Alkisah suatu hari saat Khalid bin Walid di hadapan komandan pasukannya menjelang perang Yarmuk memperoleh surat dari khalifah Umar bin Khattab. Di dlam surat itu tercantum beberapa hal, termasuk berita wafatnya Khalifah Abu Bakar dan beralihnya kendali kekhalifahan ke tangan Umar bin Khattab.
Yang menjadi terpenting dari isi surat itu adalah Khalifah Umar bin Khattab mencopot jabatannya sebagai panglima perang yang disandang Khalid bin Walid, dan mengangkat Abu Ubaidah bin Jarrah sebagai penggantinya.
Bagaimana sikap Khalid bin Walid tentang pemecatannya? Ia menerima pemberhentian tersebut dengan sikap ksatria. Tidak sedikit pun kekecewaan dan emosi terpancar diwajahnya.
Pemecatan tersebut tidak mempengaruhi semangat juang Khalid bin walid untuk menghadapi perang Yarmuk. Bahkan Khalid bin Walid berkata,
“Aku tidak berperang untuk Umar. Aku berperang untuk tuhannya Umar.”
Khalid bin Walid langsung segera mendatangi Abu Ubaidah bin Jarrah untuk menyerahkan kendali kepemimpinannya. Setelah itu ia berperang habis-habisan dibawah komando mantan anak buahnya tersebut. Padahal, masa itu adalah masa keemasan Khalid bin Walid.
Betapa bahagianya Khalid bin Walid. Lihatlah betapa mudahnya ia menyerahkan jabatan kepada anak buahnya, lalu berperang habis-habisan sebagai seorang prajurit dan anak buah. Orientasi perjuangannya adalah Allah Swt. bukan jabatan, ketenaran dan kepuasan nafsunya.
Sahabat bacaan madani. Kita harus mengevaluasi diri. Boleh jadi kita sibuk beramal, tetapi tidak sibuk menata niat. Oleh sebab itu amal-amal yang kita lakukan nilainya menjadi kurang, bahkan sangat sedikit dihadapan Allah Swt. Mudah-mudahan pemimpin-pemimpin kita di negeri ini bisa mencontoh Khalid bin Walid. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.