Dosa adalah perbuatan yang melanggar hukum Allah Swt atau larangan agama. Sedangkan dosa menurut Rasulullah Saw adalah “Sesuatu yang mengganjal di dalam hati dan enggan diketahui oleh orang lain.” (HR. Muslim)
Dalam pandangan agama Islam, dosa dibedakan ke dalam dua bagian, yaitu dosa besar dan dosa kecil. Tentang dosa besar. Para ulama berbeda pendapat mengenai defenisi dosa besar. Sebagian ulama mendefenisikan dosa besar dengan “setiap sesuatu yang dilarang Allah Swt; segala sesuatu yang diharamkan melalui nash al-Qur’an, seluruh nash-nash yang mengancam pelaku perbuatan dengan ancaman hukuman di akhirat, nmendapat laknat Allah atau mendapat ancaman keras, dan pelakunya diberi predikat fasik, atau pelakunya harus dikenai hukuman had”
Menurut ‘izzuddin bin ‘Abd al-Salam (w. 660 H), seorang tokoh fuqaha mazhab syafi’iyyah, apabila ingin mengetahui perbedaan antara dosa-dosa besar dan dosa-dosa kecil, maka bandingkanlah kerusakan yang diakibatkan oleh dosa-dosa tersebut dengan dosa-dosa besar yang telah ada nash-nya. Apabila pada kenyataannya kerusakan yang ditimbulkan itu hanya sedikit, maka yang demikian adalah dosa kecil. Akan tetapi, apabila kerusakan yang diakibatkannya itu sebanding atau lebih besar, yang demikian itu adalah dosa besar.
Sebagian ulama berpendapat, bahwa tidak ada dosa besar dengan membaca istigfar (minta ampun), dan tidak ada istilah dosa kecil bila dilakukan terus-menerus. Dengan kata lain, dosa besar dapat diampuni dengan memohon ampun (istigfar), dan dosa kecil dapat menjadi dosa besar bila dilakukan terus-menerus.
Lalu dosa apakah yang pertama kali diperbuat makhluk Allah Swt?
Dosa yang pertama kali diperbuat makhluk Allah Swt adalah dosa dari perbuatan sombong yang dilakukan iblis karena tidak mau menuruti perintah Allah Swt.
Sombong adalah sifat tercela dan merupakan dosa besar dan dilaknat oleh Allah. Sombong ialah menolak kebenaran yang datang dari Allah dan merasa dirinya besar sehingga menghina atau merendahkan sesame manusia. Orang yang tidak mau tunduk dan taat kepada perintah Allah Swt, iapun termasuk orang yang sombong. Sebagaimana iblis yang tidak mau tunduk pada perintah Allah ketika diperintahkan supaya bersujud kepada Adam, maka ia dinyatakan “Ia (iblis) enggan dan sombong dan adalah ia termasuk orang-orang kafir”
Tentang kesombongan Iblis ini diungkapkan dalam Al Qur’an sebagai berikut :
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada Para Malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam,” Maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia Termasuk golongan orang-orang yang kafir." (QS. Al Baqarah :34)
Iblis tidak mau sujud kepada Adam, walaupun yang memerintahkan sujud itu adalah Allah. Karena ia merasa lebih baik dan lebih tinggi derajatnya daripada Adam. Hal tersebut diungkapkan juga didalam QS.Shaad ayat 71-78 :
72. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; Maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadaNya.”
73. Lalu seluruh malaikat-malaikat itu bersujud semuanya,
74. Kecuali Iblis; "Dia menyombongkan diri dan adalah Dia Termasuk orang-orang yang kafir."
75. Allah berfirman: “Hai iblis, Apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) Termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?”.
76. Iblis berkata: “Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan Dia Engkau ciptakan dari tanah”.
77. Allah berfirman: “Maka keluarlah kamu dari surga; Sesungguhnya kamu adalah orang yang terkutuk,
78. Sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan.”
Sahabat bacaan madani yang dirahmati Allah Swt, Kesombongan itulah dosa pertama yang terjadi di langit dan bumi. Iblis merasa bahwa dirinya lebih mulia daripada Adam, Bapak dari seluruh umat manusia. Bahkan secara eksplisit menyatakan bahwa Allah telah salah memerintahkannya demikian. Lalu, kalau kita merasa lebih hebat dan lebih mulia dari orang lain, apa bedanya kita dengan iblis?
Dari ayat-ayat diatas jelaslah bahwa disebabkan karena kesombongan bisa menyebabkan kekafiran dan dilaknakk Allah. Orang-orang sombong akhirnya dihancurkan oleh Allah sebagaimana kisahnya Fir’aun yang akhirnya ditenggelamkan di tengah laut, dan kisahnya Qarun yang akhirnya dibenamkan ke dalam bumi. Maka Allah menyuruh manusia supaya menyembah dan berdoa hanya kepada Allah dan melarang berlaku sombong.
