Kematian adalah satu hal wajar yang pasti dialami oleh tiap-tiap insan yang hidup di dunia. Allah Subhanahu Wa Ta’ala menghidupkan dan mematikan kita sekehendak-Nya dan sewaktu-waktu yang telah di tetapkan tanpa kita ketahui waktu, keadaan dan tempat di mana kita akan mati. Maut tidak bisa kita ragukan lagi, itu pasti. Tidak ada satupun yang bisa lari dari kenyataan kematian. Tidak ada yang bisa memajukan dan memundurkannya walau hanya sesaat.
Sebelum maut menjemput, terlebih dahulu Allah Swt. memberi tanda untuk kita, yaitu melalaui waktu atau masa. Tanpa kita Sadari begitu cepatnya kehidupan di dunia ini, rasanya hari-hari terasa cepat tanpa terasa, waktu demi waktu, jam demi jam, hari demi hari, bulan demi bulan rasanya cepat sekali berlalu tanpa terasa, tapi sadarkah kita bahwa maut makin mendekati kita. Dan sadarkah kita apakah kita sudah menyiapkan bekal yg akan kita bawa kehadapan Sang Pencipta, yaitu kehidupan yang kekal abadi?
Allah Swt Berfirman :
Allah bertanya: "Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?", Mereka menjawab: "Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung".
Allah berfirman: "Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui", Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?" (QS. Al-Mu'minun : 112-115)
Sahabat bacaan madani. Janganlah kehidupan dunia yang sebentar ini menjadikan kita lalai, akan kenyataan yang pasti dan akan kita alami, bahwa kita akan dikembalikan kepada Allah Sang Pencipta, Langit dan bumi
Ibnu Umar berkata, Rasulullah Saw bersabda :
"Jikalau engkau berpetang-petang, maka janganlah engkau menanti-nantikan waktu pagi dan jikalau engkau berpagi-pagi, janganlah engkau menanti-nantikan waktu petang - yakni untuk mengamalkan kebaikan itu hendaklah sesegera mungkin. Ambillah kesempatan sewaktu engkau berkeadaan sehat untuk mengejar kekurangan di waktu engkau sakit dan di waktu engkau masih hidup guna bekal kematianmu." (HR. Bukhari)
"Jikalau engkau berpetang-petang, maka janganlah engkau menanti-nantikan waktu pagi dan jikalau engkau berpagi-pagi, janganlah engkau menanti-nantikan waktu petang - yakni untuk mengamalkan kebaikan itu hendaklah sesegera mungkin. Ambillah kesempatan sewaktu engkau berkeadaan sehat untuk mengejar kekurangan di waktu engkau sakit dan di waktu engkau masih hidup guna bekal kematianmu." (HR. Bukhari)
Waktu yang lalu tidak akan kembali lagi tapi waktu yg berjalan pasti akan mendekati detik-detik dimana kita akan menemui titik akhir dari perjalanan kita di bumi ini.
Rasulullah Saw Bersabda :
Dari Anas Ra, katanya: "Nabi Saw menggariskan beberapa garis, lalu beliau bersabda: "Ini adalah angan-angan manusia sedang ini adalah ajalnya. Kemudian di waktu orang itu sedang dalam keadaan sedemikian - yakni angan-angannya masih tetap panjang dan membubung tinggi, tiba-tiba datanglah garis yang terpendek - yakni garis yang memotongnya yaitu kematian." (HR Bukhari)
Sahabat bacaan madani yang dirahmati Allah Swt. apakah kita masih lalai dan masih panjang angan-angan kita di dunia ini, apakah ambisi yang menggebu gebu terhadap suatu keinginan di dunia ini masih menguasai jiwa kita. Ketahuilah semua itu tak akan ada gunanya, tak akan ada manfaatnya, Sesungguhnya kecintaan yang besar terhadap dunia hanya melalaikan kita, hanya akan membuat kita lupa bahwa ajal kita akan semakin dekat. Apakah kehidupan Dunia yg sebentar ini mampu melupakan kita terhadap kehidupan Akhirat yang lebih kekal dan abadi ?
Baca Juga :
- Ternyata Manusia yang Paling Berat Siksanya di Neraka Bukanlah Orang Kafir
- Dimanakah Jiwa Orang yang Sedang Tidur?
Baca Juga :
- Ternyata Manusia yang Paling Berat Siksanya di Neraka Bukanlah Orang Kafir
- Dimanakah Jiwa Orang yang Sedang Tidur?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.