Isra’ adalah perjalanan Nabi Muhammad Saw, di waktu malam dari Masjid al-Haram (Masjid al- Haram) Mekah ke Masjid al-Aqsha di Palestina. Sedangkan Mi’raj adalah naiknya Nabi Muhammad saw. dari Masjidil Aqsha ke langit sampai ke Sidrat al-Muntaha, terus sampai ke tempat yang paling tinggi untuk menghadap kepada Allah Swt.
Jadi Isra’ Mi’raj adalah perjalanan Nabi pada malam hari dari Masjid al- Haram ke Masjid al-Aqsha kemudian dilanjutkan ke Sidrat al-Muntaha guna menghadap kepada Allah Swt dalam waktu satu malam.
Firman Allah Swt.
“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Isra' : 1)
Rasulullah Saw bersabda,
Dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah Saw bersabda: "Aku telah didatangi Buraq. Yaitu seekor binatang yang berwarna putih, lebih besar dari keledai tetapi lebih kecil dari bighal. Ia merendahkan tubuhnya sehingga perut buraq tersebut mencapai ujungnya." Dia bersabda lagi: "Maka aku segera menungganginya sehingga sampai ke Baitul Maqdis."
Rasulullah Saw bersabda lagi: "Kemudian aku mengikatnya pada tiang masjid sebagaimana yang biasa dilakukan oleh para nabi. Sejurus kemudian aku masuk ke dalam masjid dan mendirikan shalat sebanyak dua rakaat. Setelah selesai aku terus keluar, tiba-tiba aku didatangi oleh Jibril dengan membawa semangkuk arak dan semangkuk susu, dan aku pun memilih susu. Lalu Jibril berkata, 'Kamu telah memilih fitrah'. Lalu Jibril membawaku naik ke langit."
Dari firman Allah Swt dan Hadits Rasulullah Saw diatas bisa difahami, bahwa isra’ dan mi’raj Rasulullah Saw di mulai dari masjid atau tempat shalat. Adapun Masjid dan tempat Shalat yang di datangi oleh Rasulullah Saw ketika isr' mi'raj adalah sebagai berikut.
1.Masjidil Haram (Baitul Haram)
Masjidil Haram adalah sebuah masjid yang berlokasi di pusat kota Mekkah yang dipandang sebagai tempat tersuci bagi umat Islam. Masjid ini juga merupakan tujuan utama dalam ibadah haji. Masjid ini dibangun mengelilingi Ka'bah yang menjadi arah kiblat bagi umat Islam dalam mengerjakan ibadah Shalat.
2. Masjidil Aqsha (Baitul Maqdis)
Masjid Al-Aqsa secara luas dianggap sebagai tempat suci ketiga oleh umat Islam. Muslim percaya bahwa Muhammad diangkat ke Sidratul Muntaha dari tempat ini setelah sebelumnya dibawa dari Masjid Al-Haram di Mekkah ke Al-Aqsa dalam peristiwa Isra' Mi'raj. Kitab-kitab hadist menjelaskan bahwa Muhammad mengajarkan umat Islam berkiblat ke arah Masjid Al-Aqsa (Baitul Maqdis) hingga 17 bulan setelah hijrah ke Madinah. Setelah itu kiblat shalat adalah Ka'bah di dalam Masjidil Haram, Mekkah, hingga sekarang.
3. Baitul Makmur
Baitul Makmur adalah bangunan yang sangat mulia, berada di langit ketujuh. Di sanalah para Malaikat beribadah, sebagaimana manusia beribadah di sekitar Ka’bah.
Sabda Rasulullah Saw.
Kami mendatangi langit ketujuh. Lalu aku mendatangi Nabi Ibrahim, aku memberi salam kepadanya dan belia menyambut, “Selamat datang putraku, sang Nabi.” Lalu aku melihat Baitul Makmur. Akupun bertanya kepada Jibril.
