Siapa yang tidak ingin terkenal di dunia ini? Banyak macam cara manusia supaya terkenal, mulai dari hal-hal yang biasa sampai kepada hal-hal yang luar biasa. Ada yang terkenal disebabkan media dan ada juga yang terkenal melalui mulut-kemulut. Keterkenalan itu bisa jadi disebabkan oleh keahlian atau kepandaian dan ada juga yang terkenal disebabkan oleh kejahatannya.
Dizaman kemajuan teknologi informasi ini banyak orang memanfaatkan teknologi informasi yang canggih saat ini untuk terkenal. Mulai dari rakyat biasa, pejabat maupun calon pejabat. Sudah banyak kita lihat orang terkenal melaui dunia internet. Setelah terkenal di dunia internet, orang-orang biasa bisa terkenal dikalangan orang ramai. Dalam agama kita tidak dilarang untuk terkenal, asalkan keterkenalan kita ini disebabkan kebaikan. Akan tetapi kita harus hati-hati dengan keterkenalan kita, jangan sampai keikhlasan kita hilang.
Tidak ada sesuatu yang lebih berbahaya bagi seorang yang beramal, dari pada menginginkan kedudukan dan terkenal pergaulannya di tengah-tengah masyarakat. Dan ini termasuk keinginan hawa nafsu yang utama.
Rasulullah Saw bersabda: "Barangsiapa yang merendahkan diri, maka Allah Swt akan memuliakannya dan barang siapa yang sombong, Allah akan menghinanya."
Ibrahim bin Adham radhiallahu 'anhu berkata: "Tidak benar tujuan kepada Allah, siapa yang ingin terkenal."
Ayyub as-Asakhtiyani radhiallahu 'anhu berkata: "Demi Allah tidak ada seorang hamba yang sungguh-sungguh ikhlas pada Allah, melainkan ia merasa senang, gembira jika ia tidak mengetahui kedudukan dirinya."
Mu'adz bin Jabal berkata: Rasulullah Saw bersabda: "Sesungguhnya sedikit riya' itu sudah termasuk syirik. Dan barangsiapa yang memusuhi wali Allah, maka telah memusuhi Allah. Dan sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaqwa yang tersembunyi (tidak terkenal), yang bila tidak ada, tidak dicari dan bila hadir tidak dipanggil dan tidak dikenal. Hati mereka bagai pelita hidayat, mereka terhindar dari segala kegelapan dan kesukaran."
Abu Hurairoh rodhiallahu 'anhu berkata: Ketika kami di majlis Rasulullah Saw, tiba-tiba Rasulullah Saw bersabda: “Besok pagi akan ada seorang ahli surga yang sholat bersama kamu.”
Abu Hurairoh berkata: "Aku berharap semoga akulah orang yang ditunjuk oleh Rasulullah Saw itu. Maka pagi-pagi aku shalat di belakang Rasulullah Saw dan tetap tinggal di majlis setelah orang-orang pada pulang. Tiba-tiba ada seorang budak hitam berkain compang-camping datang berjabat tangan pada Rasulullah Saw sambil berkata:
“Wahai Nabi Allah! Do’akan semoga aku mati syahid.” Maka Rasulullah Saw berdoa, sedang kami mencium bau kasturi dari badannya. Kemudian aku bertanya: “Apakah orang itu wahai Rasulullah?”
Jawab Nabi: “Ya benar. Ia seorang budak dari bani fulan." Abu Hurairoh berkata: "Mengapa engkau tidak membeli dan memerdekakannya wahai Nabi Allah?“
Jawab Nabi: “Bagaimana aku akan dapat berbuat demikian, sedangkan Allah akan menjadikannya seorang raja di surga. Wahai Abu Hurairoh! Sesungguhnya di surga itu ada raja dan orang-orang terkemuka, dan ini salah seorang raja dan terkemuka. Wahai Abu Hurairoh! Sesungguhnya Allah mengasihi, mencintai makhluknya yang suci hati, yang samar, yang bersih, yang terurai rambut, yang kempes perut kecuali dari hasil yang halal, yang bila akan masuk kepada raja tidak diizinkan, bila meminang wanita bangsawan tidak akan diterima, bila tidak ada tidak dicari, bila hadir tidak dihiraukan, bila sakit tidak dijenguk, bahkan ia meninggal tidak dihadiri jenazahnya."
Para sahabat bertanya: “Tunjukkan kepada kami wahai Rasulullah salah seorang dari mereka?"
Jawab Nabi: “Uwais al-Qorany, seorang berkulit coklat, lebar kedua bahunya, tingginya agak sedang dan selalu menundukkan kepalanya sambil membaca al-Qur'an, tidak terkenal di bumi tetapi terkenal di langit, andaikan ia bersungguh-sungguh memohon sesuatu kepada Allah pasti diberinya. Di bawah bahu kirinya berbekas. Wahai Umar dan Ali! Jika kamu bertemu padanya, maka mintalah kepadanya supaya memohonkan ampun untukmu.”
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang hati-hati dengan ketrkenalan. Sebab dengan keterkenalan memudahkan jalan setan untuk menyesatka kita menjadi orang riya’ maupun jadi orang sombong. Mudah-mudahan Allah Swt menjauhkan kita dari sifat riya’ maupun sombong. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.