Shalat adalah tiang agama. Bagian Pondasi dari Agama Islam. Shalat adalah amal yang paling pertama ditanya oleh Allah di hari kiamat.
Kwalitas iman seseorang dalam Islam dapat diukur dengan komitmennya terhadap pengamalan ajaran yang ada, baik itu yang berkaitan dengan kehidupan pribadi maupun sosial kemasyarakatan. Shalat sebagai salah satu dari rukun Islam tentu merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan bagi setiap muslim. Namun lebih dari itu sebetulnya shalat tidak hanya merupakan kewajiban tetapi juga merupakan kebutuhan bagi kaum yang beriman, karena shalat merupakan tiang agama.
Begitu pentingnya kedudukan shalat dalam syari’at Islam, sehingga shalat merupakan kewajiban yang pertama kali harus dilaksanakan setelah seorang muslim mengakui kebenaran atas keberadaan Tuhan, yakni Allah Swt. dan shalat itu akan memberikan manfaat yang sangat besar bagi orang yang mampu menyelami makna shalat, sekurang-kurangnya ia akan merasa sangat dekat dengan Tuhannya.
Shalat dalam Islam mempunyai kedudukan yang sangat penting, sehingga Rasulullah menyatakan bahwa shalat tiang agama Islam.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW.
Artinya: “Shalat adalah tiang agama. Barang siapa yang menegakkan shalat,maka berarti ia menegakkan agama, dan barang siapa yang meninggalkan shalat berarti ia merobohkan agama”. (HR. Bukhari Muslim)
Tugas seorang hamba adalah beribadah kepada Allah Swt. Salah satunya adalah shalat, baik shalat wajib maupun shalat sunnah. Shalat dikatakan sah, apabilah rukun dan syaratnya terpenuhi. Akan tetapi Tidak ada yang bisa menjamin dan tidak ada yang tahu pasti apakah shalat yang kita lakukan diterima oleh Allah atau tidak walaupun secara hukum fiqih sah..
Siapakah di antara kita yang diterima shalatnya? Dan seperti apa tanda-tanda orang yang diterima shalatnya?
Adapun tanda-tanda yang isyaratkan diterimanya shalat, sebagai berikut :
Dalam hadis Qudsi, juga disebutkan mengenai orang-orang yang diterima shalatnya oleh Allah Swt.
“Sesunggunya Aku (Allah Swt.) hanya akan menerima shalat dari orang yang dengan shalatnya itu dia merendahkan diri di hadapan-Ku. Dia tidak sombong dengan mahkluk-Ku yang lain. Dia tidak mengulagi maksiat kepada-Ku. Dia mengisi sebagian siang dengan berzikir kepadaku. Dia menyayangi orang-orang miskin dan orang-orang yang menderita. Aku akan tutup shalat orang itu dengan kebesaran-Ku. Aku akan menyuruh malaikat untuk menjaganya. Dan kalau dia berdoa kepada-Ku, Aku akan memperkenankannya. Perumpamaan dia dengan mahkluk-Ku yang lain adalah seperti perumpamaan firdaus di surga.”
1. Orang yang Selalu Merendahkan diri.
Shalat yang dilakukan dengan merendahkan diri. Maksudnya, salat secara khusyuk, menjiwai, takut dan merendahkan diri di hadapan Allah.
Contoh: Sayidina Ali bin Abi Thalib setiap mau salat, tubuhnya gemetar, wajahnya pucat pasi. Seseorang bertanya, "Ada apa dengan engkau, ya Amirul Mu'minin?"
Beliau jawab, "Engkau tidak tahu bahwa sebentar lagi aku akan hadapi waktu amanah."
Beliau melanjutkan, "Shalat adalah suatu amanah Allah yang pernah ditawarkan kepada langit, bumi, bukit untuk memikulnya. Tetapi, mereka menolaknya karena khawatir akan mengkhianatinya, dan sekarang aku mengembannya.”
Tidak jauh beda dengan Sayyidina Ali, Khalifah Umar bin Khattab yang dikenal sangat gagah berani bahkan ditakuti setan pun senantiasa bercucuran air mata setiap melaksanakan salat.
2. Orang yang Tidak Sombong dengan Makhluk Allah yang lain.
Jadi, tanda orang yang diterima shalatnya ialah tidak takabur (sombong). Takabur, menurut Imam Ghazali, ialah sifat orang yang merasa dirinya lebih besar daripada orang lain. Kemudian ia memandang enteng orang lain itu. Boleh jadi ia bersikap demikian dikarenakan ilmu, amal, keturunan, kekayaan, anak buah, atau kecantikannya.
Kalau anda merasa besar karena memiliki hal-hal itu dan memandang enteng orang lain, maka anda sudah takabur. Dan shalat anda tidak diterima. Bahkan dalam hadis lain disebutkan bahwa Rasulullah Saw bersabda,
“Takkan masuk surga seseorang yang didalam hatinya ada rasa takabur walaupun sebesar debu saja.”
