Amal dalam pengertian bahasa Arab adalah tindakan atau perbuatan. Dimensi amal sebagai tindakan, sangat terkait dengan maksud dari tindakan itu sendiri. Karena itu amal dalam arti perbuatan sangat tergantung kepada tujuan yang dibawakannya. Sesuai dengan sabda Rasulullah Saw,
Dari Umar ra, bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Setiap amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ada istilah yang sering kita dengar dari dulu, sedikit demi sedikit lama-lama jadi bukit. Artinya yang sedikit dengan rutin lama-kelamaan akan menjadi bukit. Biasanya sesuatu yang kita kumpulan berawal dari sedikit yang pada akhirnya menjadi banyak, akan lebih terasa nikmatnya dan akan bertahan lama.
Begitu juga dalam hal amal ibadah , kita dianjurkan juga supaya tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit. Yang penting rutin, tidak hanya angin-anginan atau sifatnya sesaat, sesuai dengan hadits Rasulullah Saw.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Ra, dia berkata: Rasulullah Saw pernah bersabda, "Amal baik seseorang tidak akan bisa menyelamatkannya dari neraka."
Para sahabat bertanya, "Apakah termasuk anda juga, ya Rasulullah?"
Rasulullah Saw menjawab, "Ya, termasuk aku juga, kecuali jika Allah melimpahkan kasih sayangNya kepadaku. Karena itu, jalani hidup sesuai ajaran Allah dan mendekatlah untuk mencari ridhaNya. Beribadahlah pada waktu pagi, sore, petang, dan sebagian malam, jangan terlalu banyak dan jangan terlalu sedikit. Jangan terlalu banyak dan jangan terlalu sedikit agar kamu bisa melaksanakannya dengan rutin untuk meraih ridha Allah." (HR. Bukhari)
Hadits Rasululah Saw diatas menganjurkan kepada kita supaya beribadah tidak terlalu banyak yang bisa menyebabkan kebosanan dan juga jangan juga terlalu sedikit, agar kita bisa melaksanakannya rutin.
Dalam hadits yang lain Rasululah Saw juga menganjurkan agar kita beramal sesuai denga kemampuan kita supaya kita tidak pernah bosan. Sabda Rasulullah Saw.
Dari ‘Aisyah ra.ha- berkata : "Tidak pernah Rasulullah Saw berpuasa lebih banyak pada suatu bulan selain bulan sya’ban, dan beliau bersabda : “Kerjakanlah amalan sesuai apa yang kalian mampu karena sesungguhnya Allah tidak akan pernah bosan sampai kalian bosan.” Beliau juga bersabda : “Amalan yang lebih dicintai Allah adalah amalan yang terus-menerus dilakukan walaupun sedikit.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini juga berisi tentang anjuran agar rutin untuk melakukan suatu amalan ibadah meskipun hanya sedikit.
Mengerjakan suatu ibadah yang sedikit namun terus-menerus adalah lebih baik daripada melakukan ibadah yang banyak sekaligus di suatu waktu tertentu saja kemudian mengabaikannya di waktu yang lain.
Oleh karena, apabila seseorang melakukan suatu ibadah yang meskipun hanya sedikit namun dilakukan terus-menerus, maka dia berarti akan terus berada dalam kondisi beribadah dan terus menjalin ikatan dengan Rabbnya tanpa terputus.
Berbeda halnya dengan orang yang melakukan suatu ibadah secara sekaligus banyak di suatu waktu tertentu kemudian mengabaikan ibadah tersebut pada waktu yang lain.
Oleh karena itulah, amalan yang paling dicintai oleh Allah Swt adalah amalan yang terus-menerus dikerjakan meskipun hanya sedikit.
Dalam hadits ini Nabi Saw menyuruh kita agar tidak beribadah kecuali dengan apa yang kita mampu. Beliau melarang kita untuk memaksakan diri melakukan amalan yang tidak kita mampu atau melakukan ibadah secara berlebihan karena dikhawatirkan ibadah tersebut akan terputus dan tidak terus dilakukan.
Ibnu Hajar berkata : Karena orang yang ekstrim dan berlebih-lebihan dalam beribadah sangat mudah terjatuh pada rasa bosan dan jenuh. Berbeda halnya dengan orang yang melakukan ibadah secara seimbang (tidak berlebihan) maka ia akan lebih mudah untuk terus melakukannya secara rutin.
Akan tetapi perlu diingat sahabat bacan madani. Bukan maksud dari hadits ini agar kita tidak bersungguh-sungguh dan tidak boleh memperbanyak amalan. Adapun maksudnya adalah agar kita selalu berusaha semampu kita untuk beramal sebanyak-banyaknya secara rutin dan terus-menerus dengan tetap memperhatikan kualitas amalan kita dan juga menjaga amalan lain yang lebih utama.
Jangan sampai berlebihan melakukan suatu amalan yang sunnah sampai amalan yang wajib terlalaikan. Misalnya berlebihan dalam qiyamul lail sampai shalat shubuh berjamaahnya tertinggal karena terlalu lelah semalaman.Yang jadi prinsip agama ini adalah sikap tengah-tengah dalam semua perkara, tidak berlebih-lebihan dan tidak pula menyepelekan.
Demikianlah sahabat bacaan madani hadits Raulullah Saw yang menganjurkan kepada kita untuk beramal rutin wlaupun sedikit, daripada beramal banyak tetapi sifatnya hnaya sementara. Mudah-mudahan kita bisa beramal sedikit dengan rutin. Kalau bisa juga beramal dengan banyak juga dengan rutin. Aamiin.