Dalam pandangan agama Islam, dosa dibedakan ke dalam dua bagian, yaitu dosa besar dan dosa kecil. Tentang dosa besar. Para ulama berbeda pendapat mengenai defenisi dosa besar. Sebagian ulama mendefenisikan dosa besar dengan “setiap sesuatu yang dilarang Allah Swt; segala sesuatu yang diharamkan melalui nash al-Qur’an, seluruh nash-nash yang mengancam pelaku perbuatan dengan ancaman hukuman di akhirat, nmendapat laknat Allah atau mendapat ancaman keras, dan pelakunya diberi predikat fasik, atau pelakunya harus dikenai hukuman had”
Menurut ‘izzuddin bin ‘Abd al-Salam (w. 660 H), seorang tokoh fuqaha mazhab syafi’iyyah, apabila ingin mengetahui perbedaan antara dosa-dosa besar dan dosa-dosa kecil, maka bandingkanlah kerusakan yang diakibatkan oleh dosa-dosa tersebut dengan dosa-dosa besar yang telah ada nash-nya. Apabila pada kenyataannya kerusakan yang ditimbulkan itu hanya sedikit, maka yang demikian adalah dosa kecil. Akan tetapi, apabila kerusakan yang diakibatkannya itu sebanding atau lebih besar, yang demikian itu adalah dosa besar.
Sebagian ulama berpendapat, bahwa tidak ada dosa besar dengan membaca istigfar (minta ampun), dan tidak ada istilah dosa kecil bila dilakukan terus-menerus. Dengan kata lain, dosa besar dapat diampuni dengan memohon ampun (istigfar), dan dosa kecil dapat menjadi dosa besar bila dilakukan terus-menerus.
Lalu dosa apakah yang pertama kali diperbuat makhluk Allah Swt?
Dosa yang pertama kali diperbuat makhluk Allah Swt adalah dosa dari perbuatan sombong yang dilakukan iblis karena tidak mau menuruti perintah Allah Swt.
Sombong adalah sifat tercela dan merupakan dosa besar dan dilaknat oleh Allah. Sombong ialah menolak kebenaran yang datang dari Allah dan merasa dirinya besar sehingga menghina atau merendahkan sesame manusia. Orang yang tidak mau tunduk dan taat kepada perintah Allah Swt, iapun termasuk orang yang sombong. Sebagaimana iblis yang tidak mau tunduk pada perintah Allah ketika diperintahkan supaya bersujud kepada Adam, maka ia dinyatakan “Ia (iblis) enggan dan sombong dan adalah ia termasuk orang-orang kafir”
Tentang kesombongan Iblis ini diungkapkan dalam Al Qur’an sebagai berikut :
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ أَبَىٰ وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada Para Malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam,” Maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia Termasuk golongan orang-orang yang kafir." (QS. Al Baqarah :34)
Iblis tidak mau sujud kepada Adam, walaupun yang memerintahkan sujud itu adalah Allah. Karena ia merasa lebih baik dan lebih tinggi derajatnya daripada Adam. Hal tersebut diungkapkan juga didalam QS.Shaad ayat 71-78 :
إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلائِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَرًا مِنْ طِينٍ . فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ .فَسَجَدَ الْمَلائِكَةُ كُلُّهُمْ أَجْمَعُونَ . إِلا إِبْلِيسَ اسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ . قَالَ يَا إِبْلِيسُ مَا مَنَعَكَ أَنْ تَسْجُدَ لِمَا خَلَقْتُ بِيَدَيَّ أَسْتَكْبَرْتَ أَمْ كُنْتَ مِنَ الْعَالِينَ . قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ . قَالَ فَاخْرُجْ مِنْهَا فَإِنَّكَ رَجِيمٌ . وَإِنَّ عَلَيْكَ لَعْنَتِي إِلَى يَوْمِ الدِّينِ
71. (Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat: “Sesungguhnya aku akan menciptakan manusia dari tanah”.72. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; Maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadaNya.”
73. Lalu seluruh malaikat-malaikat itu bersujud semuanya,
74. Kecuali Iblis; "Dia menyombongkan diri dan adalah Dia Termasuk orang-orang yang kafir."
75. Allah berfirman: “Hai iblis, Apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) Termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?”.
76. Iblis berkata: “Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan Dia Engkau ciptakan dari tanah”.
77. Allah berfirman: “Maka keluarlah kamu dari surga; Sesungguhnya kamu adalah orang yang terkutuk,
78. Sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan.”
Sahabat bacaan madani yang dirahmati Allah Swt, Kesombongan itulah dosa pertama yang terjadi di langit dan bumi. Iblis merasa bahwa dirinya lebih mulia daripada Adam, Bapak dari seluruh umat manusia. Bahkan secara eksplisit menyatakan bahwa Allah telah salah memerintahkannya demikian. Lalu, kalau kita merasa lebih hebat dan lebih mulia dari orang lain, apa bedanya kita dengan iblis?
Dari ayat-ayat diatas jelaslah bahwa disebabkan karena kesombongan bisa menyebabkan kekafiran dan dilaknakk Allah. Orang-orang sombong akhirnya dihancurkan oleh Allah sebagaimana kisahnya Fir’aun yang akhirnya ditenggelamkan di tengah laut, dan kisahnya Qarun yang akhirnya dibenamkan ke dalam bumi. Maka Allah menyuruh manusia supaya menyembah dan berdoa hanya kepada Allah dan melarang berlaku sombong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.