Hadiah atau hibah adalah
pemberian uang, barang, jasa dan lain sebagainya yang dilakukan tanpa ada kompensasi balik
seperti yang terjadi dalam perdagangan, walaupun dimungkinkan pemberi
hadiah mengharapkan adanya imbal balik, ataupun dalam bentuk nama baik
(prestise) atau kekuasaan. Dalam hubungan manusia, tindakan pertukaran hadiah
berperan dalam meningkatkan kedekatan sosial.
Istilah hadiah dapat juga dikembangkan untuk
menjelaskan apa saja yang membuat orang lain merasa lebih bahagia atau
berkurang kesedihannya, terutama sebagai kebaikan, termasuk memaafkan (walaupun
orang lain yang diberi tidak baik).
Dalam kehidupan sehari-hari sering kita
melihat orang yang memberi hadiah atau menerima hadiah. Ada hadiah yang
harganya mahal, ada yang harganya biasa-biasa saja, ada hadiahnya berupa barang
kecil da nada juga di bingkis dengan bingkisan yang besar. Tentunya hadiah yang
diterima manusia itu ada hadiah yang terbaik menurut orang yang menerima da
nada juga hadiah yang terburuk menurut orang yang menerima.
Seorang ibu yang dermawan menghadiahkan seekor
kambing kepada Luqman Al-Hakim. Ibu tersebut berpesan, “Sembelihlah kambing
ini dan berikan saya bahagian yang terburuk daripadanya untuk saya makan.”
Luqman pun menyembelih kambing tersebut, kemudian mengambil hati dan lidah
kambing yang sudah dia sembelih, lalu mengirimkannya kepada ibu tersebut.
Beberapa hari kemudian, ibu tadi datang kembali kepada Luqman dan menghadiahkan seekor kambing. Kali ini dia berpesan agar Luqman menyembelih kambing tersebut dan mengirimkan bahagian yang terbaik dari daging kambing yang di sembelih. Setelah kambing disembelih, Luqman kembali mengirimkan hati dan lidah kambing kepada ibu tersebut.
Beberapa hari kemudian, ibu tadi datang kembali kepada Luqman dan menghadiahkan seekor kambing. Kali ini dia berpesan agar Luqman menyembelih kambing tersebut dan mengirimkan bahagian yang terbaik dari daging kambing yang di sembelih. Setelah kambing disembelih, Luqman kembali mengirimkan hati dan lidah kambing kepada ibu tersebut.
Si ibu merasa heran, diapun bertanya pada
Luqman. Kenapa Tuan mengirimkan kepada saya hati dan lidah kambing ketika saya
meminta bahagian yang terburuk dari kambing yang di sembelih?. Dan pada saat
saya meminta kepada Tuan agar dikirimkan bahagian kambing yang terbaik Tuan
juga mengirimkan kepada saya hati dan lidahnya ? Apa maksudnya Tuan ?
Luqman menjawab, “ Hati dan lidah adalah
sumber kebaikan dan keburukan.“
Apabila hati dan lidah seseorang baik maka
anggota tubuhnya yang lain akan menjadi baik, tetapi apabila hati dan lidah
tidak baik maka anggota tubuh yang lain juga ikut menjadi tidak baik.“
Mendengar jawapan tersebut, sang ibu pun
mengerti apa yang dimaksud oleh Luqman, bahwa hati dan lidah merupakan faktor
untuk kebaikan atau keburukan dalam kehidupan seseorang.
Sahabat bacaan madani yang dirahmati Allah
Swt. Untuk itu marilah kita menjaga hati agar kita selalu termotipasi untuk
melakukan hal-hal yang baik dalam kehidupan.
Rasulullah Saw. bersabda, “Bahwa dalam diri
setiap manusia terdapat segumpal daging, apabila ia baik maka baik pula seluruh
amalnya, dan apabila ia itu rusak maka rusak pula seluruh perbuatannya.
Gumpalan daging itu adalah hati.” (HR. Bukhari)
Dan mari juga kita menjaga lidah agar selalu
bertutur kata dengan tutur kata yang baik dan tidak menyakiti orang lain.
Rasulullah Saw. bersabda, :
"Wahai orang-orang yang beriman dengan
lisannya dan belum beriman dengan hatinya, janganlah kalian menyakiti kaum
muslimin, dan janganlah kalian mencari-cari kekurangan-kekurangan mereka,
karena sesungguhnya barangsiapa mencari-cari kekurangan-kekurangan mereka maka
kelak Allah akan menyingkapkan kekurangan dia (di akhirat) maka Dia akan
membiarkan orang lain tahu aibnya, meskipun di dalam rumahnya." (HR.Tirmidzi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.