Dzikrullah adalah satu ibadah yang sangat mulia dan begitu dianjurkan. Keutamaan dan nilai dari ibadah ini begitu besar dan beragam. Bahkan dapat disimpulkan bahwa sangat tidak sebanding antara upaya dan energi yang dikeluarkan untuk melakukan ibadah dzikir dengan keutamaan yang disediakan. Dzikir adalah ibadah yang tidak begitu memerlukan upaya dan pengorbanan besar.
Al-Qur’an dan Hadits sangat menganjurkan juga mengisyaratkan betapa mulia ibadah dzikir. Allah SWT memerintah Kaum Muslimin untuk banyak berdzikir, tanpa dibatasi jumlahnya.
“Wahai orang-orang yang beriman banyak-banyaklah berdzikir kepada Allah." (QS. Al-Ahzab: 41)
Keutamaan berdzikrullah begitu besar, sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an:
“Dan sesungguhnya berdzikir kepada Allah itu adalah lebih besar -keutamaannya-.” (QS. Al-’Ankabut: 45)
Agar termotivasi untuk memperbanyak dzikrullah, Muslim perlu mengetahui manfaat dari ibadah ini. Satu kiat yang umum diketahui, bahwa agar seseorang termotivasi melakukan suatu hal, maka ia perlu mengetahui manfaat dari hal tersebut.
Selain manfaat yang bersifat bathini (non-fisik atau kejiwaan), di zaman modern ini banyak penelitian juga penemuan yang menjelaskan manfaat-manfaat dzikir secara fisik (kesehatan badan). Berbagai penemuan dan penelitian di Negara Muslim atau bahkan di Negara minoritas Muslim seperti di Amerika dan Inggris menjelaskan fakta tersebut.
Dalam suatu konfrensi kedokteran di Kairo beberapa waktu yang lalu, Doktor Ahmad Al Qodli, ahli penyakit jantung dan direktur lembaga pendidikan dan penelitian kedokteran Islam di Amerika, menyatakan bahwa mendengarkan atau membaca Al- Quran sebagai bentuk dzikir yang paling utama (afdhal) mampu menimbulkan ketenangan jiwa yang menyebabkan peningkatan daya imunitas tubuh melawan serangan penyakit.
Kesimpulan tersebut disampaikan dalam konferensi tersebut setelah mengadakan riset lapangan terhadap 210 pasien sukarela selama 48 kali pengobatan yang dibarengi dengan membaca Al-Quran atau memperdengarkannya. Ternyata 77% dari sampel acak yang terdiri dari muslim dan non muslim tersebut, menampakan adanya gejala pengenduran syaraf yang tegang dan selanjutnya menimbulkan ketenangan jiwa. Semua gejala tadi direkam dengan alat pendeteksi elektronik yang dilengkapi dengan komputer untuk mengukur setiap perubahan yang terjadi dalam tubuh selama pengobatan. Menurut Al Qodli, berkurangnya ketegangan saraf ini mampu mengaktifkan dan meningkatkan daya imunitas tubuh dan memperoleh proses kesembuhan pasien.
Apabila benar-benar mengerjakan dzikir menurut cara yang dikehendaki oleh Allah dan Rasul-Nya, sedikitnya ada dua puluh keutamaan yang akan dikarunikan kepada yang melakukannya, yaitu :
1. mewujudkan tanda baik sangka kepada Allah dengan amal shaleh ini.
2. menghasilkan rahmat dan inayat Allah
3. memperoleh sebutan yang baik dari Allah dihadapan hamba-hamba yang pilihan
4. membimbing hati dengan mengingat dan menyebut Allah
5. melepas diri dari azab
6. memelihara diri dari was-was syaitan khannas dan membenteng diri dari ma'syiat
7. mendatangkan kebahagiaan dunia dan akhirat.
8. mencapai derajat yang tinggi disisi Allah
9. memberikan sinaran kepada hati dan menghilangkan kekeruhan jiwa
10. menghasilkan tegaknya suatu rangka dari iman dan islam
11. menghasilkan kemulliaan dan kehormatan pada hari kiamat
12. melepaskan diri dari rasa sesal
13. memperoleh penjagaan dari para malikat.
