Haji adalah rukun Islam yang kelima setelah syahadat, shalat, zakat dan puasa. Haji juga berarti menyengaja atau menuju dan mengunjungi Baitullah dan tempat-tempat tertentu untuk melaksanakan amalan-amalan ibadah tertentu pula. Yang dimaksud dengan tempat-tempat tertentu dalam definisi diatas, selain Ka'bah dan Mas'a(tempat sa'i), juga Arafah, Muzdalifah, dan Mina.
Menunaikan ibadah haji juga termasuk bentuk ibadah ritual tahunan yang dilaksanakan kaum muslim sedunia yang mampu. dengan berkunjung dan melaksanakan beberapa kegiatan di beberapa tempat di Arab Saudi pada suatu waktu yang dikenal sebagai musim haji yaitu bulan Zulhijah. Haji sendiri hukumnya wajib bagi umat Islam yang mampu sekali seumur hidup.
Hal ini berbeda dengan ibadah umrah yang bisa dilaksanakan kapan saja dan hukumnya sunah.
Dari pengertian tersebut jelas bahwa yang dikatakan haji tersebut menyengaja mengunjungi Baitullah dan tempat yang lain. Sementara dalam kisah seorang Tabi’in mendapatkan pahala haji, bukan karena langsung ke Mekah. Akan tetapi Tabi’in ini hajinya di laksanakan oleh Malaikat, sebagaimana di kisahkan oleh Abdullah Ibnu Mubarak.
Dikisahkan seorang Tabi'in bernama Abdullah Ibnu Mubarak, dia bercerita :
Aku adalah seorang yang selalu menunaikan ibadah haji, bahkan setiap tahunnya aku tidak pernah terlewatkan untuk beribadah haji. pada saat aku mempersiapkan segala perbekalan ibadah haji, aku berniat untuk membeli unta yang bagus untuk perjalanan menuju Baitullah Mekkah.
Waktu itu aku membawa uang 500 dinar, untuk membeli unta yang bagus, setelah sampai di pasar unta ternyata uangku tidak cukup untuk membeli unta tersebut, akhirnya aku kembali pulang kerumah, di tengah perjalanan aku bertemu dengan seorang perempuan yang sedang berdiri di samping tempat sampah, pada saat itu dia sedang mengambil bangkai ayam lalu dia membersihkan bulu-bulunya dan menaruh didalam tasnya.
Aku menghampirinya dan berkata : "Mengapa engaku melakukan ini, wahai Hamba Allah ?", wanita tersebut menjawab : "Tinggalkan aku dan urus saja urusanmu sendiri".
"Demi Allah ceritakanlah keadaanmu kepadaku", begitu aku bertanya kepadanya, "Baiklah karena engkau sudah bersumpah atas nama Allah, maka aku akan menceritakan kepadamu keadaanku, Aku adalah keturunan dari Alawiyyah (Keturunan Nabi SAW). AKu mempunyai 3 orang anak yang masih kecil, suamiku sudah meninggal, dan sudah 3 hari ini aku dan anak2ku belum makan apa2, aku sudah mencari sesuap makan namun aku tidak mendapatinya selain bangkai ayam ini, maka aku akan memasak bangkai ayam ini karena kondisiku sangat darurat".
Ketika aku mendengar apa yang dikatakannya, sungguh bulu kudukku langsung berdiri, hatiku terasa tersayat-sayat oleh derita mereka, Kemudian aku berkata : "Wahai wanita Alawiyyah, sesungguhnya bangkai ayam ini telah diharamkan untukmu, bukalah tasmu aku ingin memberimu dengan sedikit pemberian dariku", maka si wanita tersebut membuka tasnya, kemudian aku langsung masukan seluruh uang dinar ku yang rencananya akan aku gunakan untuk beribadah haji.
Wanita itupun langsung berdiri dengan senangnya karena bahagia, setelah mengucapkan terimakasih, kemudian dia mendoakan kebaikan untuk ku. Setelah itu aku pulang kerumah ku, pada saat itu aku berfikir pupuslah sudah harapanku untuk pergi ke Baitullah, selanjutnya aku sibukan diriku untuk beribadah kepada Allah.
Pada saat itu rombongan haji di daerah ku sudah bersiap siap berangkat haji ke baitullah. Beberapa minggu kemudian pada saat rombongan haji telah pulang dari Mekkah. aku keluar rumah untuk menyambut mereka yang baru tiba dari beribadah haji, aku salami satu persatu mereka, tetapi tiap aku salami salah satu dari mereka, mereka selalu berkata : "Wahai Ibnu Mubarak, bukankah engkau melaksanakan haji bersama kami ? bukankah aku melihatmu di tempat ini dan tempat itu."
Aku pun heran dengan perkataan mereka, kemudian setelah aku pulang kerumah dan aku tidur malam harinya, Aku bermimpi melihat Rasulullah SAW, beliau bersabda : "Wahai Ibnu Mubarak, engkau telah memberikan uang dinarmu kepada salah seorang keturunanku, dan engkau telah melapangkan kesusahannya bersama anak-anaknya, Maka Allah telah mengutus malaikat dalam bentuk seperti wajahmu, dan Malaikat itu akan terus menunaikan haji untukmu setiap tahun, dan pahala untukmu akan terus mengalir hingga hari kiamat", Aku pun terbangun dari tidurku, Aku bersyukur dan memuji Kepada Allah atas segala karunia-Nya kepadaku.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang kisah Tabi’in yang diberangkatkan haji oleh malaikat, disebabkan membantu orang yang tidak mampu. Mudah-mudahan kita yang belum haji dimudahkan Allah Swt. jalannya. Dan orang yang sudah haji semoga menjadi haji yang mabrur. Aamiin.
ما شاء الله
BalasHapus