“Ini adalah Baitul Makmur, setiap hari, tempat ini dikunjungi 70.000 Malaikat untuk melakukan shalat di sana. Setelah mereka kaluar, mereka tidak akan kembali lagi ke tempat ini.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Rasulullah Saw bersabda ketika peristiwa Isra’ pada saat melewati langit ke tujuh, "kemudian aku diangkat menuju baitul makmur, padanya masuk (datang) setiap hari 70.000 malaikat yang tidak akan kembali lagi’. Yaitu mereja beribadah dan berthawaf sebagaimana penduduk bumi thawaf di ka’bah mereka. Demikian juga baitul makmur ia adalah ka’bah penduduk langit ketujuh. Oleh karena itu, didapati Nabi Ibrahim Al-Khalil As menyandarkan badannya pada baitul makmur karena ia telah membangun ka’bah di bumi”
At-Thabari juga menyebutkan riwayat yang mursal dari Qatadah (ulama tabi’in), beliau mengatakan,
Sampai kepada kami informasi bahwa satu hari, Nabi Saw pernah bersabda di hadapan para sahabatnya, “Tahukah kalian, apa itu Baitul Makmur?” jawab beliau, “Allah dan Rasul-Nya yang paling tahu.”
Lalu beliau menjelaskan, “Baitul Makmur adalah bangunan masjid di langit, tepat di bawahnya adalah Ka’bah. Andai masjid ini jatuh, dia akan jatuh di atas Ka’bah.” (Tafsir at-Thabari 22/456. Riwayat ini juga dikutip Ibnu Katsir dalam Tafsirnya, 7/429).
Dalam Silsilah as-Shahihah dinyatakan,
Kesimpulan keterangan bahwa tambahan riwayat ‘sejajar dengan Ka’bah’ statusnya shahih, dengan gabungan semua jalur periwayatannya. (as-Silsilah as-Shahihah, 1/476).
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang Isra’ dan Mi’rajnya Rasulullah Saw. Ketika Rasulullah Saw Isra’ dan Mi’raj, Beliau menerima perintah Shalat dari Allah Swt. Untuk disampaukan juga kepada umat manusia.
Dari peristiwa tersebut bisa kita ambil kesimpulan bahwa peristiwa tersebut Rasulullah Saw memulainya dari Masjidil Haram terus ke masjidil Aqsha lanjut ke Sidratul Muntaha. Bukan berarti Allah Swt tidak sanggup memberangkatkan Rasulullah Saw dari Masjil Haram atau dari rumah Beliau langsung ke sidratul Muntaha. Ini menunjukkan bagi kita bahwa hidup ini butuh proses. Selanjutnya pembelajaran bagi kita bahwa masjid merupakan tempat yang paling baik untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt.
Jadi Isra’ Mi’raj adalah perjalanan Nabi pada malam hari dari Masjid al- Haram ke Masjid al-Aqsha kemudian dilanjutkan ke Sidrat al-Muntaha guna menghadap kepada Allah Swt dalam waktu satu malam.
Firman Allah Swt.
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Isra' : 1)
Rasulullah Saw bersabda,
Dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah Saw bersabda: "Aku telah didatangi Buraq. Yaitu seekor binatang yang berwarna putih, lebih besar dari keledai tetapi lebih kecil dari bighal. Ia merendahkan tubuhnya sehingga perut buraq tersebut mencapai ujungnya." Dia bersabda lagi: "Maka aku segera menungganginya sehingga sampai ke Baitul Maqdis."
Rasulullah Saw bersabda lagi: "Kemudian aku mengikatnya pada tiang masjid sebagaimana yang biasa dilakukan oleh para nabi. Sejurus kemudian aku masuk ke dalam masjid dan mendirikan shalat sebanyak dua rakaat. Setelah selesai aku terus keluar, tiba-tiba aku didatangi oleh Jibril dengan membawa semangkuk arak dan semangkuk susu, dan aku pun memilih susu. Lalu Jibril berkata, 'Kamu telah memilih fitrah'. Lalu Jibril membawaku naik ke langit."
Dari firman Allah Swt dan Hadits Rasulullah Saw diatas bisa difahami, bahwa isra’ dan mi’raj Rasulullah Saw di mulai dari masjid atau tempat shalat. Adapun Masjid dan tempat Shalat yang di datangi oleh Rasulullah Saw ketika isr' mi'raj adalah sebagai berikut.
1.Masjidil Haram (Baitul Haram)
Masjidil Haram adalah sebuah masjid yang berlokasi di pusat kota Mekkah yang dipandang sebagai tempat tersuci bagi umat Islam. Masjid ini juga merupakan tujuan utama dalam ibadah haji. Masjid ini dibangun mengelilingi Ka'bah yang menjadi arah kiblat bagi umat Islam dalam mengerjakan ibadah Shalat.
