Agama Islam mengatur hubungan suami dengan istri agar menjadi hubungan yang suci dan bersih. Anjuran utama bagi istri shalihah dalam masalah jima’ dengan suami jangan sampai menunda-nunda jika suami mengajak berhubungan badan, apalagi sampai menolaknya ketika dalam keadaan sehat, karena menyegerakan keinginan suami dalam urusan tempat tidur sangat besar pengaruhnya dalam hubungan cinta kasih antara suami istri. Tujuannya juga supaya tidak terjadi perzinahan. Maka istri hendaknya berusaha menunaikan pelayanan biologis suami kapan saja dengan pelayanan yang sebaik-baiknya, kecuali pada masa-masa yang diharamkan untuk bersetubuh.
Rasulullah saw. bersabda,
“Allah melaknat istri yang suka berkata, ‘nanti...nanti (dalam memenuhi ajakan suami).” (HR Thabrani).
Namun walaupun demikian sebaiknya istri yang shalihah mengetahui waktu-waktu yang tepat akan berhubungan dengan suami, sehingga hubungan tersebut akan menciptakan suasana harmonis, mesra dan bekesan. Adapun waktu-waktu tersebut adalah :
1. Setelah suami pulang dari bepergian jauh.
Suami yang baru pulang dari bepergian jauh apalagi sedikit lama. Pastinya suami sangat merindukan berjima’ dengan istrinya. Tapi perlu diingat, biarkan suami istirihat dulu.
2. Malam ketika mensyukuri sesuatu.
Berhubungan dengan suami ketika merayakan sesuatu, biasanya lebih menciptakan suasana yang mesra, romantis dan berkesan. Misalnya malam mensyukuri hari perniakahan.
3. Saat perbaikan (islah) setelah berselisih dengan suami.
Suami dan istri yang baru baikan dari berselisih, biasanya sama-sama merindukan. Apalagi sudah lama berselisih. Pastinya sangat harmonis dan berkesan.
4. Ketika mencapai suatu keberhasilan.
Waktu mencapai keberhasilan adalah termasuk waktu yang sangat membahagiakan. Maka pada saat-saat demikian berhubungan suami istri sangat berkesan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.