Rasul adalah seseorang yang mendapat wahyu dari Allah dengan suatu syari'at dan ia diperintahkan untuk menyampaikannya dan mengamalkannya. Setiap Rasul pasti seorang Nabi, namun tidak setiap nabi itu seorang rasul, dengan demikian, jumlah Nabi jauh lebih banyak dibanding jumlah Rasul.
Menurut Al-Qur'an Allah telah mengirimkan banyak Nabi kepada umat manusia. Seorang Rasul memiliki tingkatan lebih tinggi karena menjadi pimpinan ummat, sementara Nabi tidak harus menjadi pimpinan.
Nabi dan Rasul yang terakhir diutus Allah Swt adalah Nabi Muhammad Saw. Beliau diutus Allah Swt sebagai rahmat unntuk semesta alam. Firman Allah Swt dalam Al-Qur’an,
Artinya: “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS. Al-Anbiya' : 107)
Adapun bukti-bukti bahwa Nabi Muhammad Saw sebagai utusan Allah Swt sebagai berikut :
1. Nabi Muhammad Saw diutus oleh Allah Swt. sebagai Rahmat bagi Seluruh Alam.
Hal ini dapat berarti bahwa nilai-nilai yang dibawa Nabi bertujuan untuk keberkahan, kedamaian, cinta kasih, dan kesejahteraan bagi seluruh makhluk di alam ini. Bukti bahwa Nabi Muhammad Saw. sebagai rahmat bagi alam semesta ini adalah:
a. Memusnahkan segala jenis syirik. Contohnya, menyembah berhala, sihir, dan ramal diganti dengan keimanan kepada Allah Swt.
b. Memusnahkan adat tradisi jahiliyah yang menyimpang. Contohnya, membuka aurat, peperang antarsuku, kikir, dan pemarah digantidengan akhlak yang mulia.
c. Menegakkan sebuah sistem kehidupan yang seluruhnya berdiri di atas tauhid, baik ekonomi, politik, sosial, kemasyarakatan, seni maupun olahraga.
d. Melakukan sebuah perubahan terhadap hati sanubari, pemikiran, dan peraturan hidup umat manusia.
e. Mempersatukan semua ras, semua suku, semua golongan manusia di bawah sebuah sistem yang berlandaskan tauhid.
2. Pembawa Kedamaian, Kesejahteraan, dan Kemajuan Masyarakat.
Agama Islam merupakan agama yang menjadi rahmat bagi manusia. Hal ini bisa kita saksikan sejak zaman permulaan Islam berkembang di Mekah dan Madinah. Tidak ada seorang pun manusia yang dirugikan. Di mana pun Islam berada, pastilah menjadi pelindung bagi masyarakatnya. Begitu juga dengan masyarakat Madinah sebagai pedoman membina kesatuan dan persatuan bangsa bagi penyelenggaraan pembangunan saat ini.
Sejak awal, Islam tidak memandang perbedaan etnis. Sebagai anggota bangsa, setiap suku bangsa sepantasnya saling membantu untuk kesejahteraan keseluruhan bangsa. Persatuan dan kesatuan, saling mengamalkan kemampuan masingmasing, dan rasa wajib menolong sesama yang kekurangan adalah modal utama pembangunan.
Setelah datang dan berkembangnya Islam, masyarakat Madinah bisa merasakan manfaatnya, baik secara individu maupun manfaat yang dirasakan secara berkelompok dan bernegara. Hal ini bisa dirasakan terutama ketika Islam langsung dibawa dan disebarluaskan oleh Rasulullah Saw. ke Madinah. Bukti kerasulanNabi Muhammad saw.dapat disebutkan berikut ini.
a. Nabi Muhammad Saw. seorang Nabi yang menjadi juru damai, seperti pada saat-saat suku bangsa di sekitar Kakbah bertengkar dan hampir saling membunuh. Dengan serempak, mereka meminta Al-Amin menjadijuru damai. Hanya seorang yang sangat cerdaslah mampu mengambil keputusan dengan cepat menggelar sorbannya, mengangkat hajar aswad ke tengah sorbannya dan mempersilakan yang bertengkar mengangkat setiap ujung sorbannya. Beliau, lalu menempatkan Hajar Aswad pada tempatnya. Semua masyarakat merasa puas.