3. Orang yang Bisa Menahan Nafsu.
Apabila shalatnya tersebut mampu menjadi alat kontrol untuk mengendalikan hawa nafsunya.
Sabda Rasulullah Saw, "Barangsiapa yang shalatnya tidak mencegah dari kejelekan dan kemungkaran, maka shalatnya hanya akan menjauhkan dirinya dari Allah"
Hadits lain, "Nanti, pada hari kiamat, ada orang yang membawa shalatnya di hadapan Allah. Lalu shalatnya diterima dan dilipat-lipat seperti dilipat-lipatnya pakaian yang kotor dan usang. Lalu shalat itu dilemparkan ke wajahnya."
4. Orang yang Selalu Banyak Berdzikir.
Shalat tersebut menjadi motivasi untuk semakin banyak berdzikir mengingat Allah serta menambah amal ibadah lagi.
Dalam surat Al-Mulk, "Allah akan menguji kamu siapa yang paling baik amalannya.”
5. Orang yang Menyayangi orang-orang Miskin.
Kalau di terjemahkan dengan kalimat modern, hal ini berarti orang yang mempunyai solidaritas sosial. Dia bukan hanya melakukan rukuk dan sujud saja, tetapi dia juga memikirkan penderitaan sesamanya. Dia menyisihkan sebagian waktu dan rezekinya untuk membahagiakan orang lain.
Rasul Saw bersabda, ”Orang yang dermawan dekat dengan Allah, dekat dengan manusia, dan dekat dengan surga. Sedangkan orang yang bakhil atau pelit, jauh dari Allah, jauh dari manusia, dan dekat dengan neraka.
Demikianlah sahabat bacaan madani tentang tanda diterimanya amal ibadah shalat seseorang. Mudah-mudahan ibadah shalat kita diterima Allah Swt. Aamiin.
Kwalitas iman seseorang dalam Islam dapat diukur dengan komitmennya terhadap pengamalan ajaran yang ada, baik itu yang berkaitan dengan kehidupan pribadi maupun sosial kemasyarakatan. Shalat sebagai salah satu dari rukun Islam tentu merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan bagi setiap muslim. Namun lebih dari itu sebetulnya shalat tidak hanya merupakan kewajiban tetapi juga merupakan kebutuhan bagi kaum yang beriman, karena shalat merupakan tiang agama.
Begitu pentingnya kedudukan shalat dalam syari’at Islam, sehingga shalat merupakan kewajiban yang pertama kali harus dilaksanakan setelah seorang muslim mengakui kebenaran atas keberadaan Tuhan, yakni Allah Swt. dan shalat itu akan memberikan manfaat yang sangat besar bagi orang yang mampu menyelami makna shalat, sekurang-kurangnya ia akan merasa sangat dekat dengan Tuhannya.
Shalat dalam Islam mempunyai kedudukan yang sangat penting, sehingga Rasulullah menyatakan bahwa shalat tiang agama Islam.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW.
اَلصَّلاَةُ عِمَادُ الدّيْنِ فَمَنْ اَقَامَهَا فَقَدْ اَقَامَ الدّيْنِ وَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ هَدَمَ الدّيْنِ
Artinya: “Shalat adalah tiang agama. Barang siapa yang menegakkan shalat,maka berarti ia menegakkan agama, dan barang siapa yang meninggalkan shalat berarti ia merobohkan agama”. (HR. Bukhari Muslim)
Tugas seorang hamba adalah beribadah kepada Allah Swt. Salah satunya adalah shalat, baik shalat wajib maupun shalat sunnah. Shalat dikatakan sah, apabilah rukun dan syaratnya terpenuhi. Akan tetapi Tidak ada yang bisa menjamin dan tidak ada yang tahu pasti apakah shalat yang kita lakukan diterima oleh Allah atau tidak walaupun secara hukum fiqih sah..
Siapakah di antara kita yang diterima shalatnya? Dan seperti apa tanda-tanda orang yang diterima shalatnya?
Adapun tanda-tanda yang isyaratkan diterimanya shalat, sebagai berikut :
Dalam hadis Qudsi, juga disebutkan mengenai orang-orang yang diterima shalatnya oleh Allah Swt.
“Sesunggunya Aku (Allah Swt.) hanya akan menerima shalat dari orang yang dengan shalatnya itu dia merendahkan diri di hadapan-Ku. Dia tidak sombong dengan mahkluk-Ku yang lain. Dia tidak mengulagi maksiat kepada-Ku. Dia mengisi sebagian siang dengan berzikir kepadaku. Dia menyayangi orang-orang miskin dan orang-orang yang menderita. Aku akan tutup shalat orang itu dengan kebesaran-Ku. Aku akan menyuruh malaikat untuk menjaganya. Dan kalau dia berdoa kepada-Ku, Aku akan memperkenankannya. Perumpamaan dia dengan mahkluk-Ku yang lain adalah seperti perumpamaan firdaus di surga.”
