Pengertian tamak adalah cinta kepada dunia(hubbud dunya) berupa harta benda terlalu berlebihan tanpa memperdulikan hukum haram yang menyebabkan adanya dosa besar. Pelakunya tidak pernah merasa puas ,segala cara pun dianggap halal.
Tamak terhadap harta dunia merupakan salah satu penyakit hati yang sangat tercela dan membahayakan kehidupan manusia. Tamak bisa menyebabkan timbulnya sifat dengki, permusuhan, perbuatan keji, dusta, curang, dan bisa menjauhkan pelakunya dari ketaatan, dan lain-lain.
Orang yang memilki sifat tamak adalah bukti orang tersebut terlalu cinta dunia atau harta. Padahal harta hanyalah merupakan fitnah atau cobaan.
Allah Swt berfirman dalam al-Qur’an:
“Sesungguhnya harta dan anak-anak kalian hanyalah fitnah (cobaan), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (QS. Al-Taghabun: 15)
Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas Ra dia berkata: Saya pernah mendengar Nabi Saw bersabda,
"Seandainya seorang manusia memiliki harta sebanyak dua lembah, niscaya dia akan menginginkan tiga lembah dan tidak ada yang dapat memuaskan perutnya kecuali tanah (yakni mati berkalang tanah). Allah akan mengampuni orang yang bertaubat." (HR. Bukhari)
Hadits diatas memberikan gambaran bagaimana tamaknya manusia terhadap dunia yang tidak mengenal rasa puas. Hadits ini juga, mempunyai makna celaan bagi orang yang tamak terhadap harta dunia. Kecintaan terhadap harta dunia bisa membuat seseorang terlena dari perjalanan hidup yang abadi di akhirat. Semangat mengumpulkan harta bisa menjadi sebab lalainya manusioa dari taat kepada Allah Swt karena hati menjadi sibuk dengan dunia daripada akhirat.
Pada dasarnya tamak dan bermegah-megahan dengan harta bisa mencelakakan manusia. Sebagaimana firman Allah Swt.
“Bermegah-megahan dengan harta telah mencelakakan kalian.” (QS. At Takatsur: 1)
Dampak buruk dari sifat tamak, bisa membuat seseorang melakukan segala cara yang diharamkan demi mendapatkan harta yang diinginkan, seperti korupsi, suap, curang, riba, mengurangi timbangan, berbohong, menipu, mencuri, merampok, bisa pula nekat melakukan ritual-ritual syirik, dan lain-lain.
Orang yang memilki sifat tamak termasuk orang yang tidak ridha terhadap apa yang telah Allah Swt anugerahkan. Dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw bersabda,
“Celakalah hamba dinar, hamba dirham, hamba pakaian dan hamba mode. Jika diberi, ia ridha. Namun jika tidak diberi, ia pun tidak ridha.” (HR. Bukhari)
Sifat tamak akan membawa manusia keliang kehancuran. Sebagaimana Ibnu al-Jauzi rahimahullah berkata,
“Jika sifat tamak (rakus) dibiarkan lapas kendali maka ia akan membuat seseorang dikuasai nafsu untuk sepuas-puasnya. Sifat ini menuntut terpenuhinya banyak hal yang menjerumuskan seseorang ke liang kehancuran.”
Bahkan orang yang memiliki sifat tamak sama seperti membelenggu leher dan memborgol kaki. Sebagaimana Ibnu Taimiyyah berkata,
"Seorang hamba akan merasa merdeka selagi ia qana’ah dan orang merdeka akan menjadi budak selagi ia tamak.” Beliau juga berkata, “Ketamakan membelenggu leher dan memborgol kaki. Jika belenggu hilang maka borgolpun akan hilang dari kaki.”
Demikianlah sahabat bacaan madani penjelasan tentang tamaknya manusia akan membahayakan pelaku tamak dan orang lain. Mudah-mudahan kita dijauhkan dari penyekit hati yang demikian. Aamiin.
Tamak terhadap harta dunia merupakan salah satu penyakit hati yang sangat tercela dan membahayakan kehidupan manusia. Tamak bisa menyebabkan timbulnya sifat dengki, permusuhan, perbuatan keji, dusta, curang, dan bisa menjauhkan pelakunya dari ketaatan, dan lain-lain.
Orang yang memilki sifat tamak adalah bukti orang tersebut terlalu cinta dunia atau harta. Padahal harta hanyalah merupakan fitnah atau cobaan.
Allah Swt berfirman dalam al-Qur’an:
إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ ۚ وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ
“Sesungguhnya harta dan anak-anak kalian hanyalah fitnah (cobaan), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (QS. Al-Taghabun: 15)
Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas Ra dia berkata: Saya pernah mendengar Nabi Saw bersabda,
"Seandainya seorang manusia memiliki harta sebanyak dua lembah, niscaya dia akan menginginkan tiga lembah dan tidak ada yang dapat memuaskan perutnya kecuali tanah (yakni mati berkalang tanah). Allah akan mengampuni orang yang bertaubat." (HR. Bukhari)
Hadits diatas memberikan gambaran bagaimana tamaknya manusia terhadap dunia yang tidak mengenal rasa puas. Hadits ini juga, mempunyai makna celaan bagi orang yang tamak terhadap harta dunia. Kecintaan terhadap harta dunia bisa membuat seseorang terlena dari perjalanan hidup yang abadi di akhirat. Semangat mengumpulkan harta bisa menjadi sebab lalainya manusioa dari taat kepada Allah Swt karena hati menjadi sibuk dengan dunia daripada akhirat.
Pada dasarnya tamak dan bermegah-megahan dengan harta bisa mencelakakan manusia. Sebagaimana firman Allah Swt.
أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ
“Bermegah-megahan dengan harta telah mencelakakan kalian.” (QS. At Takatsur: 1)
Dampak buruk dari sifat tamak, bisa membuat seseorang melakukan segala cara yang diharamkan demi mendapatkan harta yang diinginkan, seperti korupsi, suap, curang, riba, mengurangi timbangan, berbohong, menipu, mencuri, merampok, bisa pula nekat melakukan ritual-ritual syirik, dan lain-lain.
Orang yang memilki sifat tamak termasuk orang yang tidak ridha terhadap apa yang telah Allah Swt anugerahkan. Dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw bersabda,
“Celakalah hamba dinar, hamba dirham, hamba pakaian dan hamba mode. Jika diberi, ia ridha. Namun jika tidak diberi, ia pun tidak ridha.” (HR. Bukhari)
Sifat tamak akan membawa manusia keliang kehancuran. Sebagaimana Ibnu al-Jauzi rahimahullah berkata,
“Jika sifat tamak (rakus) dibiarkan lapas kendali maka ia akan membuat seseorang dikuasai nafsu untuk sepuas-puasnya. Sifat ini menuntut terpenuhinya banyak hal yang menjerumuskan seseorang ke liang kehancuran.”
Bahkan orang yang memiliki sifat tamak sama seperti membelenggu leher dan memborgol kaki. Sebagaimana Ibnu Taimiyyah berkata,
"Seorang hamba akan merasa merdeka selagi ia qana’ah dan orang merdeka akan menjadi budak selagi ia tamak.” Beliau juga berkata, “Ketamakan membelenggu leher dan memborgol kaki. Jika belenggu hilang maka borgolpun akan hilang dari kaki.”
Demikianlah sahabat bacaan madani penjelasan tentang tamaknya manusia akan membahayakan pelaku tamak dan orang lain. Mudah-mudahan kita dijauhkan dari penyekit hati yang demikian. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.