b. Ketika masyarakat Arab menonjolkan keturunan dan sukunya, mereka sering berselisih, bertengkar, dan berperang agar sukunya (kabilah) menjadi yang palingterhormat di antara suku yang lain. Mereka pun sangat membanggakan harta dan tahta, sampai gonta-ganti wanita. Semakin banyak harta dan memiliki banyak budak, semakin mereka merasa mulia.
Setelah Nabi Muhammad Saw. diangkat menjadi Rasullullah dan mengajarkan bahwa kemuliaan manusia tidak dilihat dari harta, keturunan, kekuatan, tahta serta jabatannya dalam masyarakat. Namun, kemuliaan manusia terletak kepada ketakwaannya kepada Allah swt. dan kemuliaan akhlaknya, baik dalam sikap, perkataan, dan perbuatan .
c. Kemajuan dalam bermasyarakat, seperti mempersaudarakan Muhajirin atau kaum pendatang dengan Ansar (penduduk asli). Mempersatukan dan mempersaudarakan kaum Khas dan Khazraj.Selain itu, mengadakan perjanjian dengan kaum Yahudi di Madinah demi tercapainya hidup berdampingan secara damai, tidak saling mendengki dan tidak saling benci, melainkan melaksanakan agama masing-masing.
Nabi Muhammad Saw tidak saja mengatur soal-soal ibadah dan keimanan, Nabi Muhammad pun mengajarkan tentang kenegaraan, perekonomian, dan kesosialan, yang pelaksanaannya dicontohkan oleh Nabi Muhamamd dengan perbuatan atau dijelaskan dengan perkataan. Firman Allah Swt:
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap (rahmat )Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.“ (QS. Al-Ahzab : 21)ٍ
Menurut Al-Qur'an Allah telah mengirimkan banyak Nabi kepada umat manusia. Seorang Rasul memiliki tingkatan lebih tinggi karena menjadi pimpinan ummat, sementara Nabi tidak harus menjadi pimpinan.
Nabi dan Rasul yang terakhir diutus Allah Swt adalah Nabi Muhammad Saw. Beliau diutus Allah Swt sebagai rahmat unntuk semesta alam. Firman Allah Swt dalam Al-Qur’an,
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
Artinya: “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS. Al-Anbiya' : 107)
Adapun bukti-bukti bahwa Nabi Muhammad Saw sebagai utusan Allah Swt sebagai berikut :
1. Nabi Muhammad Saw diutus oleh Allah Swt. sebagai Rahmat bagi Seluruh Alam.
Hal ini dapat berarti bahwa nilai-nilai yang dibawa Nabi bertujuan untuk keberkahan, kedamaian, cinta kasih, dan kesejahteraan bagi seluruh makhluk di alam ini. Bukti bahwa Nabi Muhammad Saw. sebagai rahmat bagi alam semesta ini adalah:
a. Memusnahkan segala jenis syirik. Contohnya, menyembah berhala, sihir, dan ramal diganti dengan keimanan kepada Allah Swt.
b. Memusnahkan adat tradisi jahiliyah yang menyimpang. Contohnya, membuka aurat, peperang antarsuku, kikir, dan pemarah digantidengan akhlak yang mulia.
c. Menegakkan sebuah sistem kehidupan yang seluruhnya berdiri di atas tauhid, baik ekonomi, politik, sosial, kemasyarakatan, seni maupun olahraga.
d. Melakukan sebuah perubahan terhadap hati sanubari, pemikiran, dan peraturan hidup umat manusia.
e. Mempersatukan semua ras, semua suku, semua golongan manusia di bawah sebuah sistem yang berlandaskan tauhid.
