Dalam kamus bersar bahasa Indonesia di jelaskan, bahwa perpikir krtitis itu artinya tajam dalam penganalisaan. Bersifat tidak lekas percaya, dan sifat terlalu berusaha menemukan kelasalahan, kekeliruan atau kekurangan. Orang yang ahli memberi kritik atau memberikan pertimbangan apakah sesuatu itu benar atau salah, tepat atau keliru, sudah lengkap atau masih kurang disebut seorang kritikus.
Kritik itu ada dua macam yaitu, yang termasuk akhlak terpuji dan yang tercela. Kritik yang termasuk akhlak terpuji adalah kritik yang sehat, yang didasari dengan niat ikhlas karena Allah SWT, tidak menggunakan kata-kata pedas yang menyakitkan hati, dan dengan maksud untuk memberi pertolongan kepada orang yang dikritik agar menyadari kesalahannya, kekeliruannya, dan kekurangan, disertai dengan memberikan petinjuk tantang jalur keluar dari kesalahan, kekeliruan dan kekurangan tersebut. Rasulullah SAW bersabda, yang artinya:
“Yang dinamakan orang Islam adalah orang yang menyelamatkan orang-orang muslim lainnya dari gangguan lidah dan tangannya, sedang yang dinamakan orang yang hijrah itu adalah orang yang meninggalkan semua larangan Allah” (HR.Bukhari,Abu Dawud dan Nasa’iy)
Macam-macam Kritik.
1. Kritik yang Terpuji (Kritik yang Sehat)
Kritik yang sehat, seperti tersebut sebenarnya termasuk ke dalam tolong menolong yang di perintahkan Allah SWT untuk dilaksanakan. Allah SWT berfirman:
“...Dan bertolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan)kebijakan dan takwa dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” (QS. Al-Maidah, :2)
2. Kritik yang Tercela (Kritik yang Merusak)
Kritik yang termasuk akhlak tercela adalah kritik yang merusak, yang tidak didasari niat ikhlas karena Allah SWT, dengan menggunakan kata-kata keji yang menyakitkan hati dan tidak disertai memberi petunjuk tentang jalur keluar dari kesalahan, kekeliruan, dan kekurangan. Kritik mcam ini termasuk akhlak tercela karena dapat merusak hubungan antara yang mengkritik dan yang dikritik, sehingga antara mereka saling bermusuhan dan saling dengki, yang sangat dilarang oleh Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda:
Artinya:
“Janganlah kamu berdengki-dengkian, jangan putus memutuskan persaudaraan, jangan benci-membenci, jangan pula belakang membelakangi, dan jadilah kamu hamba Allah yang bersaudara, sebagaimana telah di perintahkan Allah kepadamu.” (HR.Bukhari dan Muslim)
Kritik itu ada dua macam yaitu, yang termasuk akhlak terpuji dan yang tercela. Kritik yang termasuk akhlak terpuji adalah kritik yang sehat, yang didasari dengan niat ikhlas karena Allah SWT, tidak menggunakan kata-kata pedas yang menyakitkan hati, dan dengan maksud untuk memberi pertolongan kepada orang yang dikritik agar menyadari kesalahannya, kekeliruannya, dan kekurangan, disertai dengan memberikan petinjuk tantang jalur keluar dari kesalahan, kekeliruan dan kekurangan tersebut. Rasulullah SAW bersabda, yang artinya:
“Yang dinamakan orang Islam adalah orang yang menyelamatkan orang-orang muslim lainnya dari gangguan lidah dan tangannya, sedang yang dinamakan orang yang hijrah itu adalah orang yang meninggalkan semua larangan Allah” (HR.Bukhari,Abu Dawud dan Nasa’iy)
Macam-macam Kritik.
1. Kritik yang Terpuji (Kritik yang Sehat)
Kritik yang sehat, seperti tersebut sebenarnya termasuk ke dalam tolong menolong yang di perintahkan Allah SWT untuk dilaksanakan. Allah SWT berfirman:
وَ تَعاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَ التَّقْوى وَ لا تَعاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَ الْعُدْوانِ
“...Dan bertolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan)kebijakan dan takwa dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” (QS. Al-Maidah, :2)
2. Kritik yang Tercela (Kritik yang Merusak)
Kritik yang termasuk akhlak tercela adalah kritik yang merusak, yang tidak didasari niat ikhlas karena Allah SWT, dengan menggunakan kata-kata keji yang menyakitkan hati dan tidak disertai memberi petunjuk tentang jalur keluar dari kesalahan, kekeliruan, dan kekurangan. Kritik mcam ini termasuk akhlak tercela karena dapat merusak hubungan antara yang mengkritik dan yang dikritik, sehingga antara mereka saling bermusuhan dan saling dengki, yang sangat dilarang oleh Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda:
Artinya:
“Janganlah kamu berdengki-dengkian, jangan putus memutuskan persaudaraan, jangan benci-membenci, jangan pula belakang membelakangi, dan jadilah kamu hamba Allah yang bersaudara, sebagaimana telah di perintahkan Allah kepadamu.” (HR.Bukhari dan Muslim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.