14. menyebabkan Allah bertanya tentang keadaan orang-orang yang berdzikir itu.
15. menyebabkan berbahagianya orang-orang yang duduk beserta orang-orang yang berdzikir, walupun orang yang turut duduk itu tidak berbahagia .
16. menyebabkan dipandang ahlul ihsan, dipandang orang-orang yang berbahagia dan pengumpul kebajikan.
17. menghasilkan ampunan dan keridhaan Allah
18. menyebabkan terlepas dari suatu pintu fasik dan durhaka. Karena
orang yang tidak menyebut Allah (tidak berdzikir) dihukum sebagai orang fasik.
19. merupakan ukuran untuk mengetahui derajat yang diperoleh di sisi Allah.
20. menyebabkan para Nabi dan orang-orang mujahidin (syuhada) menyukai dan mengasihi. (Al Fathul Jadied : syarah At Targhieb Wat Tarhieb)
Dengan sebagian manfaat yang tercantum diatas, layaklah jika dzikrullah didudukkan sebagai pintu pembuka jalan kebajikan dan jalan makrifatullah. Keutamaan-keutamaan tersebut bukan sekedar catatan yang menarik bagi kaum muslimin, akan tetapi hal tersebut bisa kita peroleh dan dirasakan dengan sebenar-benarnya, apabila kita serius dan sungguh-sungguh didalam melaksanakan amalan-amalan dzikir kepada Allah.
Sahabat bacaan madani yang dirahmati Allah. Rasulullah Saw juga menjelaskan bahwa dzikrullah menjadi pembeda seorang yang ‘hidup’ dan ‘mati’. Diriwayatkan dari Abu Musa, Rasulullah Saw bersabda:
“Perumpamaan orang yang berdzikir mengingat Allah dan yang tidak pernah berdzikir kepadaNya bagai orang yang hidup dan mati”. (HR. Baihaqi).
Tentu, maksud hidup dan mati di sini pada sisi hati dan batin. Dalam hadits lain disebutkan:
“Sesungguhnya hati itu bisa berkarat sebagaimana besi bila dikenai air”. Rasul ditanya: “Apa penawarnya wahai Rasul?” Rasul bersabda:
“Mengingat kematian dan membaca Al-Qur’an. (HR. Baihaqi). Dan membaca Al-Qur’an termasuk dzikrullah yang paling utama.
Al-Qur’an dan Hadits sangat menganjurkan juga mengisyaratkan betapa mulia ibadah dzikir. Allah SWT memerintah Kaum Muslimin untuk banyak berdzikir, tanpa dibatasi jumlahnya.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا
“Wahai orang-orang yang beriman banyak-banyaklah berdzikir kepada Allah." (QS. Al-Ahzab: 41)
Keutamaan berdzikrullah begitu besar, sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an:
وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ
“Dan sesungguhnya berdzikir kepada Allah itu adalah lebih besar -keutamaannya-.” (QS. Al-’Ankabut: 45)
Agar termotivasi untuk memperbanyak dzikrullah, Muslim perlu mengetahui manfaat dari ibadah ini. Satu kiat yang umum diketahui, bahwa agar seseorang termotivasi melakukan suatu hal, maka ia perlu mengetahui manfaat dari hal tersebut.
Selain manfaat yang bersifat bathini (non-fisik atau kejiwaan), di zaman modern ini banyak penelitian juga penemuan yang menjelaskan manfaat-manfaat dzikir secara fisik (kesehatan badan). Berbagai penemuan dan penelitian di Negara Muslim atau bahkan di Negara minoritas Muslim seperti di Amerika dan Inggris menjelaskan fakta tersebut.
Dalam suatu konfrensi kedokteran di Kairo beberapa waktu yang lalu, Doktor Ahmad Al Qodli, ahli penyakit jantung dan direktur lembaga pendidikan dan penelitian kedokteran Islam di Amerika, menyatakan bahwa mendengarkan atau membaca Al- Quran sebagai bentuk dzikir yang paling utama (afdhal) mampu menimbulkan ketenangan jiwa yang menyebabkan peningkatan daya imunitas tubuh melawan serangan penyakit.
