Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam. Membaca Al-Qur’an adalah ibadah, namun mendengarkannya juga akan diberi pahala. Selain mendapatkan pahala, membaca dan mendengarkan bacaan ayat Al-Qur’an juga bisa mendatangkan manfaat yang lainnya.
Allah Swt memerintahkan secara umuk kepada orang mukmin untuk mendengarkan Al-Qur’an dan memperhatikan dengan tenang. Allah Swt berfirman:
“Dan apabila dibacakan Al Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-A’raf: 204)
Sebagai orang Islam kita di anjurkan untuk mendengarkan dan memperhatikan apabila ada yang membaca Al-Qur’an. Membaca dan mendengarkan serta memperhatikannya akan mendatangkan manfaat kepada pembaca dan pendengar. Dalam sejarah yang mendengarkan bacaan Al-Qu’an ini bukan hanya manusia. Tetapi ada juga hewan atau binatang yang khusu’ mendengarkan bacaan Al-Qu’an.
Alkisah Ahmad bin Thulun adalah salah seorang pemimpin Mesir Zaman dahulu dan juga merupakan seorang Ulama yang memiliki kedudukan yang mulia. Nama lengkapnya adalah Abu Al-Hasan bin Ahmad bin Banan. Beliau rahimahullah pernah mendekam di penjara.
Penyebab dia dijebloskan ke penjara adalah karena dia dahulu pernah menemui salah seorang pejabat, lalu beliau mendakwahinya. Pejabat tersebut pun marah kepada beliau seperti orang yang pura – pura tidak mengetahui sabda Rasulullah Saw : “Ada dua orang yang apabila dua orang ini baik, maka menjadi baiklah umat dan apabila buruk, maka akan menjadi buruklah umat tersebut yakni para ulama dan umara.”
Pejabat itu marah dan hilanglah kesabaran nya lalu dia memerintahkan kepada para tentaranya :
“Seretlah orang ini dan sodorkanlah dia kepada singa yang lapar. Kemudian kuncilah dia bersama singa tersebut dan biarkanlah dia hingga tubuhnya habis dimakan singa.”
Ulama tersebut yakni Ahmad Thulun dimasukkan ke dalam penjara dengan Singa yang sedang kelaparan. Keesokan harinya, para penjaga penjara menemukan ulama tersebut sedang duduk dengan tenang dan nyaman sambil berdzikir mengingat Allah Ta’ala dan membaca ayat – ayat Al-Quran yang penuh berkah.
Mereka mendapati singa yang kemarin kelaparan tersebut sedang menundukkan kepalanya dengan tenang dan penuh kekhusyukan, menyimak ayat–ayat Al-Quran (yang dibacakan).
Bagaimana bisa demikian? Ketahuilah karena sesungguhnya Al-Quran itu adalah firman Allah Swt : Allah Swt berfirman :
“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun.” (QS.az-Zumar : 23)
Kemudian bagaimana tidak? Yang telah menurunkan al-Quran itu adalah Allah Swt yang telah berfirman :
“Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir.” (QS. Al-Hasyr : 21)
('Ajaib al-Qishash hal 82. Hamdan Hamud Al-Hajiri)
Sahabat bacaan madani yang dirahmati Allah. Singa yang buas yang sedang kelaparan saja khusyu’ mendengarkan al-Quran, lalu bagaimana dengan kita? Mudah-mudahan kita juga bisa khusu’ dalam membaca dan mendengarkan bacaan Al-Qur’an. Aamiin.
Allah Swt memerintahkan secara umuk kepada orang mukmin untuk mendengarkan Al-Qur’an dan memperhatikan dengan tenang. Allah Swt berfirman:
وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Dan apabila dibacakan Al Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-A’raf: 204)
Sebagai orang Islam kita di anjurkan untuk mendengarkan dan memperhatikan apabila ada yang membaca Al-Qur’an. Membaca dan mendengarkan serta memperhatikannya akan mendatangkan manfaat kepada pembaca dan pendengar. Dalam sejarah yang mendengarkan bacaan Al-Qu’an ini bukan hanya manusia. Tetapi ada juga hewan atau binatang yang khusu’ mendengarkan bacaan Al-Qu’an.
Alkisah Ahmad bin Thulun adalah salah seorang pemimpin Mesir Zaman dahulu dan juga merupakan seorang Ulama yang memiliki kedudukan yang mulia. Nama lengkapnya adalah Abu Al-Hasan bin Ahmad bin Banan. Beliau rahimahullah pernah mendekam di penjara.
Penyebab dia dijebloskan ke penjara adalah karena dia dahulu pernah menemui salah seorang pejabat, lalu beliau mendakwahinya. Pejabat tersebut pun marah kepada beliau seperti orang yang pura – pura tidak mengetahui sabda Rasulullah Saw : “Ada dua orang yang apabila dua orang ini baik, maka menjadi baiklah umat dan apabila buruk, maka akan menjadi buruklah umat tersebut yakni para ulama dan umara.”
Pejabat itu marah dan hilanglah kesabaran nya lalu dia memerintahkan kepada para tentaranya :
“Seretlah orang ini dan sodorkanlah dia kepada singa yang lapar. Kemudian kuncilah dia bersama singa tersebut dan biarkanlah dia hingga tubuhnya habis dimakan singa.”
Ulama tersebut yakni Ahmad Thulun dimasukkan ke dalam penjara dengan Singa yang sedang kelaparan. Keesokan harinya, para penjaga penjara menemukan ulama tersebut sedang duduk dengan tenang dan nyaman sambil berdzikir mengingat Allah Ta’ala dan membaca ayat – ayat Al-Quran yang penuh berkah.
Mereka mendapati singa yang kemarin kelaparan tersebut sedang menundukkan kepalanya dengan tenang dan penuh kekhusyukan, menyimak ayat–ayat Al-Quran (yang dibacakan).
Bagaimana bisa demikian? Ketahuilah karena sesungguhnya Al-Quran itu adalah firman Allah Swt : Allah Swt berfirman :
اللَّهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابًا مُتَشَابِهًا مَثَانِيَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَىٰ ذِكْرِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُدَى اللَّهِ يَهْدِي بِهِ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ
“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun.” (QS.az-Zumar : 23)
Kemudian bagaimana tidak? Yang telah menurunkan al-Quran itu adalah Allah Swt yang telah berfirman :
لَوْ أَنْزَلْنَا هَٰذَا الْقُرْآنَ عَلَىٰ جَبَلٍ لَرَأَيْتَهُ خَاشِعًا مُتَصَدِّعًا مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ ۚ وَتِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
“Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir.” (QS. Al-Hasyr : 21)
('Ajaib al-Qishash hal 82. Hamdan Hamud Al-Hajiri)
Sahabat bacaan madani yang dirahmati Allah. Singa yang buas yang sedang kelaparan saja khusyu’ mendengarkan al-Quran, lalu bagaimana dengan kita? Mudah-mudahan kita juga bisa khusu’ dalam membaca dan mendengarkan bacaan Al-Qur’an. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.