Rasulullah Saw adalah sosok yang sangat mulia. Kemuliaan Rasulullah Saw sudah nampak jauh sebelum diangkat jadi Nabi dan Rasul. Rasulullah Saw diutus Allah Swt untuk menyempurnakan akhlak manusia, sebagaimana sabda Rasulullah Saw,
"Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak manusia." (HR Malik)
Bahkan Rasulullah Saw diutus Allah Swt sebagai “Rahmatan Lil ‘alamiin” rahmat bagi seluruh alam, bukan hanya kepada manusia saja. Akan tetapi untuk seluruh alam. sebagaimana firman Allah Swt dalam Al-Qur’an,
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS. Al-Anbiya’: 107)
Kemuliaan akhlak Rasulullah Saw di akui oleh orang Islam maupun non Muslim. Sehingga Rasulullah pun mendapat gelar “al-amin”. Bahkan kemuliaan akhlak Rasulullah Saw bisa dilihat dari sifat penyebar-Nya. banyak kekerasan-kekerasan yang ditujukan kepada Rasulullah Saw.setiap kekerasan yang ditujukan kepada Rasulullah Saw tidak sekalipun dibalas dengan kekerasan, bahkan Rasulullah membalasnya dengan kedermawanan. Seperti apa yang dikisahkan dalam hadits Rasulullah Saw yang berasal dari Abu Hurairah,
Abu Hurairah RA bertutur: "Suatu hari kami duduk bersama Rasulullah SAW di masjid. Apabila beliau berdiri, kami pun berdiri. Suatu hari, beliau berdiri, lalu kami pun bediri. Katika beliau sampai ke pertengahan masjid, tiba-tiba seorang laki-laki menarik mantel Rasulullah dengan keras, padahal mantelnya itu terbuat dari bahan yang kasar. Saking kerasnya, leher Rasulullah pun tampak memerah."
Laki-laki berkata,”Wahai Muhammad, isikan kedua untaku dengan apa saja, karena kau tidak pernah membawa harta, baik dengan hartamu sendiri maupun dari harta bapakmu.”
Rasulullah saw menjawab,”Tidak, dan aku memohon ampun kepada Allah. Aku tidak akan memenuhi kedua untamu sehingga kau terlebih dahulu melepaskan tarikanmu dari leherku.”
Laki-laki dusun itu berkata kembali: “Tidak, demi Allah, aku tidak akan melepaskannya sebelum kau memenuhi permintaanku.”
Rasulullah saw lalu mengulang perkataannya tadi tiga kali. Namun, laki-laki itu tetap tidak mau melepaskan tarikannya.
Begitu mendengar jawaban laki-laki dusun tadi, kami para sahabat segera bermaksud menghampiri laki-laki tersebut, namun Rasulullah segera berpaling kepada kami dan berkata:
“Tolong semuanya, jangan mengubah posisi dan tempat laki-laki tersebut sampai aku memberikan izin.”
Rasulullah saw lalu berkata kepada laki-laki saat itu: “Wahai fulan, penuhi unta laki-laki tadi dengan gandum, dan untanya yang satu lagi dengan kurma.”
Setelah dipenuhi, Rasulullah bersabda: “Ayo bubarlah kalian.” (HR. Abu Daud)
Dalam hadits riwayat yang lain juga, sebagai berikut,
Anas bin Malik bertutur: "Suatu hari aku berjalan bersama Rasulullah saw. Saat itu beliau memakai selimut dari daerah Najran yang ujungnya sangat kasar. Tiba-tiba ia ditemui seorang Arab dusun. Tanpa basa basi, laki-laki dusun itu langsung menarik selimut kasar Rasulullah itu keras-keras sehingga aku melihat bekas merah di pundak Rasulullah."
Laki-laki dusun tersebut berkata, “Suruh orang-orangmu untuk memberikan harta Allah kepadaku yang kau miliki sekarang.” Rasulullah saw lalu berpaling kepada laki-laki tadi. Sambil tersenyum, beliau bersabda, “Berilah laki-laki ini makanan apa saja,’ (HR Bukhari).
Demikianlah sahabat bacaan madani kisah kesabaran dan kedermawanan Rasulullah Saw, semoga kita bisa mencintoh dan mengamalkan ajaran yang ditinggalkan oleh Rasulullah Saw tersebut. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.