Umar bin Khattab adalah salah satu sahabat Rasul yang selalu setia kepada Rasulullah Saw. walaupun seblum memeluk agama Islam, beliaulah termasuk orang yang selalu memusuhi Islam. Dalam sejarah beliau pernah memohon kepada Rasulullah untuk memenggal salah seorang kaum quraisy. Tetapi Rasulullah Saw tidak mendengarkan usulan tersebut.
Nasib malang menimpa salah seorang musyrikin Quraisy. Hakam bin Kaisan. Kekalahan kelompoknya dalam perang badar mengubah jalan hidupnya sebagai tawanan dan hampir saja kehilangan kepala.
Umar bin Khatab berniat akan memenggal kepala Hakam lantaran tidak sabar menunggu keinsafan orang Quraisy tersebut atas ajaran Islam. Meski sebagai tawanan, Hakam tetap tidak beranjak dari ajaran jahiliyahnya.
"Sebaiknya lepaskan saja ia, Kita serahkan saja kepada Rasulullah", usul Miqdad bin Amr. Mereka akhirnya sepakat membawa Hakam menghadap Rasulullah SAW, dalam pertemuan itu, Hakam menerima banyak pelajaran dari Rasulullah SAW.
"Ya Rasulullah untuk apa engaku mendakwahinya ? Demi Allah orang itu tidak akan masuk Islam sampai akhir abad, Biarkan aku memenggal kepalanya supaya ia kembali ke perut neraka Hawiyah", Protes Umar bin Khattab
Rasulullah tidak menoleh sedikit pun kepada Umar, mungkin mengabaikannya, tetapi kemudian Hakam kelihatannya mulai tertarik dengan islam dari dakwah yang Rasulullah sampaikan.
Menyaksikan kebijaksanaan Nabi dan proses Hakam memeluk Islam, Umar pun menyesali perbuatannya, "Bagaimana aku sampai membantah Nabi SAW untuk perkara yang sesungguhnya beliau lebih mengetahuinya", katanya.
Diriwayatkan, Hakam bertanya kepada Rasulullah, apa itu Islam ?, "Engkau bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan bersaksi bahwa Muhammad itu hamba dan Utusan-Nya", Jawab Rasulullah.
"Sungguh aku telah memeluk agama Islam", Jawab Hakam
Nabi segera menoleh kepada para sahabatnya, dan berkata : "Seandainya saja aku memenuhi keinginan kalian untuk membunuh Hakam beberapa saat yang lalu, pasti ia sudah masuk neraka"
Dalam perkembangannya Hakam berubah menjadi muslim yang sangat shaleh dan taat, bahkan Hakam turut berjuang di medan perang bersama Nabi hingga ia wafat di Bi'r Ma'unah.
Bi'r Ma'unah adalah tempat syahidnya 70 sahabat pada bulan shafar tahun ke-4 Hijriyah, Saat itu Rasulullah mengungkapkan rasa dukanya yang mendalam atas peristiwa yg menimpa sahabat-sahabatnya selama beberapa hari dengan qunut Nazilah.
Nasib malang menimpa salah seorang musyrikin Quraisy. Hakam bin Kaisan. Kekalahan kelompoknya dalam perang badar mengubah jalan hidupnya sebagai tawanan dan hampir saja kehilangan kepala.
Umar bin Khatab berniat akan memenggal kepala Hakam lantaran tidak sabar menunggu keinsafan orang Quraisy tersebut atas ajaran Islam. Meski sebagai tawanan, Hakam tetap tidak beranjak dari ajaran jahiliyahnya.
"Sebaiknya lepaskan saja ia, Kita serahkan saja kepada Rasulullah", usul Miqdad bin Amr. Mereka akhirnya sepakat membawa Hakam menghadap Rasulullah SAW, dalam pertemuan itu, Hakam menerima banyak pelajaran dari Rasulullah SAW.
"Ya Rasulullah untuk apa engaku mendakwahinya ? Demi Allah orang itu tidak akan masuk Islam sampai akhir abad, Biarkan aku memenggal kepalanya supaya ia kembali ke perut neraka Hawiyah", Protes Umar bin Khattab
Rasulullah tidak menoleh sedikit pun kepada Umar, mungkin mengabaikannya, tetapi kemudian Hakam kelihatannya mulai tertarik dengan islam dari dakwah yang Rasulullah sampaikan.
Menyaksikan kebijaksanaan Nabi dan proses Hakam memeluk Islam, Umar pun menyesali perbuatannya, "Bagaimana aku sampai membantah Nabi SAW untuk perkara yang sesungguhnya beliau lebih mengetahuinya", katanya.
Diriwayatkan, Hakam bertanya kepada Rasulullah, apa itu Islam ?, "Engkau bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan bersaksi bahwa Muhammad itu hamba dan Utusan-Nya", Jawab Rasulullah.
"Sungguh aku telah memeluk agama Islam", Jawab Hakam
Nabi segera menoleh kepada para sahabatnya, dan berkata : "Seandainya saja aku memenuhi keinginan kalian untuk membunuh Hakam beberapa saat yang lalu, pasti ia sudah masuk neraka"
Dalam perkembangannya Hakam berubah menjadi muslim yang sangat shaleh dan taat, bahkan Hakam turut berjuang di medan perang bersama Nabi hingga ia wafat di Bi'r Ma'unah.
Bi'r Ma'unah adalah tempat syahidnya 70 sahabat pada bulan shafar tahun ke-4 Hijriyah, Saat itu Rasulullah mengungkapkan rasa dukanya yang mendalam atas peristiwa yg menimpa sahabat-sahabatnya selama beberapa hari dengan qunut Nazilah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.