Lisan merupakan anugerah sekaligus amanah dari Allah Swt yang harus kita jaga sebaik mungkin. Amanah dan Anugerah yang akan dimintai pertanggung jawabannya oleh Allah Swt kelak di hari Kiamat.
Lisan, bentuknya memang relatif kecil bila dibandingkan dengan anggota tubuh yang lain, namun ternyata memiliki peran yang sangat besar bagi kehidupan manusia. Celaka dan bahagia ternyata tak lepas dari bagaimana manusia memanajemen lidahnya. Bila lidah tak terkendali, dibiarkan berucap sekehendaknya, alamat kesengsaraan akan segera menjelang. Sebaliknya bila ia terkelola dengan baik, hemat dalam berkata, dan memilih perkataan yang baik-baik, maka sebuah alamat akan datangnya banyak kebaikan.
Di saat kita hendak berkata-kata, tentunya kita harus berpikir untuk memilihkan hal-hal yang baik untuk lidah kita. Bila sulit mendapat kata yang indah dan tepat maka ahsan (mendingan) diam. Inilah realisasi dari sabda Rasulullah Saw
"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya ia berkata yang baik atau diam." (HR. Bukhari dan Muslim)
di samping itu kita pun harus paham betul manakah yang menimbulkan kejelekan sehingga lidah kita tidak keliru memijaknya. Kita harus tahu apakah sebuah hal termasuk dalam bagian dosa bagi lidah kita atau tidak? Bila kita telah tahu , tentunya kita bersegera untuk meninggalkannya.
Dikatakan sebagai Anugerah karena dapat menyelamatkan pemiliknya dan meninggikan derajatnya. Dan dikatakan pula sebagai Amanah karena jika pemiliknya lalai dalam menjaganya, dapat menyebabkan penyesalan dan menjerumuskannya pemiliknya ke dalam jurang neraka.
Rasulullah Saw bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra :
"Sungguh seorang hamba mengucapkan satu kalimat yang mendatangkan keridhoan Allah, namun dia menganggapnya ringan, karena sebab perkataan tersebut Allah meninggikan derajatnya. Dan sungguh seorang hamba mengucapkan satu kalimat yang mendatangkan kemurkaan Allah, namun dia menganggapnya ringan, dan karena sebab perkataan tersebut dia dilemparkan ke dalam api neraka." (HR. Bukhari dan Muslim)
Banyak manusia yang kurang perhatian dan cenderung meremehkan dalam hal menjaga lisan. Bahkan ironinya, sebagian mereka justru telah terbiasa menggunakan lisannya untuk mencela dan mencaci maki manusia, berdusta, ghibah (menggunjing, atau mengadu domba, berdebat tanpa hikmah, bercanda berlebihan, bersaksi palsu dll
Banyak hubungan kekeluargaan dan kekerabatan putus dan hancur karena lisan? Banyak hati yang tercerai berai, pertumpahan darah dan hilangnya nyawa manusia disebabkan oleh lisan! Banyak orang-orang terzhalimi yang disebabkan oleh lisan? Berapa banyak wanita-wanita baik-baik dicerai juga disebabkan oleh lisan? Berapa banyak harta benda dirampas karena ulah lisan? Dan banyak wanita-wanita shalihah dituduh berzina lewat lisan?
Lisan merupakan penjaga pahala amalan kebaikan yang kita lakukan. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh imam At-Tirmidzi dari sahabat Mu'adz bin Jabal ra ketika beliau bertanya kepada Rasulullah Saw tentang amalan yang dapat memasukkannya ke dalam surga dan menjauhkannya dari neraka, kemudian Rasulullah Saw menyebutkan tentang rukun iman dan beberapa pintu-pintu kebaikan, Kemudian setelahnya Rasulullah Saw berkata kepada Mu'adz: "Maukah kujelaskan kepadamu sesuatu yang dapat menjaga (pahala dari amalan) itu semua?" kemudian beliau memegang lisannya dan berkata: "jagalah ini" maka Mu'adz bin Jabal ra pun bertanya: "Wahai Nabi Allah, apakah kita akan disiksa dengan sebab perkataan kita?" Nabi Saw menjawab: "Ibumu kehilanganmu ya Mu'adz! (ungkapan agar yang diajak bicara kemudian benar-benar memperhatikan perkataan selanjutnya). "Betapa banyak manusia tersungkur diseret ke neraka di atas wajah mereka atau di atas hidung mereka melainkan dengan sebab lisan mereka."
Maka dari itu, sejak mulai saat ini hendaklah kita lebih berhati-hati dalam berucap dan berbicara.
Bicara dan ucapkanlah perkataan yang baik. atau jika tidak mampu maka hendaklah kita diam, karena itu yang lebih selamat.
Rasulullah Saw bersabda,
"Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata baik atau diam." (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam hadits yang lain Rasulullah Saw bersabda :
"Barangsiapa yang mampu menjamin untukku apa yang ada di antara kedua rahangnya (lisan) dan apa yang ada di antara kedua kakinya (kemaluan) aku akan menjamin baginya surga." (HR. Bukhari)
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang bahaya bagi orang yang tidak bisa menjaga lisannya. Mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang selalu menjaga lisan dari kemungkaran. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.