1. Orang yang Selalu Merendahkan diri.
Shalat yang dilakukan dengan merendahkan diri. Maksudnya, salat secara khusyuk, menjiwai, takut dan merendahkan diri di hadapan Allah.
Contoh: Sayidina Ali bin Abi Thalib setiap mau salat, tubuhnya gemetar, wajahnya pucat pasi. Seseorang bertanya, "Ada apa dengan engkau, ya Amirul Mu'minin?"
Beliau jawab, "Engkau tidak tahu bahwa sebentar lagi aku akan hadapi waktu amanah."
Beliau melanjutkan, "Shalat adalah suatu amanah Allah yang pernah ditawarkan kepada langit, bumi, bukit untuk memikulnya. Tetapi, mereka menolaknya karena khawatir akan mengkhianatinya, dan sekarang aku mengembannya.”
Tidak jauh beda dengan Sayyidina Ali, Khalifah Umar bin Khattab yang dikenal sangat gagah berani bahkan ditakuti setan pun senantiasa bercucuran air mata setiap melaksanakan salat.
2. Orang yang Tidak Sombong dengan Makhluk Allah yang lain.
Jadi, tanda orang yang diterima shalatnya ialah tidak takabur (sombong). Takabur, menurut Imam Ghazali, ialah sifat orang yang merasa dirinya lebih besar daripada orang lain. Kemudian ia memandang enteng orang lain itu. Boleh jadi ia bersikap demikian dikarenakan ilmu, amal, keturunan, kekayaan, anak buah, atau kecantikannya.
Kalau anda merasa besar karena memiliki hal-hal itu dan memandang enteng orang lain, maka anda sudah takabur. Dan shalat anda tidak diterima. Bahkan dalam hadis lain disebutkan bahwa Rasulullah Saw bersabda,
“Takkan masuk surga seseorang yang didalam hatinya ada rasa takabur walaupun sebesar debu saja.”
3. Orang yang Bisa Menahan Nafsu.
Apabila shalatnya tersebut mampu menjadi alat kontrol untuk mengendalikan hawa nafsunya.
Sabda Rasulullah Saw, "Barangsiapa yang shalatnya tidak mencegah dari kejelekan dan kemungkaran, maka shalatnya hanya akan menjauhkan dirinya dari Allah"
Hadits lain, "Nanti, pada hari kiamat, ada orang yang membawa shalatnya di hadapan Allah. Lalu shalatnya diterima dan dilipat-lipat seperti dilipat-lipatnya pakaian yang kotor dan usang. Lalu shalat itu dilemparkan ke wajahnya."
4. Orang yang Selalu Banyak Berdzikir.
Shalat tersebut menjadi motivasi untuk semakin banyak berdzikir mengingat Allah serta menambah amal ibadah lagi.
Dalam surat Al-Mulk, "Allah akan menguji kamu siapa yang paling baik amalannya.”
5. Orang yang Menyayangi orang-orang Miskin.
Kalau di terjemahkan dengan kalimat modern, hal ini berarti orang yang mempunyai solidaritas sosial. Dia bukan hanya melakukan rukuk dan sujud saja, tetapi dia juga memikirkan penderitaan sesamanya. Dia menyisihkan sebagian waktu dan rezekinya untuk membahagiakan orang lain.
Rasul Saw bersabda, ”Orang yang dermawan dekat dengan Allah, dekat dengan manusia, dan dekat dengan surga. Sedangkan orang yang bakhil atau pelit, jauh dari Allah, jauh dari manusia, dan dekat dengan neraka.
Demikianlah sahabat bacaan madani tentang tanda diterimanya amal ibadah shalat seseorang. Mudah-mudahan ibadah shalat kita diterima Allah Swt. Aamiin.
alhamdulillah sangat bermanfaat untuk dilaksanakan semoga Allah membalas kebaikan "antum " Amien ya Rabbalalamin
BalasHapusTerimakasih dan Alhamdulillah saya baca dan dapat peringatan ,apa kita sudah bisa melaksanakan sholat yang bisa diterima Allah.Mudah-mudahan Allah membalas kebaikan Anda. Amien X3 ya Rabbal 'Alamien.
BalasHapusTerimakasih,artikelnya sangat bermanfaat.. Izin menshare kutipan nya ya mba/mas,saya mencantumi sumbernya juga, terimakasih sekali lagi mas/mba
BalasHapusSubhanallah sangat bermanfaat,,semoga allah melimpahkan rahmat buat kaum muslimin dn muslimat,,semoga allah menerima amal ibadah antum,,amin
BalasHapusAlhamdulillah.sangat.bermanfaat.untuk menambah ilmu pengetahuan agama.
BalasHapus