Kehidupan di atas dunia ini sifatnya hanya sementara. Tidak ada yang kekal makhluk Allah hidup diatas dunia. Ajal merupakan suatu kepastian yang akan dihadapi oleh manusia. Namun waktu dan tempat tidak ada satu manusiapun yang tahu. Yang pastinya tidak bisa dilambatkan maupun dimajukan walaupun hanya sesaat. Ajal Allah sudah tentukan kapan dan dimana menemui kita semua.
Kematian manusia ada yang berakhir dalam keadaan Islam dan ada juga dalam keadaan kafir. Di saat manusia sakaratul maut atau menjelang meninggal, banyak diantaranya dengan mengumpulkan keluarganya sebagai tanda-tanda tidak akan lama lagi ajal akan menjemputnya. Bahkan ada yang sempat memberi nasehat kepada anak-anaknya Akan tetapi berbeda dengan Umar bin Abdul Aziz disaat dia mau meninggal dia malah berharap kematiannya di sembunyikan atau tidak di saksikan oleh orang lain.
Diriwayatkan dari Mughirah bin Hakim, ia berkata : Fathimah istri Umar bin Abdul Aziz bercerita kepadaku : "Aku sering mendengar Umar bin Abdul Aziz berdoa : "Yaa Allah, sembunyikan kematianku dari mereka, Yaa Allah sembunyikan kematianku dari mereka", meski beliau hanya berdoa sesaat.
Suatu hari aku berkata kepadanya : "Wahai Amir, aku mau keluar, kau tidak bisa tidur, mudah-mudahan kamu bisa tidur."
"Aku keluar dari sisi rumah tempat Umar bin Abdul Aziz berada, aku mendengar Umar membaca:
"Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang bertakwa" (QS. Al-Qashash : 83)
Ia terus mengulang dan membaca ayat ini, setelah itu Umar diam sesaat. Setelah itu aku berkata kepada pelayannya : "Masuklah lalu lihatlah. Pelayan itu masuk lalu berteriak. Aku masuk, ternyata pelayan itu telah menghadapkan wajah Umar ke kiblat, memejamkan matanya dengan satu tangan dan tangan lain menutup mulutnya."
Dalam Riwayat yang lain disebutkan saat sekaratnya dia meminta untuk ditinggalkan sendiri, maka disuruh pergilah anaknya yang tercinta.
Dari luar terdengar perkataan Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang terdengar seperti oleh keluarganya:
"Wahai Kakekku,ku tahu engkau ada disini berada dekat denganku.Akankah aku dapat menemui-mu dikehidupanku nanti.Setelah urusanku dengan Tuhanku selesai.Betapa rindu aku hendak bertemu denganmu wahai Kakek-ku dan bertemu dengan sahabatmu, kekasihmu,Rasulullah SAW,betapa aku meindukan pertemuan ini" (Kakek dari Khalifah Umar bin Abdul Aziz adalah Khalifah Umar bin Khatab ra)
Demikianlah sahabat bacaan madani kisah Umar bin Abdul Aziz yang tidaka mengaharapakan didampingi disaat ajal menjemputnya. Semoga kita juga bisa menjaga keikhlasan kita dalam setiap ibadah hingga akhir hayat kita. Aamiin.
Kematian manusia ada yang berakhir dalam keadaan Islam dan ada juga dalam keadaan kafir. Di saat manusia sakaratul maut atau menjelang meninggal, banyak diantaranya dengan mengumpulkan keluarganya sebagai tanda-tanda tidak akan lama lagi ajal akan menjemputnya. Bahkan ada yang sempat memberi nasehat kepada anak-anaknya Akan tetapi berbeda dengan Umar bin Abdul Aziz disaat dia mau meninggal dia malah berharap kematiannya di sembunyikan atau tidak di saksikan oleh orang lain.
Diriwayatkan dari Mughirah bin Hakim, ia berkata : Fathimah istri Umar bin Abdul Aziz bercerita kepadaku : "Aku sering mendengar Umar bin Abdul Aziz berdoa : "Yaa Allah, sembunyikan kematianku dari mereka, Yaa Allah sembunyikan kematianku dari mereka", meski beliau hanya berdoa sesaat.
Suatu hari aku berkata kepadanya : "Wahai Amir, aku mau keluar, kau tidak bisa tidur, mudah-mudahan kamu bisa tidur."
"Aku keluar dari sisi rumah tempat Umar bin Abdul Aziz berada, aku mendengar Umar membaca:
تِلْكَ الدَّارُ الْآخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِينَ لَا يُرِيدُونَ عُلُوًّا فِي الْأَرْضِ وَلَا فَسَادًا ۚ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ
"Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang bertakwa" (QS. Al-Qashash : 83)
Ia terus mengulang dan membaca ayat ini, setelah itu Umar diam sesaat. Setelah itu aku berkata kepada pelayannya : "Masuklah lalu lihatlah. Pelayan itu masuk lalu berteriak. Aku masuk, ternyata pelayan itu telah menghadapkan wajah Umar ke kiblat, memejamkan matanya dengan satu tangan dan tangan lain menutup mulutnya."
Dalam Riwayat yang lain disebutkan saat sekaratnya dia meminta untuk ditinggalkan sendiri, maka disuruh pergilah anaknya yang tercinta.
Dari luar terdengar perkataan Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang terdengar seperti oleh keluarganya:
"Wahai Kakekku,ku tahu engkau ada disini berada dekat denganku.Akankah aku dapat menemui-mu dikehidupanku nanti.Setelah urusanku dengan Tuhanku selesai.Betapa rindu aku hendak bertemu denganmu wahai Kakek-ku dan bertemu dengan sahabatmu, kekasihmu,Rasulullah SAW,betapa aku meindukan pertemuan ini" (Kakek dari Khalifah Umar bin Abdul Aziz adalah Khalifah Umar bin Khatab ra)
Demikianlah sahabat bacaan madani kisah Umar bin Abdul Aziz yang tidaka mengaharapakan didampingi disaat ajal menjemputnya. Semoga kita juga bisa menjaga keikhlasan kita dalam setiap ibadah hingga akhir hayat kita. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.