Allah Swt adalah penguasa alam semesta. Dengan kuasa-Nya, Allah Swt dapat berbuat apa saja tanpa ada seorang pun yang mampu menghalanginya. Kita dan semua yang kita saksikan dalam kehidupan ini pun milik-Nya. Dengan hikmah-Nya yang maha tinggi, Allah Swt berkenan memberi apa saja kepada kita, Allah Swt pun mampu mengambilnya dari kita. Allah Swt berkehendak mengaruniakan kebaikan yang kita inginkan, Allah Swt pun berhak menurunkan musibah yang tidak kita harapkan.
Tiada seorang hamba pun yang ditimpa musibah, melainkan itu akibat dari dosa yang diperbuatnya. Maka sudah seharusnya, dia bertaubat nasuha kepada Allah Swt. Orang yang tidak mau bertaubat setelah tertimpa musibah, adalah orang sombong dan sesat.
Allah Swt berfirman :
"Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar(dari kesalahan-kesalahanmu)." (QS. Asy Syuura : 30)
Tidak semua manusia bisa menerima musibah yang diberikan Allah Swt. Ada yang bisa sabar dan tidak putus asa mengahadapinya, karena orang-orang yang seperti ini menganggap bahwa ini yang terbaik bagi kehidupannya. Dan tidak sedikit juga manusia menghadapi musibah yang diterimanya dengan berat hati, stress, putus asa, menyakiti diri sendiri dan orang lain, bahkan sampai bunuh diri.
Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata: Rasulullah Saw. bersabda: "Bukan termasuk golongan kami, orang yang menampar pipi (ketika tertimpa musibah), merobek-robek baju atau berdoa dengan doa Jahiliyah (meratapi kematian mayit seraya mengharap-harap celaka).”
Menampar pipi atau menyakiti diri sendiri saat terjadi musibah adalah perbuatan yang dilarang, apalagi bila sampai melakukan bunuh diri. Na’udzubillah mindzalik.
Sabda Rasulullah Saw tentang ucapan yang membuka peluang untuk setan
"Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allah daripada seorang mukmin yang lemah dalam segala kebaikan. Peliharalah apa-apa yang menguntungkan kamu dan mohonlah pertolongan Allah, dan jangan lemah semangat (patah hati). Jika ditimpa suatu musibah janganlah berkata, "Oh andaikata aku tadinya melakukan itu tentu berakibat begini dan begitu", tetapi katakanlah, "Ini takdir Allah dan apa yang dikehendaki Allah pasti dikerjakan-Nya." Ketahuilah, sesungguhnya ucapan: "ANDAIKATA" dan "JIKALAU" membuka peluang bagi (masuknya) karya (kerjaan) setan." (HR. Muslim)
Sebagai seorang Muslim tidak sepantasnya mengucapkan hal-hal yang seperti di dalam hadits Rasulullah Saw tersebut. Akan tetapi kita di anjurkan mengucapkan kalimat Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun. Supaya kita mendapat keberkatan dan rahmat dari Allah Swt. Sebagaimana firman Allah Swt dalam Al-Qur’an.
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. Al-Baqarah :155-157)
Sahabat bacaan madani yang diRahmati Allah Swt. Musibah juga merupakan tanda bahwa Allah Swt akan mengampuni dosa-dosa orang yang ditimpa musibah dengan sabar dan tidak putus asa. Rasulullah Saw Bersabda:
"Tidaklah seorang mukmin tertimpa musibah tertusuk duri atau lebih dari itu, kecuali dengannya Allah akan menghapus sebagian dosanya." (HR Bukhari dan Muslim)
Dengan demikian sahabat bacaan madani jauhilah ucapan "andaikata" dan "jikalau" disaat ditimpa musibah. Sebab akan memberikan peluang bagi setan untuk mempengaruhi kita. Mudah-mudahan kita dijauhkan dari kalimat-kalimat tersebut di saat Allah Swt menguji keimanan kita. Aamiin.
Tiada seorang hamba pun yang ditimpa musibah, melainkan itu akibat dari dosa yang diperbuatnya. Maka sudah seharusnya, dia bertaubat nasuha kepada Allah Swt. Orang yang tidak mau bertaubat setelah tertimpa musibah, adalah orang sombong dan sesat.
Allah Swt berfirman :
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
"Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar(dari kesalahan-kesalahanmu)." (QS. Asy Syuura : 30)
Tidak semua manusia bisa menerima musibah yang diberikan Allah Swt. Ada yang bisa sabar dan tidak putus asa mengahadapinya, karena orang-orang yang seperti ini menganggap bahwa ini yang terbaik bagi kehidupannya. Dan tidak sedikit juga manusia menghadapi musibah yang diterimanya dengan berat hati, stress, putus asa, menyakiti diri sendiri dan orang lain, bahkan sampai bunuh diri.
Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata: Rasulullah Saw. bersabda: "Bukan termasuk golongan kami, orang yang menampar pipi (ketika tertimpa musibah), merobek-robek baju atau berdoa dengan doa Jahiliyah (meratapi kematian mayit seraya mengharap-harap celaka).”
Menampar pipi atau menyakiti diri sendiri saat terjadi musibah adalah perbuatan yang dilarang, apalagi bila sampai melakukan bunuh diri. Na’udzubillah mindzalik.
Sabda Rasulullah Saw tentang ucapan yang membuka peluang untuk setan
"Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allah daripada seorang mukmin yang lemah dalam segala kebaikan. Peliharalah apa-apa yang menguntungkan kamu dan mohonlah pertolongan Allah, dan jangan lemah semangat (patah hati). Jika ditimpa suatu musibah janganlah berkata, "Oh andaikata aku tadinya melakukan itu tentu berakibat begini dan begitu", tetapi katakanlah, "Ini takdir Allah dan apa yang dikehendaki Allah pasti dikerjakan-Nya." Ketahuilah, sesungguhnya ucapan: "ANDAIKATA" dan "JIKALAU" membuka peluang bagi (masuknya) karya (kerjaan) setan." (HR. Muslim)
Sebagai seorang Muslim tidak sepantasnya mengucapkan hal-hal yang seperti di dalam hadits Rasulullah Saw tersebut. Akan tetapi kita di anjurkan mengucapkan kalimat Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun. Supaya kita mendapat keberkatan dan rahmat dari Allah Swt. Sebagaimana firman Allah Swt dalam Al-Qur’an.
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ .الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ .أُولَٰئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ
Sahabat bacaan madani yang diRahmati Allah Swt. Musibah juga merupakan tanda bahwa Allah Swt akan mengampuni dosa-dosa orang yang ditimpa musibah dengan sabar dan tidak putus asa. Rasulullah Saw Bersabda:
"Tidaklah seorang mukmin tertimpa musibah tertusuk duri atau lebih dari itu, kecuali dengannya Allah akan menghapus sebagian dosanya." (HR Bukhari dan Muslim)
Dengan demikian sahabat bacaan madani jauhilah ucapan "andaikata" dan "jikalau" disaat ditimpa musibah. Sebab akan memberikan peluang bagi setan untuk mempengaruhi kita. Mudah-mudahan kita dijauhkan dari kalimat-kalimat tersebut di saat Allah Swt menguji keimanan kita. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.