Beberapa hari terakhir ini Nusron Wahid menjadi terkenal di media massa. Bahkan menjadi perbincangan di tengah-tengah masyarakat. Nusron Wahid mulai erkenal di saat dia tampil disalah satu acara live ILC TV ONE. Dimana waktu itu Nusron Wahid tampil sebagai pendukung salah satu calon gubernur Jakarta yaitut Basuki Tjahaja Purnama atau yang sering disebut Ahok. Di acara tersebut Nusron Wahid mati-matian membela atau mengatakan Ahok tidak salah dan tidak ada melecehkan Al-Qur’an dan umat agama Islam.
Banyak orang memperidiksi bahwa Nusron Wahid adalah termasuk dari keluarga besar Syekh KH Hasyim Asyari atau keluarga KH. Abdurrahman Wahid Presiden ke 4 Indonesia. kenyataannya tidak ada hubungan sebagaimana di jelaskan putra KH Wahid Hasyim yang juga cucu Hadratus Syekh KH Hasyim Asyari, KH Sholahuddin Wahid menegaskan Nusron Wahid bukanlah bagian dari keluarga besar Hadratus Syekh KH Hasyim Asyari atau Wahid Hasyim.
Penegasan Gus Sholah ini terkait adanya kesalahpahaman bahwa Nusron seolah bagian dari keluarga Hadratus Syekh karena embel embel nama 'Wahid' di belakangnya. "Nama dia memang Nusron Wahid, tapi tidak ada hubungan darah dengan keluarga Wahid Hasyim,"
Lalu siapakah sebenarnya yusron wahid?
Nusron Wahid adalah politikus Partai Golkar, Nusron Wahid saat ini dipilih sebagai Ketua Tim Pemenangan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Nusron Wahid, S.S. adalah seorang politikus kelahiran Kota Kudus pada 12 Oktober 1971. Ia merupakan anggota Partai Golkar yang juga memenangkan pemilu legislatif dari partai berlambang pohon beringin tersebut. Bermodalkan dukungan dari 13.157 suara rakyat Kudus, ia berangkat ke Senayan sebagai anggota komisi VI di DPR RI. Di komisi ini ia bertugas sebagai pengawas kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan perdagangan, perindustrian, investasi, koperasi, UKM dan BUMN, dan Standardisasi Nasional.
Pada Bulan Januari 2011 namanya dikenal karena terpilihnya ia sebagai Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor yang berafiliasi dengan organisasi agama terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama.
Pemilihan ketua organisasi pemuda NU tersebut dilangsungkan sebanyak dua putaran. Putaran pertama terdapat sepuluh kandidat yang maju. Hasilnya, Nusron memperoleh 257 suara, Marwan Ja’far 183 suara, Khatibul Umam Wiranu 40 suara, Syaifullah Tamliha 24 suara, Anwar 1 suara, Choirul Sholeh 1 suara, Malik Haroemen 1 suara, Munawar Fuad 3 suara, dan Yoyo Arifianto 1 suara. Dari hasil itu hanya Nusron dan Marwan yang layak lolos melanjutkan putaran kedua.
Di putaran selanjutnya, Nusron Wahid akhirnya terpilih menjadi Ketua Umum PP GP Ansor setelah mengalahkan Marwan Jakfar yang juga merupakan seorang politisi dari PKB. Nusron Wahid mengungguli Marwan Jafar dengan 345 dari jumlah total suara 506 suara.
Kemenangannya menimbulkan polemik setelah sebelumnya terjadi perdebatan tentang aturan batasan usia calon ketua umum yang maksimal 40 tahun. Namun masalah tersebut dapat ditangani ketika Ketua Umum PBNU, Said Agil Siradj, turun tangan.
Setelah resmi terpilih, ia mencoba untuk mengembangkan unit usaha sebagai pondasi ekonomi dalam menjalankan organisasi. Oleh karena itu, semua unit usaha yang dilakukan oleh kader Ansor digalakkan untuk membangun organisasi yang maksimal.
Selain ranah ekonomi, Nusron juga memperkuat kaderisasi anggotanya untuk mempersiapkan kader-kader penerus di organisasinya tersebut. Selain itu, Majelis Dzikir juga ditingkatkan keberadaannya oleh politisi muda dari partai Golkar ini.
PENDIDIKAN
Sarjana Sastra di Universitas Indonesia.
SMA Islam Al Ma'ruf Kudus.
MTS Qutsiyyah Kauman Menara Kudus.
MI Miftahutthalibin Mejobo Kudus.
KARIR
Anggota Komisi VI DPR RI (2009 - 2014)
Komisaris PT CBN.
Komisaris PT Palima Timada
sumber profil.merdeka.com
Hati hati kalaw bicara.Ini adalah manusia - manusia yang berdosa,walau kenyataannya Ia tak berdosa.
BalasHapus