2. Masjidil Aqsha (Baitul Maqdis)
Masjid Al-Aqsa secara luas dianggap sebagai tempat suci ketiga oleh umat Islam. Muslim percaya bahwa Muhammad diangkat ke Sidratul Muntaha dari tempat ini setelah sebelumnya dibawa dari Masjid Al-Haram di Mekkah ke Al-Aqsa dalam peristiwa Isra' Mi'raj. Kitab-kitab hadist menjelaskan bahwa Muhammad mengajarkan umat Islam berkiblat ke arah Masjid Al-Aqsa (Baitul Maqdis) hingga 17 bulan setelah hijrah ke Madinah. Setelah itu kiblat shalat adalah Ka'bah di dalam Masjidil Haram, Mekkah, hingga sekarang.
3. Baitul Makmur
Baitul Makmur adalah bangunan yang sangat mulia, berada di langit ketujuh. Di sanalah para Malaikat beribadah, sebagaimana manusia beribadah di sekitar Ka’bah.
Sabda Rasulullah Saw.
Kami mendatangi langit ketujuh. Lalu aku mendatangi Nabi Ibrahim, aku memberi salam kepadanya dan belia menyambut, “Selamat datang putraku, sang Nabi.” Lalu aku melihat Baitul Makmur. Akupun bertanya kepada Jibril.
“Ini adalah Baitul Makmur, setiap hari, tempat ini dikunjungi 70.000 Malaikat untuk melakukan shalat di sana. Setelah mereka kaluar, mereka tidak akan kembali lagi ke tempat ini.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Rasulullah Saw bersabda ketika peristiwa Isra’ pada saat melewati langit ke tujuh, "kemudian aku diangkat menuju baitul makmur, padanya masuk (datang) setiap hari 70.000 malaikat yang tidak akan kembali lagi’. Yaitu mereja beribadah dan berthawaf sebagaimana penduduk bumi thawaf di ka’bah mereka. Demikian juga baitul makmur ia adalah ka’bah penduduk langit ketujuh. Oleh karena itu, didapati Nabi Ibrahim Al-Khalil As menyandarkan badannya pada baitul makmur karena ia telah membangun ka’bah di bumi”
At-Thabari juga menyebutkan riwayat yang mursal dari Qatadah (ulama tabi’in), beliau mengatakan,
Sampai kepada kami informasi bahwa satu hari, Nabi Saw pernah bersabda di hadapan para sahabatnya, “Tahukah kalian, apa itu Baitul Makmur?” jawab beliau, “Allah dan Rasul-Nya yang paling tahu.”
Lalu beliau menjelaskan, “Baitul Makmur adalah bangunan masjid di langit, tepat di bawahnya adalah Ka’bah. Andai masjid ini jatuh, dia akan jatuh di atas Ka’bah.” (Tafsir at-Thabari 22/456. Riwayat ini juga dikutip Ibnu Katsir dalam Tafsirnya, 7/429).
Dalam Silsilah as-Shahihah dinyatakan,
Kesimpulan keterangan bahwa tambahan riwayat ‘sejajar dengan Ka’bah’ statusnya shahih, dengan gabungan semua jalur periwayatannya. (as-Silsilah as-Shahihah, 1/476).
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang Isra’ dan Mi’rajnya Rasulullah Saw. Ketika Rasulullah Saw Isra’ dan Mi’raj, Beliau menerima perintah Shalat dari Allah Swt. Untuk disampaukan juga kepada umat manusia.
Dari peristiwa tersebut bisa kita ambil kesimpulan bahwa peristiwa tersebut Rasulullah Saw memulainya dari Masjidil Haram terus ke masjidil Aqsha lanjut ke Sidratul Muntaha. Bukan berarti Allah Swt tidak sanggup memberangkatkan Rasulullah Saw dari Masjil Haram atau dari rumah Beliau langsung ke sidratul Muntaha. Ini menunjukkan bagi kita bahwa hidup ini butuh proses. Selanjutnya pembelajaran bagi kita bahwa masjid merupakan tempat yang paling baik untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.