2. Pembawa Kedamaian, Kesejahteraan, dan Kemajuan Masyarakat.
Agama Islam merupakan agama yang menjadi rahmat bagi manusia. Hal ini bisa kita saksikan sejak zaman permulaan Islam berkembang di Mekah dan Madinah. Tidak ada seorang pun manusia yang dirugikan. Di mana pun Islam berada, pastilah menjadi pelindung bagi masyarakatnya. Begitu juga dengan masyarakat Madinah sebagai pedoman membina kesatuan dan persatuan bangsa bagi penyelenggaraan pembangunan saat ini.
Sejak awal, Islam tidak memandang perbedaan etnis. Sebagai anggota bangsa, setiap suku bangsa sepantasnya saling membantu untuk kesejahteraan keseluruhan bangsa. Persatuan dan kesatuan, saling mengamalkan kemampuan masingmasing, dan rasa wajib menolong sesama yang kekurangan adalah modal utama pembangunan.
Setelah datang dan berkembangnya Islam, masyarakat Madinah bisa merasakan manfaatnya, baik secara individu maupun manfaat yang dirasakan secara berkelompok dan bernegara. Hal ini bisa dirasakan terutama ketika Islam langsung dibawa dan disebarluaskan oleh Rasulullah Saw. ke Madinah. Bukti kerasulanNabi Muhammad saw.dapat disebutkan berikut ini.
a. Nabi Muhammad Saw. seorang Nabi yang menjadi juru damai, seperti pada saat-saat suku bangsa di sekitar Kakbah bertengkar dan hampir saling membunuh. Dengan serempak, mereka meminta Al-Amin menjadijuru damai. Hanya seorang yang sangat cerdaslah mampu mengambil keputusan dengan cepat menggelar sorbannya, mengangkat hajar aswad ke tengah sorbannya dan mempersilakan yang bertengkar mengangkat setiap ujung sorbannya. Beliau, lalu menempatkan Hajar Aswad pada tempatnya. Semua masyarakat merasa puas.
b. Ketika masyarakat Arab menonjolkan keturunan dan sukunya, mereka sering berselisih, bertengkar, dan berperang agar sukunya (kabilah) menjadi yang palingterhormat di antara suku yang lain. Mereka pun sangat membanggakan harta dan tahta, sampai gonta-ganti wanita. Semakin banyak harta dan memiliki banyak budak, semakin mereka merasa mulia.
Setelah Nabi Muhammad Saw. diangkat menjadi Rasullullah dan mengajarkan bahwa kemuliaan manusia tidak dilihat dari harta, keturunan, kekuatan, tahta serta jabatannya dalam masyarakat. Namun, kemuliaan manusia terletak kepada ketakwaannya kepada Allah swt. dan kemuliaan akhlaknya, baik dalam sikap, perkataan, dan perbuatan .
c. Kemajuan dalam bermasyarakat, seperti mempersaudarakan Muhajirin atau kaum pendatang dengan Ansar (penduduk asli). Mempersatukan dan mempersaudarakan kaum Khas dan Khazraj.Selain itu, mengadakan perjanjian dengan kaum Yahudi di Madinah demi tercapainya hidup berdampingan secara damai, tidak saling mendengki dan tidak saling benci, melainkan melaksanakan agama masing-masing.
Nabi Muhammad Saw tidak saja mengatur soal-soal ibadah dan keimanan, Nabi Muhammad pun mengajarkan tentang kenegaraan, perekonomian, dan kesosialan, yang pelaksanaannya dicontohkan oleh Nabi Muhamamd dengan perbuatan atau dijelaskan dengan perkataan. Firman Allah Swt:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap (rahmat )Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.“ (QS. Al-Ahzab : 21)ٍ
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang bukti-bukti Nabi Muhammad Sebagai utusan Allah Swt. Nabi Muhammad Saw diutus oleh Allah Swt. sebagai rahmat bagi seluruh alam. Beliau juga pembawa kedamaian, kesejahteraan, dan kemajuan masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.