba.
Saking besarnya manfaat adzan ini, Allah Swt memberi ganjaran berupa ampunan dosa bagi orang yang mengumandangkan adzan tersebut (muadzin). Hal ini sebagaimana yang dijelaskan Rasulullah Saw dalam hadits Nya,
Dari Al-Barra’ bin ‘Azib -radhiallahu anhu- bahwasanya Nabi Saw bersabda:
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya akan bershalawat untuk orang-orang yang berada di shaf yang terdepan. Muazzin akan diampuni dosanya sepanjang suaranya, dan dia akan dibenarkan oleh segala sesuatu yang mendengarkannya, baik benda basah maupun benda kering, dan dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang-orang yang shalat bersamanya”. (HR. An-Nasai no. 646, Ahmad: 4/284, dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani)
Tidak hanya itu, dalam hadits lain disebutkan bahwa muadzin memiliki posisi yang begitu istimewa di akhirat kelak. Mu’awiyah bin Abi Sufyan pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda,
“Orang-orang yang azan (muazzin) adalah orang yang paling panjang lehernya pada hari kiamat.” (HR. Muslim no. 387)
Abu Said Al-Khudri ra pernah berkata kepada Abdullah bin Abdirrahman bin Abi Sha’sha’ah Al-Anshari:
“Saya perhatikan kamu sangat menyukai kambing dan kampung. Karenanya jika kamu sedang bersama kambingmu atau sedang berada di kampungmu lalu kamu mengumandangkan azan untuk melaksanakan shalat, maka tinggikanlah suaramu ketika azan. Karena sesungguhnya tidaklah suara muazzin itu didengarkan oleh jin, manusia, dan yang lainnya melainkan semuanya akan menjadi saksi baginya pada hari kiamat. Kemudian Abu Said berkata, “Saya mendengarkan (hadits) ini dari Rasulullah Saw.” (HR. Al-Bukhari no. 87)
An-Nawawi dalam Syarah Muslim menjelaskan, para ulama baik salaf maupun khalaf berbeda pendapat mengenai maksud kata “paling panjang lehernya” dalam hadis di atas. Ada ulama yang menafsirkan maksud hadits tersebut adalah di akhirat kelak semua orang akan melihat banyaknya pahala yang diperoleh seorang muadzin.
Ada pula yang memahami “panjang leher” itu berati muadzin diposisikan sebagai pemimpin di hari akhirat nanti, sebab orang Arab biasanya menggunakan kata “panjang leher” sebagai tamsil pemimpin. Sementara Ibnul ‘Arabi berpendapat, maknanya ialah orang yang paling banyak amalannya.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang kemuliaan Muadzin yang begitu luar biasa. Mudah-mudahan dengan mendengar adzan, kita segera menunaikan ibadah shalat berjamaah. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.