Kencing adalah benda najis dan menjijikkan. Bahkan mencium baunya saja kita enak, apalagi kalau sampai kita dikencingi orang lain, tentunya kita pasti marah. Dan akan lebih marah lagi bila yang dikencingi adalah organ tubuh kita yang dimuliakan, yakni tealinga.
Kencing atau buang air kecil adalah mengeluarkan air seni dari kubul atau kemaluan. Kencing merupakan suatu kebiasaan makhluk Allah Swt. terutama manusia maupun bintang. Hal ini sudah lumrah bagi manusia dengan bintang dan bukan sesuatu yang luar biasa. Sebab manusia dan binatang makan dan minum. Makanan dan minuman yang dikonsumsi inilah yang akan menjadi air seni, serta akan keluar pada masanya melalui kubul.
Ternyata makhluk Allah Swt yang bernama syetan disebutkan Rasulullah Saw juga kencing. Bagaimana kencingnya syetan itu tidak tergambar. Apakah kencingnya seperti manusia pada umumnya? Atau kencingnya syetan berbeda dengan manusia? Setan adalah makhluk ghaib maka kencingnya pun termasuk barang ghaib yang tidak dapat dirasakan dengan panca indera.Wallaahu a’laam. Yang jelasnya dalam hadits Rasulullah Saw pernah disabdakan oleh Rasulullah Saw tentang telinga orang yang sudah di kencingi syetan. Sebagaiman Rasulullah saw bersabda,
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata : Suatu ketika Rasulullah Saw diberitahu tentang seseorang yang tidur malam sampai pagi. Lalu Rasulullah berkomentar,
ذَاكَ رَجُلٌ بَالَ الشَّيْطَانُ فِى أُذُنَيْهِ – أَوْ قَالَ – فِى أُذُنِه
"Orang itu sudah dikencingi syetan pada kedua telinganya (atau pada telinganya)" (HR. Bukhari, Nomor 3270)
Makna dari kencing dalam hadits tersebut, ada beberapa pendapat ulama, diantaranya adalah,
Hadits tersebut adalah perumpamaan terhadap orang-orang tidak mendengar panggilan Allah untuk shalat melalui azan sehingga orang tersebut lalai menjalankan shalat Subuh akibat terlalu pulasnya tertidur. Mereka itu seperti orang yang dikencingi telinganya hingga menjadi berat dan membuat lelapnya tidur.
Sedangakan menurut Imam al-Qurtubi dan yang lainnya mengatakan, Tidak ada yang salah pada hadits tersebut, karena hal itu bukanlah sesuatu yang mustahil terjadi. Sudah jelas adanya dalil bahwa syetan itu makan, dan kawin, sehingga tidak mustahil syetan juga kencing.
Ada juga yang berpendapat hadits tersebut bermakna bahwa syetan telah menguasai seseorang dan merendahkannya sampai-sampai orang tersebut dianggap toilet, karena biasanya sesuatu atau tempat yang dianggap rendah pantas untuk dikencingi.
Kencing atau buang air kecil adalah mengeluarkan air seni dari kubul atau kemaluan. Kencing merupakan suatu kebiasaan makhluk Allah Swt. terutama manusia maupun bintang. Hal ini sudah lumrah bagi manusia dengan bintang dan bukan sesuatu yang luar biasa. Sebab manusia dan binatang makan dan minum. Makanan dan minuman yang dikonsumsi inilah yang akan menjadi air seni, serta akan keluar pada masanya melalui kubul.
Ternyata makhluk Allah Swt yang bernama syetan disebutkan Rasulullah Saw juga kencing. Bagaimana kencingnya syetan itu tidak tergambar. Apakah kencingnya seperti manusia pada umumnya? Atau kencingnya syetan berbeda dengan manusia? Setan adalah makhluk ghaib maka kencingnya pun termasuk barang ghaib yang tidak dapat dirasakan dengan panca indera.Wallaahu a’laam. Yang jelasnya dalam hadits Rasulullah Saw pernah disabdakan oleh Rasulullah Saw tentang telinga orang yang sudah di kencingi syetan. Sebagaiman Rasulullah saw bersabda,
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata : Suatu ketika Rasulullah Saw diberitahu tentang seseorang yang tidur malam sampai pagi. Lalu Rasulullah berkomentar,
"Orang itu sudah dikencingi syetan pada kedua telinganya (atau pada telinganya)" (HR. Bukhari, Nomor 3270)
Makna dari kencing dalam hadits tersebut, ada beberapa pendapat ulama, diantaranya adalah,
Hadits tersebut adalah perumpamaan terhadap orang-orang tidak mendengar panggilan Allah untuk shalat melalui azan sehingga orang tersebut lalai menjalankan shalat Subuh akibat terlalu pulasnya tertidur. Mereka itu seperti orang yang dikencingi telinganya hingga menjadi berat dan membuat lelapnya tidur.
Sedangakan menurut Imam al-Qurtubi dan yang lainnya mengatakan, Tidak ada yang salah pada hadits tersebut, karena hal itu bukanlah sesuatu yang mustahil terjadi. Sudah jelas adanya dalil bahwa syetan itu makan, dan kawin, sehingga tidak mustahil syetan juga kencing.
Ada juga yang berpendapat hadits tersebut bermakna bahwa syetan telah menguasai seseorang dan merendahkannya sampai-sampai orang tersebut dianggap toilet, karena biasanya sesuatu atau tempat yang dianggap rendah pantas untuk dikencingi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.