Dari Umar ra, bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Setiap amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ada istilah yang sering kita dengar dari dulu, sedikit demi sedikit lama-lama jadi bukit. Artinya yang sedikit dengan rutin lama-kelamaan akan menjadi bukit. Biasanya sesuatu yang kita kumpulan berawal dari sedikit yang pada akhirnya menjadi banyak, akan lebih terasa nikmatnya dan akan bertahan lama.
Begitu juga dalam hal amal ibadah , kita dianjurkan juga supaya tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit. Yang penting rutin, tidak hanya angin-anginan atau sifatnya sesaat, sesuai dengan hadits Rasulullah Saw.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Ra, dia berkata: Rasulullah Saw pernah bersabda, "Amal baik seseorang tidak akan bisa menyelamatkannya dari neraka."
Para sahabat bertanya, "Apakah termasuk anda juga, ya Rasulullah?"
Rasulullah Saw menjawab, "Ya, termasuk aku juga, kecuali jika Allah melimpahkan kasih sayangNya kepadaku. Karena itu, jalani hidup sesuai ajaran Allah dan mendekatlah untuk mencari ridhaNya. Beribadahlah pada waktu pagi, sore, petang, dan sebagian malam, jangan terlalu banyak dan jangan terlalu sedikit. Jangan terlalu banyak dan jangan terlalu sedikit agar kamu bisa melaksanakannya dengan rutin untuk meraih ridha Allah." (HR. Bukhari)
Hadits Rasululah Saw diatas menganjurkan kepada kita supaya beribadah tidak terlalu banyak yang bisa menyebabkan kebosanan dan juga jangan juga terlalu sedikit, agar kita bisa melaksanakannya rutin.
Dalam hadits yang lain Rasululah Saw juga menganjurkan agar kita beramal sesuai denga kemampuan kita supaya kita tidak pernah bosan. Sabda Rasulullah Saw.
Dari ‘Aisyah ra.ha- berkata : "Tidak pernah Rasulullah Saw berpuasa lebih banyak pada suatu bulan selain bulan sya’ban, dan beliau bersabda : “Kerjakanlah amalan sesuai apa yang kalian mampu karena sesungguhnya Allah tidak akan pernah bosan sampai kalian bosan.” Beliau juga bersabda : “Amalan yang lebih dicintai Allah adalah amalan yang terus-menerus dilakukan walaupun sedikit.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini juga berisi tentang anjuran agar rutin untuk melakukan suatu amalan ibadah meskipun hanya sedikit.
Mengerjakan suatu ibadah yang sedikit namun terus-menerus adalah lebih baik daripada melakukan ibadah yang banyak sekaligus di suatu waktu tertentu saja kemudian mengabaikannya di waktu yang lain.
Oleh karena, apabila seseorang melakukan suatu ibadah yang meskipun hanya sedikit namun dilakukan terus-menerus, maka dia berarti akan terus berada dalam kondisi beribadah dan terus menjalin ikatan dengan Rabbnya tanpa terputus.
Berbeda halnya dengan orang yang melakukan suatu ibadah secara sekaligus banyak di suatu waktu tertentu kemudian mengabaikan ibadah tersebut pada waktu yang lain.
Oleh karena itulah, amalan yang paling dicintai oleh Allah Swt adalah amalan yang terus-menerus dikerjakan meskipun hanya sedikit.
Dalam hadits ini Nabi Saw menyuruh kita agar tidak beribadah kecuali dengan apa yang kita mampu. Beliau melarang kita untuk memaksakan diri melakukan amalan yang tidak kita mampu atau melakukan ibadah secara berlebihan karena dikhawatirkan ibadah tersebut akan terputus dan tidak terus dilakukan.
Ibnu Hajar berkata : Karena orang yang ekstrim dan berlebih-lebihan dalam beribadah sangat mudah terjatuh pada rasa bosan dan jenuh. Berbeda halnya dengan orang yang melakukan ibadah secara seimbang (tidak berlebihan) maka ia akan lebih mudah untuk terus melakukannya secara rutin.
Akan tetapi perlu diingat sahabat bacan madani. Bukan maksud dari hadits ini agar kita tidak bersungguh-sungguh dan tidak boleh memperbanyak amalan. Adapun maksudnya adalah agar kita selalu berusaha semampu kita untuk beramal sebanyak-banyaknya secara rutin dan terus-menerus dengan tetap memperhatikan kualitas amalan kita dan juga menjaga amalan lain yang lebih utama.
Jangan sampai berlebihan melakukan suatu amalan yang sunnah sampai amalan yang wajib terlalaikan. Misalnya berlebihan dalam qiyamul lail sampai shalat shubuh berjamaahnya tertinggal karena terlalu lelah semalaman.Yang jadi prinsip agama ini adalah sikap tengah-tengah dalam semua perkara, tidak berlebih-lebihan dan tidak pula menyepelekan.
Demikianlah sahabat bacaan madani hadits Raulullah Saw yang menganjurkan kepada kita untuk beramal rutin wlaupun sedikit, daripada beramal banyak tetapi sifatnya hnaya sementara. Mudah-mudahan kita bisa beramal sedikit dengan rutin. Kalau bisa juga beramal dengan banyak juga dengan rutin. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.