Kesimpulan tersebut disampaikan dalam konferensi tersebut setelah mengadakan riset lapangan terhadap 210 pasien sukarela selama 48 kali pengobatan yang dibarengi dengan membaca Al-Quran atau memperdengarkannya. Ternyata 77% dari sampel acak yang terdiri dari muslim dan non muslim tersebut, menampakan adanya gejala pengenduran syaraf yang tegang dan selanjutnya menimbulkan ketenangan jiwa. Semua gejala tadi direkam dengan alat pendeteksi elektronik yang dilengkapi dengan komputer untuk mengukur setiap perubahan yang terjadi dalam tubuh selama pengobatan. Menurut Al Qodli, berkurangnya ketegangan saraf ini mampu mengaktifkan dan meningkatkan daya imunitas tubuh dan memperoleh proses kesembuhan pasien.
Apabila benar-benar mengerjakan dzikir menurut cara yang dikehendaki oleh Allah dan Rasul-Nya, sedikitnya ada dua puluh keutamaan yang akan dikarunikan kepada yang melakukannya, yaitu :
1. mewujudkan tanda baik sangka kepada Allah dengan amal shaleh ini.
2. menghasilkan rahmat dan inayat Allah
3. memperoleh sebutan yang baik dari Allah dihadapan hamba-hamba yang pilihan
4. membimbing hati dengan mengingat dan menyebut Allah
5. melepas diri dari azab
6. memelihara diri dari was-was syaitan khannas dan membenteng diri dari ma'syiat
7. mendatangkan kebahagiaan dunia dan akhirat.
8. mencapai derajat yang tinggi disisi Allah
9. memberikan sinaran kepada hati dan menghilangkan kekeruhan jiwa
10. menghasilkan tegaknya suatu rangka dari iman dan islam
11. menghasilkan kemulliaan dan kehormatan pada hari kiamat
12. melepaskan diri dari rasa sesal
13. memperoleh penjagaan dari para malikat.
14. menyebabkan Allah bertanya tentang keadaan orang-orang yang berdzikir itu.
15. menyebabkan berbahagianya orang-orang yang duduk beserta orang-orang yang berdzikir, walupun orang yang turut duduk itu tidak berbahagia .
16. menyebabkan dipandang ahlul ihsan, dipandang orang-orang yang berbahagia dan pengumpul kebajikan.
17. menghasilkan ampunan dan keridhaan Allah
18. menyebabkan terlepas dari suatu pintu fasik dan durhaka. Karena
orang yang tidak menyebut Allah (tidak berdzikir) dihukum sebagai orang fasik.
19. merupakan ukuran untuk mengetahui derajat yang diperoleh di sisi Allah.
20. menyebabkan para Nabi dan orang-orang mujahidin (syuhada) menyukai dan mengasihi. (Al Fathul Jadied : syarah At Targhieb Wat Tarhieb)
Dengan sebagian manfaat yang tercantum diatas, layaklah jika dzikrullah didudukkan sebagai pintu pembuka jalan kebajikan dan jalan makrifatullah. Keutamaan-keutamaan tersebut bukan sekedar catatan yang menarik bagi kaum muslimin, akan tetapi hal tersebut bisa kita peroleh dan dirasakan dengan sebenar-benarnya, apabila kita serius dan sungguh-sungguh didalam melaksanakan amalan-amalan dzikir kepada Allah.
Sahabat bacaan madani yang dirahmati Allah. Rasulullah Saw juga menjelaskan bahwa dzikrullah menjadi pembeda seorang yang ‘hidup’ dan ‘mati’. Diriwayatkan dari Abu Musa, Rasulullah Saw bersabda:
“Perumpamaan orang yang berdzikir mengingat Allah dan yang tidak pernah berdzikir kepadaNya bagai orang yang hidup dan mati”. (HR. Baihaqi).
Tentu, maksud hidup dan mati di sini pada sisi hati dan batin. Dalam hadits lain disebutkan:
“Sesungguhnya hati itu bisa berkarat sebagaimana besi bila dikenai air”. Rasul ditanya: “Apa penawarnya wahai Rasul?” Rasul bersabda:
“Mengingat kematian dan membaca Al-Qur’an. (HR. Baihaqi). Dan membaca Al-Qur’an termasuk dzikrullah yang paling utama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.