Nabi Musa As. hidup pada masanya Nabi Khidir As. Nabi Musa As. juga berguru kepada Nabi Khidir, banyak ilmu-ilmu yang didapatkan Nabi Musa dari Nabi Khidir. Suatu ketika disaat Nabi Khidir hendak berpisah dengan Nabi Musa As. nabi Khidir sempat memberikan wasiat kepada Nabi Musa As.
Diriwayatkan Ketika Nabi Khidir hendak berpisah dengan Nabi Musa a.s, Musa berkata, "Berilah aku wasiat".
Jawab Nabi Khidir:
1. "Wahai Musa, jadilah kamu orang yang berguna bagi orang lain. Jangan sekali-kali kamu menjadi orang yang hanya menimbulkan kecemasan diantara mereka hingga kamu dibenci oleh mereka.
2. Jadilah kamu orang yang selalu menampakkan wajah ceria, dan janganlah sampai mengerutkan dahimu kepada mereka.
3. Janganlah kamu keras kepala, atau bekerja tanpa tujuan. Apabila kamu mencela seseorang hanya kekeliruannya saja, kemudian tangisilah dosa-dosamu, wahai Ibnu Imran.
4. Wahai Musa, pelajarilah ilmu-ilmu kebenaran agar kamu dapat mengerti apa yang belum kamu fahami, tetapi jangan sampai kamu jadikan ilmu-ilmu itu hanya sebagai bahan omongan.
5. Wahai Musa, sesungguhnya orang yang selalu memberi nasihat itu tidak pernah merasa jemu seperti kejemuan orang-orang yang mendengarkannya. Maka, janganlah kamu terlalu lama dalam menasihati kaummu. Dan ketahuilah bahwa hatimu itu ibarat sebuah bejana yang harus kamu rawat dan pelihara dari hal-hal yang memecahkannya.
6. Kurangilah usaha-usaha duniawimu, dan buanglah jauh-jauh dibelakangmu, karena dunia ini bukanlah alam yang akan kamu tempati selamanya. Kamu diciptakan adalah untuk mencari tabungan pahala-pahala akhirat nanti. Bersikap ikhlaslah dan bersabar menghadapi kemaksiatan yang dilakukan oleh kaummu.
7. Hai Musa, tumpahkanlah seluruh pengetahuan ilmumu, karena tempat yang kosong akan terisi oleh ilmu yang lain. Janganlah kamu banyak mengomongkan ilmumu itu kerana kamu akan dipisahkan oleh kaum ulama'. Maka bersikap sederhana sajalah, karena sederhana itu akan menghalangi aibmu dan akan membuka taufiq hidayah Allah untukmu.
8. Berantaslah kejahilan kamu dengan cara membuang sikap masa bodohmu yang selama ini menyelimuti dirimu, itulah sifat orang-orang arif lagi bijaksana, menjadi rahmat bagi semuanya. Apabila orang bodoh datang kepadamu dan mencacimu, rendamlah ia dengan penuh kedewasaan serta keteguhan hatimu.
9. Hai Putra Imran, tidakkah kamu sedari bahwa ilmu Allah yang kamu miliki hanya sedikit saja. Sesungguhnya menutupi kekurangan yang ada pada dirimu atau bersikap sewenang-wenangnya adalah menyiksa dirimu sendiri. Janganlah kamu buka pintu ilmu ini, jika kamu tidak tahu menguncinya, dan jangan kamu kunci pintu ilmu ini, jika kamu tidak tahu bagaimana membukanya.
10. Hai Putra Imran, barangsiapa suka menumpuk-numpuk harta benda, dia sendiri bakal mati tertimbun dengannya, hingga dia merasakan akibat dari kerakusannya itu. Namun, semua hamba yang mensyukuri semua kurnia Allah, serta memohon kesabaran atas ketentuan-ketentuan-Nya, dialah hamba yang zuhud dan patut diteladani. Bukankah orang seperti itu mampu mengalahkan nafsu syahwatnya dan dapat memerangi bujukan rayuan syaitan?. Dan dia pula orang yang mengetam buah dari ilmu yang selama ini dicarinya, dan segala amal kebajikan dan pahalanya akan dibalas diakhirat nanti. Sedangkan kehidupannya didunia akan tenteram ditengah-tengah masyarakat yang merasakan jasa-jasanya.
11. Hai Musa, pelajarilah ilmu-ilmu pengetahuan agar kamu dapat mengetahui segala yang kamu belum ketahui, misalnya masaalah yang tidak dapat diselesaikan atau hanya dijadikan bahan pembicaraan saja. Itulah penuntun jalanmu dan orang-orang akan disejukkan hatinya.
12. Hai Musa Putra Imran, jadikanlah pakaianmu bersumber dari dzikir dan fikir, serta perbanyakkan amal kebajikan. Suatu hari kamu tidak akan mampu mengelak dari kesalahan, maka pintalah keredhaan Allah dengan berbuat kebajikan, kerana pada saat-saat tertentu akalmu pasti akan melanggar larangan-Nya.
Sekarang telah kupenuhi kehendakmu untuk memberi pesan-pesan kepadamu. Omonganku ini tidak akan sia-sia bila kamu mahu menurutinya. Setelah itu Nabi Khidir meninggalkan Nabi Musa a.s yang duduk termenung dalam tangis kesedihan".
Sahabat bacaan madani, semoga wasiat Nabi Khidir kepada Nabi Musa a.s ini menjadi renungan dan pedoman untuk kita dalam menghayati hidup membawa keberkahan Mencari Keridhaan Allah. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.